Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Krait kepala merah, salah satu ular merah di Indonesia (commons.wikimedia.org/Marius Burger)

Reptil bukanlah hewan yang terkenal akan warnanya yang memukau atau coraknya yang bervariasi. Justru hewan bersisik ini lebih terkenal karena bisanya yang mematikan, giginya yang tajam, dan sisiknya yang keras. Walau begitu, bukan berarti reptil hanya memiliki warna gelap seperti hitam atau cokelat.

Berbanding terbalik dari perkiraan banyak orang, beberapa jenis reptil seperti ular malah mempunyai warna yang cerah seperti merah. Warna merah yang dimiliki ular punya beberapa fungsi, seperti sebagai alat kamuflasme dan berfungsi sebagai sinyal peringatan bagi predator dan pengganggu.

Spesies ular yang punya warna merah juga tak sedikit. Beberapa di antaranya adalah ular cabai besar, ular cabai kecil, krait kepala merah, bandotan pohon, ular alang-alang kepala pink, sampai ular picung api. Tak hanya itu, ular-ular tersebut ternyata juga dapat ditemukan di Indonesia, lho. Yuk, simak deretan ular berwarna merah menyala yang hidup di Indonesia berikut ini!

1. Ular cabai besar

Ular cabai besar (commons.wikimedia.org/Seshadri.K.S)

Dilansir The Reptile Database, Calliophis bivirgatus atau ular cabai besar dapat ditemukan di beberapa wilayah Indonesia seperti Kalimantan dan Jawa. Habitatnya mencakup hutan lebat dan wilayah dingin yang mana kedua daerah tersebut umumnya berada di dataran tinggi atau pegunungan. Hewan ini termasuk ular terestrial, yang artinya ia hidup, berkembang biak, dan beraktivitas di daratan. Biasanya, mereka terlihat di dalam lubang, di pinggir sungai, di rerumputan, atau di tumpukan daun kering.

Ular cabai besar merupakan ular berbisa tinggi, lho. Gigitannya cukup berbahaya bagi manusia. Panjang maksimalnya sekitar 1,8 meter dan ia sangat mudah dikenali dari tubuhnya yang kurus dan ramping. Selain itu, ular ini punya tubuh berwarna gelap seperti hitam kebiruan. Sementara, warna merah menyala yang dimiliki ular ini dapat terlihat di bagian kepala, ekor, dan sebagian perutnya. 

2. Ular cabai kecil

Ilustrasi ular cabai kecil (commons.wikimedia.org/R. Soedirman)

Seperti namanya, Calliophis intestinalis atau ular cabai kecil merupakan kerabat dekat dari ular cabai besar. Hewan ini juga memiliki bisa yang kuat dan berbahaya bagi manusia. Namun jika kerabatnya punya ukuran yang cukup besar ular ini justru berukuran mungil karena panjangnya hanya sekitar 50 cm, jelas Ecologyasia. Ciri fisiknya juga sedikit berbeda dengan badan pipih, tubuh berwarna cokelat atau hitam, pola garis merah yang melintang dari ekor sampai leher, dan pola merah berbentuk huruf Y di bagian atas kepala.

Pada tahun 2019, para ahli melakukan penelitian mendalam terhadap ular ini dan hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan kalau ia dibagi jadi tujuh subspesies. Ketujuh subspesies tersebut juga dapat ditemukan di berbagai daerah, seperti Pulau Jawa, Thailand, Sumatra, Kalimantan, Malaysia, dan Filipina. Namun semuanya punya habitat yang sama, yaitu rerumputan, hutan, kebun, dan daerah lembap.

3. Ular alang-alang kepala pink

Ular alang-alang kepala pink (commons.wikimedia.org/Marius Burger)

Sebenarnya, Calamaria schlegeli atau ular alang-alang kepala pink punya banyak sekali variasi warna. Secara umum warna dasarnya adalah hitam, namun variasi warnanya dapat terlihat di warna kepala dan perut. Tercatat ia punya empat variasi warna yang umum, yaitu kepala pink, kepala merah menyala, kepala kuning, dan kepala kuning dengan garis kuning di samping tubuh. Nah, individu berkepala pink dan merah sangat mirip dengan ular cabai. Walau begitu, nyatanya hewan ini tidak berbisa, lho.

Sebagai ular berukuran kecil dan tidak berbisa hewan ini hampir tidak memiliki strategi pertahanan yang efektif. Oleh karena itu ia memilih untuk menjalani gaya hidup fosorial dan sering bersembunyi di dalam tanah, di semak-semak, atau di bawah daun keringMakanannya juga tak jauh-jauh dari hewan yang ada di tanah seperti serangga dan cacing, terang Thai National Parks.

4. Bandotan pohon

Bandotan pohon (commons.wikimedia.org/Patrick JEAN)

Bandotan pohon termasuk spesies viper. Seperti viper lain, ular ini memiliki kepala segitiga, taring yang panjang, dan bisa mematikan, jelas Animalia. Selain merah, variasi warna dari bandotan pohon juga ada banyak, seperti cokelat, hitam, abu-abu, sampai kekuningan.

Bandotan pohon termasuk ular arboreal, karenanya hewan ini sering terlihat di pepohonan, rerumputan, kebun, sampai hutan. Sayangnya, penyebaran ular dengan nama ilmiah Craspedocephalus puniceus ini terbilang sempit. Alhasil belum banyak yang diketahui tentang spesies ini.

5. Krait kepala merah

Krait kepala merah (commons.wikimedia.org/Marius Burger)

Krait kepala merah berasal dari genus Bungarus, yaitu genus yang sama dengan beberapa ular berbisa tinggi seperti ular weling dan welang. Karena hal tersebut, kekuatan bisanya tidak jauh berbeda dari kedua ular tersebut. Alhasil kamu tak boleh menyentuh atau mengganggunya. Ciri fisik ular ini juga mirip dengan keduanya, yaitu tubuh ramping, panjang, sisik yang besar, dan sisik bagian punggung atau dorsal yang menonjol.

Namun ada satu perbedaan mencolok antara krait kepala merah dengan ular welang dan weling, yaitu warnanya. Ular welang dan weling punya tubuh bergaris, sedangkan ular ini justru punya tubuh berwarna hitam, ekor berwarna merah, dan kepala berwarna merah. Namun selain warna dan corak, ular ini sangat mirip dengan kerabat-kerabatnya. Ular dengan nama ilmiah Bungarus flaviceps ini sering terlihat di daerah lembap, dapat ditemukan di Indonesia, punya gerakan yang lambat, dan sama-sama suka memakan ular lain, jelas iNaturalist.

6. Ular picung api

Ular picung api (inaturalist.org/auzansukaton)

Dilansir GBIF, ular dengan nama ilmiah Rhabdophis flaviceps ini hanya bisa ditemukan di beberapa tempat, yaitu Sumatra, Kalimantan, dan Malaysia. Ia tergolong sebagai ular semi akuatik yang artinya bisa hidup di dua alam, yaitu di daratan dan di air.

Panjang maksimalnya memang hanya 80 cm, tapi bisanya cukup berbahaya dan kemungkinan sanggup melumpuhkan manusia. Untungnya, ular ini jarang menggigit dan ia lebih suka menggunakan bisanya untuk membunuh mangsa seperti ikan dan kodok.

Nama picung api yang disematkan pada ular ini sangat menggambarkan warna dan coraknya. Bagaimana tidak, jika diperhatikan dengan seksama ia punya tubuh berwarna cokelat kemerahan, kepala berwarna merah darah, dan perut berwarna merah atau jingga. Garis-garis putih tipis juga terlihat di tubuhnya yang mana menambah keunikan hewan ini. Sebenarnya, warna-warna tersebut digunakan untuk berkamuflase di daun kering dan tanah, tapi sekilas warna tersebut justru membuatnya terlihat garang dan ganas.

Di balik bisanya yang mematikan dan lilitannya yang kuat nyatanya ada juga ular yang memiliki warna merah yang memukau. Warna merah tersebut dimiliki oleh berbagai jenis ular mulai dari yang berbisa, yang tidak berbisa, yang berukuran kecil, sampai yang berukuran besar. Mereka juga dengan mudah dapat ditemukan di Indonesia dan di daerah-daerah yang kerap didatangi manusia. Karenanya kamu harus berhati-hati jika tak ingin berpapasan dengan reptil tanpa kaki ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team