TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Hal di Ruang Angkasa yang Bahayakan Bumi, Bisa Terjadi Kiamat?

Dapat menimbulkan bencana besar

ilustrasi ruang angkasa (pexels.com/Miriam Espacio)

Ada banyak hal yang menjadi ancaman terbesar bagi keberadaan manusia. Mulai dari pemanasan global, bencana alam, pandemik, perang nuklir, hingga keberadaan benda-benda yang berasal dari luar Bumi. 

Ruang angkasa sangat luas dan dipenuhi dengan berbagai hal unik. Di satu sisi, ini membuat langit tampak indah, bahkan memiliki pengaruh positif bagi kehidupan Bumi. Namun, di sisi lain, beberapa hal di ruang angkasa juga bisa mengancam kehidupan di Bumi.

Kali ini, kita akan mempelajari lebih jauh apa saja hal di ruang angkasa yang keberadaannya mengancam kehidupan Bumi dan mengapa demikian.

1. Tabrakan asteroid

ilustrasi asteroid (pixabay.com/Alexander Antropov)

Asteroid dianggap telah berkontribusi pada kepunahan dinosaurus. Dan, bukan tidak mungkin asteroid kembali menimbulkan bahaya bagi kehidupan di Bumi.

Dijelaskan laman The Conversation, Bumi mungkin terlindung dari tabrakan asteroid kecil, tetapi Bumi tidak berdaya dalam melawan hantaman asteroid yang lebih besar.

Meskipun tabrakan asteroid tidak begitu saja akan menghancurkan Bumi, tetapi ini dapat menyebabkan tsunami, kebakaran, dan bencana alam besar lainnya yang melenyapkan banyak umat manusia.

2. Matahari yang makin besar

ilustrasi matahari (unsplash.com/Jonathan Borba)

Tidak ada benda yang abadi di alam semesta ini, begitu pula dengan Matahari. Objek ruang angkasa yang sangat penting bagi kehidupan Bumi ini diperkirakan hanya akan hidup hingga 7,72 miliar tahun lagi. Saat tiba waktunya, Matahari akan membuang atmosfer luarnya untuk membentuk nebula planet, berakhir sebagai sisa-sisa bintang yang dikenal sebagai katai putih.

Bumi sendiri akan binasa terlebih dahulu sebelum Matahari benar-benar mati. Saat Matahari menjadi lebih tua, ini akan menjadi lebih dingin dan makin besar.

Saat menjadi bintang raksasa, Matahari akan mulai menelan planet yang berada di dekatnya, yaitu Merkurius dan Venus. Matahari juga akan menciptakan angin yang sangat kuat yang mengganggu posisi Bumi di Tata Surya

Baca Juga: 5 Fakta Garis Karman yang Jadi Pembatas Bumi dengan Luar Angkasa

3. International Space Station (ISS)

International Space Station (pixabay.com/Skeeze)

International Space Station (ISS) adalah laboratorium besar yang telah mengorbit Bumi selama lebih dari dua dekade dan menjadi rumah bagi para astronom. Keberadaan ISS berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang astronomi.

Meskipun ISS dibangun dengan perencanaan matang dan dipelihara dengan dana yang besar, tetapi tidak ada yang menjamin bahwa ISS akan bertahan selamanya. Dilansir Space, ISS menghadapi risiko dari puing-puing ruang angkasa di mana tabrakan sekecil apa pun bisa menimbulkan bencana.

Selain itu, jika ISS tidak lagi dapat berfungsi, butuh dana banyak untuk membuangnya ke orbit yang jauh lebih tinggi atau mengontrol turunnya ke atmosfer. Jika tidak, ISS akan jatuh ke atmosfer dalam penurunan yang tidak terkendali, yang menimbulkan risiko kehancuran di Bumi.

4. Sampah ruang angkasa

ilustrasi sampah ruang angkasa (iso.org)

Ketika negara-negara maju mulai berlomba untuk menjelajahi ruang angkasa, mereka mulai membangun satelit dan menembakkan roket ke luar Bumi. Kala itu, tidak ada yang terpikirkan tentang apa yang terjadi pada objek yang mereka kirimkan ke ruang angkasa setelah misi berakhir. Pada akhirnya, objek ini terus bertambah dan menjadi sampah ruang angkasa.

Mengutip The Guardian, sekarang diperkirakan ada lebih dari satu juta keping puing-puing yang terbang di orbit sekitar Bumi. Mayoritas sampah ruang angkasa ini berasal dari satelit China yang diledakkan dengan rudal dan tabrakan antara satelit Rusia dan Amerika. Masing-masing memiliki potensi untuk bertabrakan dan menghancurkan satu sama lain. Banyaknya puing di angkasa juga menempatkan risiko di masa depan kita tidak dapat meluncurkan lebih banyak satelit ke orbit.

5. Hubble Space Telescope

Hubble Space Telescope (commons.wikimedia.org)

Hubble Space Telescope adalah teleskop ruang angkasa yang digunakan untuk mengamati dan merekam apa saja yang terjadi di langit. Hubble telah mengorbit di sekitar Bumi selama 30 tahun dan menangkap jutaan gambar tata surya, bintang-bintang, serta galaksi-galaksi di sekitarnya.

Sayangnya, dijelaskan laman European Space Agency, observatorium bertenaga surya seberat 11.110 kg ini sudah mendekati akhir masa pakainya. Dengan demikian, NASA harus merekayasa pengembalian yang terkontrol ke Bumi, mendorong pesawat ke orbit yang lebih tinggi, atau merancang misi baru yang akan meningkatkan umur panjang Hubble.

Namun, sebelum rencana ini berhasil, orbit Hubble akan terus berada dalam bahaya karena tarikan Bumi, yang berpotensi mengakibatkan bencana akibat tabrakan antara tahun 2028 dan pertengahan 2030-an.

6. Supernova terdekat

ilustrasi supernova (pexels.com/Alex Andrews)

Supernova adalah ledakan yang terjadi ketika sebuah bintang telah mencapai akhir hidupnya, terjadi rata-rata sekali atau dua kali setiap 100 tahun di Bimasakti. Ini lebih mungkin terjadi lebih dekat ke pusat padat Bimasakti, sementara Bumi berada sekitar dua pertiga dari tengah.

Ledakan supernova sangatlah kuat dan mampu mengirimkan radiasi energik dan gelombang ledakan gas yang dikeluarkan jauh ke luar angkasa. Jika ledakan supernova terjadi dalam jarak sekitar 25 tahun cahaya dari Bumi, planet ini akan kehilangan atmosfernya dan semua kehidupan akan binasa.

Menurut laman The Conversation, untuk saat ini, bintang yang mendekati akhir hidupnya, yaitu Betelgeuse, berjarak 460-650 tahun cahaya dari Bumi. Untungnya, jarak ini sangatlah jauh sehingga tidak akan menimbulkan dampak apa pun bagi Bumi.

Baca Juga: 5 Fakta Bintang Methuselah, Benarkah Lebih Tua dari Semesta?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya