Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Perang, apa pun alasannya, selalu menjadi bukti kehancuran di berbagai belahan dunia. Tidak hanya menyebabkan krisis ekonomi dan kemanusiaan, bangunan-bangunan bersejarah pun kerap menjadi korban.
Hal tersebut menjadi kerugian bagi dunia karena situs-situs sejarah itu menjadi bukti peradaban manusia. Dilansir laman History dan The Culture Trip, berikut ini enam situs sejarah yang hancur akibat perang.
1. The Gates of Nineveh, Irak
Kota Niniwe merupakan kota kuno yang berasal dari Assyria kuno dari abad ke-7 SM. Kota ini secara historis dijaga oleh tembok dan beberapa gerbang. Dua gerbang yang paling menonjol adalah Gerbang Adad dan Gerbang Mashki yang dikenal juga sebagai Gerbang Tuhan.
Sayang banget, pada 2016, ISIS menghancurkan kedua gerbang ini sebagai bagian dari aksi berkelanjutan menghancurkan situs budaya dan benda peninggalan bersejarah.
2. Patung Buddha Bamiyan, Afghanistan
Buddha Bamiyan dulunya adalah monumen Buddha tertinggi di dunia. Patung ini diukir di sisi tebing pada abad ke-6. Yang terbesar berukuran lebih dari 170 kaki (52 meter).
Tempat ini pun segera dikenal sebagai situs suci. Dilansir History, pada 629 M, wisatawan Tiongkok Xuanzang menggambarkan bahwa puluhan ribu biksu berkumpul di dekat arca tersebut.
Namun, pada 2001, Taliban menghancurkan patung para Buddha dengan mengebom mereka selama beberapa minggu. Hal itu dilakukan sebagai perintah pemimpin spiritual Mullah Mohammed Omar yang memerintahkan penghancuran patung-patung berhala di Afghanistan.
Baca Juga: 12 Kejadian Mengerikan Selama Terjadinya Perang Salib, Apa Saja?
3. Vijećnica of Sarajevo, Serbia
Balai Kota yang bersejarah, Vijećnica, dari Sarajevo dibangun pada 1890-an. Arsitekturnya terinspirasi oleh desain Islam, khususnya arsitektur Mamluk, yang berkembang antara abad ke-13 dan 16 di Kairo, Mesir.
Pada 1949, pemerintah kota mengubahnya menjadi Perpustakaan Nasional. Namun, pada 1992, Vijećnica terbakar dalam peristiwa Pengepungan Sarajevo saat perang antara pasukan Yugoslavia dan Bosnia Herzegowina.
Kejadian ini menghancurkan hampir dua juta buku. Namun akhirnya, bangunan bersejarah ini berhasil dibangun kembali pada 2014 dan dibuka untuk umum.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Masjid Djinguereber, Mali
Kekaisaran Mali membangun Masjid Djinguereber di Timbuktu pada masa pemerintahan Mansa Musa pada abad ke-14. Masjid ini terbuat dari tanah dan kayu yang ditumbuk dan masih merupakan bagian penting dari kehidupan kota saat ini.
Namun, masjid mengalami kerusakan kecil pada 2012 ketika anggota kelompok militan Ansar Dine menyerang kota. Kelompok itu merusak dua makam Djinguereber dan beberapa bangunan lainnya.
Pada 2016, Ahmad al-Faqi al-Mahdi mengaku bersalah telah merusak situs-situs ini di Pengadilan Kriminal Internasional. Hal itu menandai penuntutan pertama pengadilan atas penghancuran situs budaya sebagai kejahatan perang.
5. Masjid Ummayah, Suriah
Masjid Agung Aleppo atau Masjid Umayah dibangun pada abad ke-8 oleh Khalifah Ummayah awal Al-Walid. Bangunan ini diyakini terdapat makam dari Nabi Zakharia. Masjid ini adalah salah satu masjid terbesar dan tertua di Aleppo yang terletak di dalam tembok Kota Tua.
Sementara itu, menara agung masjid yang digunakan untuk azan dibangun pada abad ke-11. Sayang, bangunan tersebut hancur pada 2013 saat terjadi perang saudara di Suriah.
Baca Juga: Sering Terlupakan, Inilah 8 Fakta Pasukan Muslim dalam Perang Dunia