Apa yang menyebabkan pesawat canggih yang dibuat dengan ketelitian tinggi tersebut bisa meledak di udara? Ilmuwan dan pihak penyelidik dari pemerintah, swasta, dan independen telah bersama-sama melakukan riset dan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebab utama dari musibah Challenger 1986.
Laman Space mencatat bahwa kemungkinan terbesar penyebab ledakan tersebut adalah kesalahan teknis pada pesawat tersebut. Cincin-O (O-ring) pada sebelah kanan roket gagal dilepaskan sehingga menghambat kerja sistem pada suplai bahan bakar. Salah satu roket pendorong menjadi miring dan menggores badan pesawat. Goresan berat tersebut menyebabkan percikan api di sekitar tangki bahan bakar.
Mengapa cincin-O mengalami gagal fungsi? Menurut penemuan bukti-bukti di lapangan, cuaca dingin dan membeku yang terjadi sehari sebelum peluncuran menjadi salah satu penyebab gagalnya sistem kerja cincin-O tersebut. Menurut data cuaca yang ada, pada 27 dan 28 Januari 1986 suhu di wilayah peluncuran memang sangat rendah dan bahkan beberapa bagian landasan pada Sistem Transportasi Luar Angkasa (STS) membeku.
Tapi, ada banyak pihak masih sangat penasaran dengan penyebab utama dari kecelakaan fatal tersebut. Secara teknis, kegagalan sistem cincin-O memang menjadi penyebab utama. Namun, bagaimana secara politik? Apakah terdapat konspirasi tertentu untuk menghentikan misi tersebut? Mengapa NASA begitu ceroboh dan tampak bodoh dengan meluncurkan wahana di saat cuaca sedang membeku?
Faktanya, tidak mudah untuk menjawab hal tersebut. Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dalam lamannya menulis bahwa pada misi-misi besar sebelumnya--termasuk program Challenger--NASA memang selalu melakukan serangkaian studi dan riset yang sangat mendalam demi keamanan misi yang akan mereka jalankan. Namun, rupanya hal tersebut berdampak pada jumlah biaya atau dana yang dibutuhkan, yang tentunya sangat besar.
Ilmuwan dan pakar luar angkasa tidak mau berandai-andai mengenai kecelakaan hebat tersebut. Memang ada isu konspirasi yang berembus di tengah politik Amerika saat itu. Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang bisa mengungkap dugaan konspirasi tersebut. Para ahli juga berpendapat bahwa musibah tersebut adalah murni kecelakaan dan kegagalan teknis.