TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Sesar Lembang, Patahan yang Bisa Picu Gempa Besar

Dampaknya bisa lebih parah dari sesar cimandiri, benarkah?

gempa bumi (rawpixel.com/5950552)

Nama sesar lembang mendadak naik daun pasca gempa di Cianjur beberapa waktu lalu. Konon, patahan ini dapat memicu gempa dengan magnitudo yang lebih besar daripada sesar cimandiri. Tidak sedikit masyarakat lalu mencari tahu bentang alam ini.

Buatmu yang penasaran, berikut rangkuman sesar alam yang perlu kamu tahu. Penjelasan yang diuraikan meliputi daerah mana saja, jenis, panjang, hingga bahaya yang ditimbulkan.

Baca Juga: Seismologi: Cabang Ilmu Geofisika yang Mempelajari Gempa Bumi

Apa itu sesar lembang?

ilustrasi jenis patahan (commons.wikimedia.org/Rockjockey222)

Sebagaimana kita tahu, bumi terdiri dari tumpukan lapisan. Mulai bagian inti hingga kerak yang paling luar, beberapa beraktivitas dan memengaruhi kehidupan manusia di permukaan. Salah satunya, pergerakan dari sebuah sesar atau patahan. 

Lantas, apa itu sesar? Dilansir United States Geological Survey, sesar atau patahan merupakan rekahan atau zona rekahan antara dua blok batuan. Retakan pada kerak bumi ini bisa terjadi akibat adanya pergerakan di lapisan dalam.

National Park Service menyebutkan bahwa gerakan dari dua blok batuan ini bisa masif dan terjadi pada batas antara lempeng tektonik atau sangat kecil. Jika ketegangan menumpuk di sepanjang patahan, lalu tiba-tiba dilepaskan, hal tersebut bisa memicu gempa bumi.

Adapun sesar lembang merupakan rekahan bergeser yang berada di kawasan Kota Bandung. Peta sesar lembang meliputi Gunung Batu Lembang, Batunyusun, Gunung Batu, Gunung Lembang, Cihideung, Jambudipa, dan berakhir di bagian utara Padalarang. Adapun panjang sesar lembang mencapai sekitar 29 kilometer.

Sejarah sesar lembang

ilustrasi gunung batu (commons.wikimedia.org/Tyasnastitip)

Sejarah sesar lembang tidak bisa lepas dari awal terwujudnya Pulau Jawa. Pulau ini terbentuk sekitar 70 – 35 juta tahun sebelum Masehi dengan struktur penyusunnya adalah batuan metamorf dan batuan beku.

Dilansir situs Disaster Geo UGM, Jawa Barat memiliki usia batuan yang lebih tua dibanding Jawa Tengah atau Jawa Timur. Alasannya, dasar  batuan di pulau bagian timur terbentuk pada tahap akhir setelah tumbukan lempeng Hindia-Australia dan Eurasia.

Tumbukan dua lempeng bumi tersebut terus terjadi sehingga mengakibatkan lempeng Eurasia yang berada di kawasan Jawa terdesak. Gerakan tersebut akhirnya membentuk sesar atau patahan yang ada di sebagian besar wilayah selatan Pulau Jawa.

Sumber lain menyebutkan bahwa sesar ini muncul akibat perkembangan kompleks Gunung Api Sunda-Burangrang yang terdapat di kawasan Padalarang dan Sumedang. Aktivitas tersebut menghasilkan zona depresi di Lembang sebagai sesar turun yang kemudian berkembang menjadi sesar mendatar. 

Baca Juga: 8 Gempa Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah, Tragis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya