Apa Itu Selat Muria yang Dikaitkan dengan Banjir Demak?
Konon, ini merupakan selat yang hilang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika melihat peta Jawa Tengah bagian utara, tepatnya kawasan Rembang, Pati, Demak, bahkan Jepara merupakan bagian dari Pulau Jawa. Namun, tidak demikian dengan peta yang ada sebelum abad ke-16. Konon, pada waktu tersebut, daerah-daerah yang disebutkan sebelumnya terpisah dari Pulau Jawa. Kawasan tersebut dipisahkan oleh lautan. Nah, perairan yang membagi wilayah tersebut dinamakan Selat Muria.
Apa itu Selat Muria pun kembali ramai dibicarakan setelah banjir yang melanda kawasan Demak dan sekitarnya. Tidak sedikit yang menyebutkan bahwa gelombang air tersebut sebagai 'comeback' dari Selat Muria ini. Nah, sebelum menuangkan pendapat, ada baiknya mengetahui dulu sejarah dari selat ini.
Apa itu Selat Muria?
Selat Muria adalah wilayah perairan yang lokasinya berada di antara pulau vulkanik Gunung Muria dan Pegunungan Kendeng di Pulau Jawa. Selat ini menjadi pemisah kedua pulau tersebut, setidaknya sebelum abad ke-17.
Hal tersebut didukung oleh studi antropological dari De Graaf dan Pigeaud pada tahun 1985 serta ahli sejarah asal Prancis bernama Lombard pada tahun 1996 yang mengasumsikan Gunung Muria terpisah dari Pulau Jawa.
Keberadaan selat ini memanjang dari timur ke barat dan melewati titik yang kini menjadi daerah Rembang, Pati, Kudus, dan Demak. Hal itu dibukitkan dari studi berjudul Studi Antropologi Maritim dan Pengembangan Basisdata Spasial yang menyebutkan bahwa dulunya Demak, Jepara, Kudus, Pati, Juwana, dan Rembang adalah kawasan pelabuhan.
Namun, pelabuhan tersebut bukan sembarangan, lho. Sebab, pelabuhan dan selat tersebut juga menjadi kunci penting perdagangan, ekonomi, politik, serta penyebaran agama pada era Pangeran Trenggana. Berkat adanya selat ini, kapal bisa berlayar dari Semarang menuju Rembang tanpa harus memutar. Hal ini pun dikaitkan dengan suksesnya Kerajaan Demak pada masa tersebut dan hilangnya Selat Muria menjadi salah satu alasan kemundurannya.
Selain itu, studi dalam International Conference on Tropical and Coastal Region Eco-Development pun menyebutkan adanya penemuan fosil moluska pada situs arkeologi Patiayam. Sumber lain mengatakan bahwa pada situs tersebut ditemukan fosil berusai ratusan ribu tahun.