TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ledakan Besar yang Terjadi di Luar Angkasa dan Bisa Diamati Saat Ini

Seberapa kuat ledakan-ledakan tersebut?

scitechdaily.com

Belasan miliar tahun lalu, pernah ada sebuah ledakan hebat yang dianggap sebagai Big Bang atau Ledakan Dahsyat pembentuk alam semesta. Big Bang masih diakui sebagai teori valid sebagai satu-satunya gagasan mengenai pembentukan awal mula alam semesta.

Nah, setelah terjadinya Big Bang, alam semesta terus berkembang dan mengalami banyak perubahan. Bahkan, tak jarang terjadi ledakan-ledakan hebat lainnya dari berbagai penjuru alam semesta.

Di zaman modern ini, ada beberapa ledakan hebat di alam semesta yang masih sanggup dideteksi oleh teknologi manusia dari Bumi. Yuk, kita selidiki seperti apa ledakan-ledakan di luar angkasa tersebut.

1. Ledakan di Bulan

cosmosmagazine.com

Bulan adalah satelit alam milik Bumi yang ternyata sering mendapatkan hantaman dari berbagai macam batuan luar angkasa. Biasanya, batuan angkasa yang menabrak Bulan berukuran kecil. Namun, dalam beberapa kasus, Bulan juga mengalami tabrakan dan sampai mengakibatkan ledakan yang pada akhirnya menciptakan kawah berukuran besar.

Seperti dicatat dalam laman NASA, pada 17 Maret 2013, Bulan telah mengalami sebuah ledakan yang cukup masif akibat hantaman objek luar angkasa. Meteorit yang berukuran sangat besar telah dikonfirmasi menghantam permukaan Bulan dengan dampak yang luar biasa.

Dalam teleskop khusus luar angkasa milik NASA, terlihat pada saat ledakan terjadi, ada bagian Bulan yang tampak jauh lebih terang dibandingkan biasanya. Menurut pakar NASA, ledakan yang terjadi di Bulan pada saat itu memiliki kekuatan setara dengan 5 ton TNT.

Baca Juga: Akan Digunakan NASA untuk Misi Deep Space, Ini 5 Fakta Pesawat Orion

2. Ledakan pada Nebula Kepiting

siliconrepublic.com

Ada sebuah nebula yang terletak 6.500 tahun cahaya dari Bumi bernama Nebula Kepiting. Dinamakan "Kepiting" karena nebula tersebut sepintas mirip dengan cangkang kepiting yang terbalik. Pencitraan tersebut muncul karena pengamatan dilakukan dengan teleskop dari Bumi dan banyak pengamat yang menamakan demikian.

Namun, sejatinya Nebula Kepiting adalah kumpulan gas dan puing-puing bekas ledakan bintang yang sangat masif. Gambaran indah tersebut merupakan pecahan dari ledakan superhebat yang berasal dari bintang-bintang yang sudah mati. Ledakan pada nebula yang melibatkan bintang mati akan menjadi sebuah ledakan supernova.

Space dalam lamannya mencatat bahwa ledakan di Nebula Kepiting masih terjadi dan apa yang diamati oleh para ilmuwan merupakan gambaran ledakan supernova yang sangat besar sejak masa lampau. Ahli astronomi memperkirakan bahwa ledakan yang terdapat dalam Nebula Kepiting mampu menghasilkan kekuatan sebesar 100 miliar elektron volt.

3. Ledakan di sekitar atmosfer Bumi

phys.org

Pada 2013 lalu, Bumi pernah mengalami ledakan cukup kuat yang terjadi di sekitar atmosfer, seperti ditulis dalam Scientific American. Ledakan tersebut terjadi 25 kilometer di atas permukaan laut. Ledakan udara ini terjadi akibat hantaman meteor yang meluncur cepat di wilayah udara Chelyabinsk, Rusia.

Kejadian yang lebih dahsyat hampir terulang pada 2018. Kala itu, Bumi juga mendapatkan "serangan" dari asteroid besar. Namun, rupanya objek tersebut tidak sempat menghantam Bumi karena jarak orbitnya cukup jauh. Sebetulnya, ledakan di atmosfer Bumi sangat sering terjadi.

Bisa dikatakan bahwa setiap saat, Bumi mendapatkan hantaman dari batuan luar angkasa. Namun, kebanyakan batuan angkasa tersebut akan hancur dan terbakar pada saat menghantam atmosfer Bumi. Hanya sebagian kecil saja yang sanggup mencapai permukaan Bumi dalam ukuran yang cukup besar.

4. Ledakan sinar gama

scitechdaily.com

Ledakan sinar gama atau gamma juga pernah terjadi secara masif di luar angkasa. Laman Space mencatat bahwa ledakan gama merupakan salah satu jenis ledakan angkasa yang sangat besar. Radiasinya diyakini mampu menghancurkan objek-objek angkasa yang ada dalam radius ledakan tersebut.

Pada 2018 dan 2019 lalu, untuk pertama kalinya ilmuwan dapat mendeteksi cahaya yang memancarkan energi yang luar biasa masif. Para ilmuwan mendeteksi keberadaan semburan sinar gama melalui Teleskop Fermi NASA dan Obeservatorium Swift NASA.

Kedua ledakan tersebut terlihat pada timeline atau alur waktu yang sangat berbeda. Ledakan pertama yang terlihat pada 2018 berasal dari suatu tempat berjarak 7 miliar tahun cahaya dari Bumi. Sedangkan, ledakan kedua yang diamati pada 2019 berasal dari tempat dengan jarak 4,5 miliar tahun cahaya dari Bumi. Ini menandakan bahwa kedua ledakan tersebut terjadi pada zaman purba, yakni miliaran tahun lalu.

Baca Juga: NASA Ingin Beli Debu dan Batu Bulan dari Perusahaan Swasta

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya