TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos tentang Alam Ini Akhirnya Dijelaskan oleh Sains, Apa Saja?

Bisa menambah wawasan, nih!

Penampakan aurora di wilayah dingin. (pexels.com/Stein Egil Liland)

Pada dasarnya, kejadian dan fenomena alam yang terjadi di dunia ini bisa dijelaskan secara ilmiah meskipun belum semuanya. Namun, sejak dulu, masih banyak kesalahpahaman akan anggapan orang terhadap fenomena alam. Nah, penilaian tersebut yang akhirnya menciptakan mitos dan berkembang hingga kini.

Kabar baiknya, beberapa dari mitos-mitos tersebut sudah bisa dijelaskan oleh sains. Seperti apa penjelasannya? Inilah beberapa mitos tentang alam yang akhirnya bisa dijelaskan secara ilmiah. Disimak, ya!

1. Kapal hantu

Penampakan kapal yang seolah melayang akibat fatamorgana. (dok. Farmers Almanac)

Pada zaman dulu, tepatnya di abad pertengahan hingga era abad ke-18, mungkin pemandangan kapal "terbang" akan dianggap sebagai misteri yang sulit untuk dipecahkan. Bahkan, tak jarang ada banyak orang yang mengaitkan fenomena tersebut dengan keberadaan kapal hantu yang misterius. Sayangnya, di zaman modern, pencinta kapal hantu harus gigit jari karena fenomena tersebut terbukti menjadi bagian dari fatamorgana.

Dicatat dalam National Geographic, perbedaan suhu di atas permukaan laut bisa mengakibatkan ilusi optik yang bahkan sanggup ditangkap oleh kamera digital. Jalur cahaya dari sinar Matahari akan melalui lapisan udara di atas permukaan laut dengan suhu yang berbeda. Yup, perbedaan suhu antara lapisan udara dengan air laut tadi akan menyebabkan pemantulan bayangan objek yang seolah tampak diatas cakrawala.

Para ahli fisika juga menyatakan bahwa pembiasan cahaya yang datang dari objek (kapal) akan merambat dengan kecepatan yang berbeda dari biasanya. Pasalnya, perbedaan suhu akan mengakibatkan pembiasan cahaya menjadi tidak stabil, sehingga mata manusia dan kamera menangkap hal tersebut sebagai bagian dari ilusi optik.

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah tentang Sosiopat, Dikenal Suka Melanggar Hukum

2. Bahaya radiasi badai Matahari

Potret Matahari yang diambil dari teleskop luar angkasa NASA. (unsplash.com/NASA)

Radiasi dari badai Matahari tentu saja sangat berbahaya. Akan tetapi, Bumi dapat melindungi semua makhluk hidup di dalamnya dari paparan radiasi tersebut. Jadi, jangan terlalu berpikir ekstrem seperti ide yang ditunjukkan dalam film-film Hollywood, di mana badai Matahari akan mengakibatkan kiamat. Well, faktanya, tidak semudah itu badai Matahari dapat merusak Bumi dan isinya.

Sejak zaman purba hingga kini, ada banyak badai Matahari yang sampai ke Bumi. Untungnya, planet kita punya perlindungan ekstra untuk menangkalnya. Menurut NASA, medan magnet Bumi telah menjadi perisai khusus yang melindungi Bumi dari amukan badai Matahari. Itu sebabnya, muncul aurora sebagai tabrakan antara medan magnet Bumi dengan radiasi badai Matahari yang umumnya terjadi di wilayah kutub.

Kendati demikian, dampak radiasi dari badai Matahari memang cukup dirasakan bagi perangkat elektronik, seperti GPS, pemancar radio, dan lain sebagainya. Nah, ternyata Bumi bisa melindungi dirinya sendiri dari badai Matahari dengan cara yang indah. Keren juga, ya!

3. Lebih sulit ke luar angkasa ketimbang menjelajahi lautan

Penerbangan ke luar angkasa yang dilakukan oleh NASA. (pexels.com/Pixabay)

Bumi saja belum dijelajahi seluruhya, kok manusia sudah ribut untuk eksplorasi ke Mars...

Ada mitos yang masih sering diungkapkan oleh banyak orang, yakni membandingkan perjalanan ke luar angkasa dengan menjelajahi lautan. Pada umumnya, mereka akan menyatakan bahwa ke luar angkasa jauh lebih sulit ketimbang menjelajahi seluruh bagian Bumi. Sayangnya, anggapan tersebut tidak tepat dan cenderung menyesatkan.

Faktanya, perjalanan ke luar angkasa itu jauh lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan menjelajahi palung laut terdalam di Bumi. Dilansir dalam Oceana, para ilmuwan dan ahli sepakat bahwa ada lebih 80 persen lautan di Bumi yang belum dijelajahi manusia. Bukan tidak mau, melainkan tantangan yang ada begitu berat.

Ya, berbicara mengenai lautan berarti juga menghitung risiko yang ditanggung berdasarkan kedalaman, tekanan, jarak pandang, dan suhu ekstrem. Ahli kelautan NASA, Dr. Gene Carl Feldman, menyatakan hal yang sama. Pada dasarnya, dalam banyak kasus, lebih mudah mengirim manusia ke luar angkasa ketimbang menugaskan mereka ke dasar lautan Bumi.

4. Berlindung dari tornado di bawah kolong jembatan

ilustrasi badai tornado (pexels.com/Ralph W. Lambrecht)

Di beberapa film Hollywood, mungkin kamu pernah melihat adegan di mana orang-orang akan berlindung dari amukan tornado di bawah jembatan. Sayangnya, adegan ini tidak akan efektif jika dilakukan di dunia nyata. Ditulis dalam laman Ground Zero Storm Shelters, menempatkan diri di bawah jembatan layang pada saat badai tornado adalah keputusan buruk karena justru akan berdampak fatal.

Kecepatan perputaran angin malah akan meningkat di sela-sela bawah jembatan karena udara akan mengalir pada jalur yang sempit. Tak jarang, perputaran tornado di bawah jembatan bisa mencapai lebih dari 350 km per jam dan membawa puing-puing seperti batu atau sampah yang akan menembus kulit manusia.

Jika kendaraan yang kamu kemudikan berhadapan dengan tornado, menepilah dan parkir di tempat aman. Kenakan sabuk pengaman dan tundukkan kepala, lindungi bagian belakang kepala menggunakan tangan atau selimut. Tapi, jika memungkinkan, carilah tempat yang benar-benar aman seperti ruang bawah tanah.

Baca Juga: 10 Mitos Operasi Caesar yang Salah dan Fakta Sebenarnya

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya