TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inti Bumi Berputar Terbalik, Apa Efeknya bagi Manusia?

Daripada parno karena mengira ini bahaya, cek faktanya saja

ilustrasi bumi (freepik.com/rawpixels.com)

Seperti kita tahu, setiap waktu bumi bergerak. Pergerakan ini tidak hanya terjadi pada bagian luarnya, tetapi juga intinya. Secara umum, peneliti meyakini bahwa inti bumi akan berputar berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari kutub utara.

Namun, riset terbaru justru menunjukkan pergerakan inti bumi berputar terbalik. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan apa dampaknya bagi kehidupan manusia? Berikut uraiannya. 

Mengenal lapisan bumi

Saat belajar geografi, pasti dijelaskan bahwa bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Bagian terluar merupakan lapisan yang kita tinggali, yakni kerak bumi. Morfologinya meliputi gunung-gunung tinggi, lautan dalam, dataran, dan sebagainya.

Lapisan ini bukan satu-satunya bagian dari bumi, lho! Di bawahnya masih ada mantel bumi, yang ketebalannya sekitar 3 ribu kilometer. Bagian ini hampir tidak dapat disentuh oleh manusia. Bagian kecil dari mantel yang bisa tersentuh manusia hanyalah berlian.

Lanjut, di bawahnya masih ada inti bumi yang terbagi jadi inti luar dan inti dalam. Bagian inti luar terbuat dari besi dan nikel cair yang berada di kedalaman 5.180 hingga 2.880 kilometer. Sementara, inti dalam terletak sekitar 6.400 hingga 5.180 kilometer dengan struktur besi dan nikel yang padat.

Bagian inti bumi tersebut berputar setiap waktu. Strukturnya yang terbuat dari mantel semi padat dan dikelilingi inti luar cair memungkinkan inti dalam berputar. Gerakan perputarannya bahkan lebih cepat dari permukaannya, melansir National Science Foundation. 

Baca Juga: Apa Itu Rotasi Bumi dan Dampaknya? Ini Penjelasannya

Fenomena inti bumi berputar terbalik

ilustrasi inti bumi (freepik.com/pikisuperstar)

Sebuah penelitian terbaru dalam jurnal Nature Geoscience yang dipublikasi Senin (23/01/23) tengah ramai diberitakan. Pasalnya, penelitian tersebut menyebutkan bahwa inti bumi mungkin berhenti bergerak, bahkan berputar ke arah berlawanan. 

Yi Yang, ilmuwan peneliti rekanan di Universitas Peking dan Xiaodong Song, profesor ketua Universitas Peking, mempelajari gelombang seismik dari gempa bumi yang telah melewati inti dalam bumi. Penelitian ini dilakukan dari tahun 1964-2021.

Metodenya dengan mencoba menemukan gempa berulang yang cukup kuat untuk menghasilkan gelombang seismik yang dapat menembus inti dalam. Keduanya lantas menyimpulkan seberapa cepat inti dalam berputar.

Hasilnya, menunjukkan bahwa inti dalam berhenti berputar sekitar tahun 2009-2020. Sejak 2020 hingga sekarang, inti bumi tampak berputar mundur. Jeda serupa dalam rotasi inti ditemukan pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.

Perubahan laju rotasi inti dalam ini tampak cocok dengan pola variasi panjang hari (LOD) di bumi dari 60 tahun terakhir. Sebuah grafik yang ditampilkan dalam penjelasan The Weather Network menunjukkan variasi LOD terbalik. Artinya, makin banyak superrotasi inti, semakin pendek panjang hari. Sementara itu, semakin banyak subrotasi, makin panjang hari berlangsung.

Peneliti terkait mengungkapkan bahwa variasi panjang hari dan medan geomagnetik bumi membentuk pola sekitar 6-7 dekade. Dengan terungkapnya panjang variasi rotasi inti dalam, berarti bagian yang sama juga mengalami osilasi setiap 60-70 tahun.

Namun, penelitian ini belum sepenuhnya bisa memaparkan durasi aktivitas inti bumi tersebut. Pasalnya, Yi Yang dan Xiaodong Song mengakui bahwa catatan data lengkap hanya mencakup periode 56 tahun. Belum ada informasi yang cukup untuk memastikan osilasi yang lebih lama itu.

Hasil penelitian lainnya

ilustrasi bumi (unsplash.com/kylejglenn)

Hrvoje Tkalcic, seorang ahli geofisika di Universitas Nasional Australia, memberikan pendapat yang berbeda. Sosok yang juga menulis buku bagian inti dalam bumi ini memaparkan bahwa siklus inti dalam terjadi setiap 20-30 tahun, bukan 70 yang diusulkan dalam studi terbaru. 

Sementara itu, sebuah makalah oleh Song dan Paul Richards yang dipublikasi 1996 menunjukkan durasi pergerakan inti bumi. Dalam uraian tersebut disebutkan bahwa bagian dari bumi ini dapat berotasi dengan kecepatan yang berbeda dari bagian planet lainnya. Meski saat itu memicu beberapa perdebatan, peneliti secara independen mengonfirmasi penemuan ini di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, penelitian lain dalam Science Advances edisi Juni 2023 lalu, memeriksa data seismik dari uji coba bom nuklir. Penelitian ini bertujuan melacak secara dekat bagaimana rotasi inti dalam berubah dari tahun 1969 hingga 1974. Hasilnya menunjukkan bahwa inti mengalami subrotasi dari tahun 1969-1971 dan superrotasi dari tahun 1971-1974. Namun, para peneliti mencatat siklusnya terjadi sekitar 6 tahun untuk osilasi, bukan 60 tahun.

Faktanya, objek penelitian tentang inti bumi ini terkubur ribuan kilometer di bawah dataran. Variasi pendapat seperti itu bisa saja terjadi dan wajar jika mengalami kesulitan memahami apa yang terjadi di bagian terdalam planet ini.

Baca Juga: Komet C/2022 E3 (ZTF), Objek Interstellar Cuma Sekali Datangi Bumi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya