Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tak hanya Indonesia yang negaranya berupa kepulauan. Di benua Eropa tepatnya di negara Denmark, ada sebuah negara kepulauan yang sangat terkenal. Namanya adalah Kepulauan Faroe.
Konon, di pulau ini tidak ada serangga dan nyamuk yang berkeliaran. Selain itu, negara kepulauan ini juga dikenal sebagai 'pulau domba'. Penasaran seperti apa? Simak terus infonya di bawah ini.
1. Asal usul nama Kepulauan Faroe
Nama pulau Faroe berasal dari bahasa Norse kuno yaitu Føroyar yang berarti kepulauan domba. Nama tersebut diambil kemungkinan mengacu pada lambang nasionalnya yang berupa domba jantan. Selain itu, nama "Faroe" diberikan oleh penduduk zaman Viking pada abad ke-9.
2. Terletak di Atlantik Utara antara Skotlandia dan Islandia
Kepulauan Faroe pada dasarnya merupakan sebuah negara mandiri namun tetap berada di bawah kedaulatan Kerajaan Denmark. Luas wilayahnya mencapai 1.399 kilometer persegi dengan jumlah populasi sekitar 50.000 jiwa.
Ibu kota Kepulauan Faroe adalah Tórshavn dengan bahasa nasional yaitu bahasa Norse kuno yang telah digunakan sejak 1.200 tahun yang lalu.
Baca Juga: Kepulauan Falkland Bebas Ranjau Usai 38 Tahun Berakhirnya Perang
3. Negara kepulauan ini juga memiliki simbol-simbol nasional lho
Karena statusnya sebagai negara merdeka sehingga Kepulauan Faroe pun memiliki berbagai simbol sebagai identitas nasional mereka. Salah satunya yaitu bendera nasional yang disebut Merkið, pertama kali dikibarkan pada 22 Juni 1919.
Lagu kebangsaan Faroe berjudul "Tú alfagra land mítt" yang artinya Tanah terindah milikku. Lambang nasional Kepulauan Faroe disebut Veðrur yang terdiri dari perisai biru dengan seekor domba jantan.
4. Oystercatcher dan buttercup jadi burung dan bunga nasional
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Oystercatcher (Haematopus ostralegus) adalah burung penangkap tiram yang juga dijadikan simbol nasional Kepulauan Faroe. Dalam musik Fuglakvæði, burung pemangsa dianggap sebagai penindasan oleh Kerajaan Denmark, sedangkan oystercatcher sebagai burung pembela bagi orang-orang yang lemah.
Ada juga bunga buttercup (Ranunculus) yang sebagian besar tumbuh liar di Amerika Utara. Banyak cerita legenda di balik makna simbolis bunga ini. Namun, secara garis besar buttercup melambangkan kerendahan hati, kerapian, kekanakan dan pesona yang indah.
Dalam bahasa Faroe, burung oysterscatcher disebut "Tjaldur" sedangkan bunga buttercup disebut "Sólja".
5. Kurangnya populasi perempuan
Hans Pauli Strøm, seorang peneliti statistik Faroe mengatakan bahwa populasi wanita lebih sedikit dibandingkan pria. Hal ini disebabkan karena Kepulauan Faroe lebih menganut nilai dan prinsip kaum pria sehingga dianggap kurang cocok bagi kaum wanita. Karena itulah banyak wanita yang memilih beremigrasi.
Tentu saja masalah ini membuat banyak pria kesulitan mencari pasangan. Bahkan beberapa di antaranya memilih mencari istri dari negara luar seperti Thailand dan Filipina.
6. Dipimpin oleh seorang perdana menteri
Kepulauan Faroe menganut sistem politik variasi dari gaya parlementer Skandinavia. Sebagaimana negara merdeka, Kepulauan Faroe juga memiliki hak untuk membuat undang-undang sendiri dan hak otonomi daerah. Namun, segala urusan luar negeri dan sistem pengadilan tetap berada di bawah pengawasan dan koordinasi dengan Kerajaan Denmark.
Baca Juga: Rusia Tempatkan Sistem Pertahanan Udara S-300 di Kepulauan Kuril