Sebabkan Gempa Cianjur, Ini Fakta tentang Sesar Cimandiri

Sering menimbulkan gempa zaman dulu

Indonesia sedang berduka. Pada Senin (21/11), gempa dengan M5,6 skala Richter mengguncang Cianjur, Jawa Barat. Akibatnya, per Senin malam, jumlah korban yang meninggal akibat gempa mencapai 162 jiwa.

Umumnya, gempa terjadi akibat pergeseran lempeng bumi. Dalam kasus gempa Cianjur, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa ini disebabkan oleh pergeseran sesar Cimandiri. Baru pertama dengar? Inilah beberapa fakta menarik soal sesar Cimandiri.

Sudah ada sejak lama

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran pada 2017, sesar mandiri didefinisikan sebagai sesar tua yang terbentuk pada era orogenesis tahap II. Masa ini tepatnya pada Akhir Eosen Tengah, atau 34–56 juta tahun lampau.

Menurut para peneliti UnPad, sesar ini terus aktif hingga membentuk tinggian purba (paleo height) antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri. Lalu, pada Zaman Tersier Akhir, tektonik kompresi kembali terjadi sehingga sesar Cimandiri aktif kembali sebagai sesar naik (thrust fault).

"Peristiwa ini disimpulkan sebagai orogenesa ke III di Pulau Jawa," tulis para peneliti UnPad yang terdiri dari Iyan Haryanto, Johanes Hutabarat, Adjat Sudrajat, Nisa Nurul Ilmi, dan Edy Sunardi.

Sebabkan Gempa Cianjur, Ini Fakta tentang Sesar CimandiriTitik lokasi gempa Cianjur terasa hingga Jakarta. Foto: Capture BMKG.

Lalu, setelah tektonik kompresi mulai berkurang, para peneliti UnPad mencatat adanya kesetimbangan yang membentuk sesar normal di jalur lipatan anjakan Cimandiri. Hasilnya, sesar Cimandiri terdiri atas dua sesar regional, yaitu:

  • Sesar naik: ditandai dengan deformasi lipatan batuan yang umumnya tegak.
  • Sesar normal: ditandai dengan terbentuknya gawir sesar (fault scarp) dengan kemiringan di atas 50°, dan bahkan mendekati vertikal di beberapa lokasi.

Baca Juga: Gempa Cianjur M 5,6 Diduga Akibat Sesar Cimandiri, Ini Penjelasan BMKG

Sesar apakah sesar Cimandiri?

Lalu, dalam penelitian pada 2018 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Adis Suryo W. menuliskan bahwa sesar Cimandiri adalah sesar aktif di Jawa Barat dengan orientasi arah timur laut barat daya.

"Meskipun telah terjadi banyak gempa di sekitar Sesar Cimandiri ini tetapi karakteristik dari sesar ini masih menjadi perdebatan ahli kebumian," tulis Muhammad.

Muhammad menuliskan bahwa sesar ini menimbulkan perdebatan karena ada yang menganggapnya sebagai sesar geser, sesar turun, dan sesar naik. Hasilnya, peneliti UGM tersebut menemukan sesar Cimandiri adalah sesar naik aktif yang menyebabkan gempa M3–5SR dengan kedalaman <50km.

Terakhir kali, mengguncang Sukabumi

Sebabkan Gempa Cianjur, Ini Fakta tentang Sesar CimandiriIlustrasi gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Muhammad mencatat bahwa sesar Cimandiri masih aktif di daerah Jawa Barat. Nyatanya, sesar Cimandiri ternyata menjadi "biang kerok" gempa bumi di daerah Parahyangan. Muhammad mencatat riwayat gempa akibat sesar Cimandiri pernah mengguncang:

  • Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat (1900)
  • Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat (1910)
  • Conggeang, Sumedang, Jawa Barat (1948)
  • Tanjungsari, Bogor, Jawa Barat (1972)
  • Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat (1973)
  • Gandasoli, Sukabumi, Jawa Barat (1982)
  • Sukabumi, Jawa Barat (2001)

Dalam penelitiannya pada 2006 bertajuk "Deformasi Kerak Bumi Segmen-Segmen Sesar Cimandiri", peneliti geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, kini adalah bagian dari BRIN), Edy Zulkarnaini Gaffar, mencatat beberapa daerah yang dilewati oleh sesar Cimandiri. Segmen-segmen tersebut adalah:

  • Pelabuhan Ratu (Banten)–Citarik (Sukabumi)
  • Citarik­–Cadasmalang (Sukabumi)
  • Ciceureum–Cirampo (Sukabumi)
  • Cirampo–Pangleseran (Sukabumi)
  • Pangleseran (Sukabumi)–Cibeber (Cianjur)
  • Cibeber (Cianjur)–Padalarang (Bandung Barat)
  • Padalarang­–Tangkuban Perahu (Bandung Barat)

Baca Juga: Detik-Detik Gempa Cianjur, Langsung Mati Lampu dan Barang Berjatuhan

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya