TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Bencana Gak Biasa yang Pernah Menimpa Dunia, Korbannya Ribuan Jiwa!

Salah satunya dipicu letusan gunung di Indonesia 

ilustrasi badai matahari (nasa.gov/Genna Duberstein)

Bencana alam bukan sesuatu yang baru bagi manusia. Dalam satu tahun, ada puluhan, ratusan, hingga ribuan bencana yang terjadi di berbagai belahan dunia. Entah itu bencana alam berupa tsunami, dan banjir atau bencana yang disebabkan oleh kecerobohan manusia.

Namun dari sekian banyak bencana yang pernah terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia, ada beberapa bencana yang gak biasa bahkan tergolong aneh. Dilansir History, berikut ini bencana gak biasa yang pernah menimpa dunia!

1. Great Smog of London

Pemandangan Nelson's Column London saat Great Smog of London. (commons.wikimedia.org/N T Stobbs)

Kabut normalnya hanya membuat jarak pandang jadi lebih pendek. Namun, di London tahun 1952, kabut tebal berwarna kuning pernah menewaskan ribuan jiwa. Dilansir Britannica, peristiwa bernama Great Smog of London ini disebabkan oleh asap hasil pembakaran batu bara yang muncul di tengah udara bertekanan tinggi.

Akibatnya, asap yang seharusnya terbang ke atmosfer justru berubah menjadi kabut tebal beracun berwarna kuning yang menutupi kota selama 4 hari. Dimulai pada 4 Desember 1952, kabut tebal bukan hanya membuat jarak pandang jadi sangat terbatas, tapi juga menyebabkan 4.000 sampai 12.000 orang meninggal dunia karena berbagai masalah pernapasan. 

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah Mengenai Bencana Tanah Longsor, Harus Diwaspadai!

2. Tunguska Event 

Hutan pinus di Tunguska setelah dihantam meteorit. (commons.m.wikimedia.org/Soviet Academy of Science)

Setiap tahunnya, Bumi memang ditabrak oleh ribuan meteor, tapi hanya sedikit dari mereka yang benar-benar menyentuh permukaan. Sayangnya, Bumi gak selalu seberuntung itu dalam menghindari tabrakan dengan batu luar angkasa.

Dilansir Britannica, pada 30 Juni 1908, sebuah meteorit berdiameter 50-100 meter menghantam hutan pinus Tunguska di Siberia Tengah. Tabrakan itu menghasilkan ledakan setara dengan 15 megaton TNT atau 1.000 kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan di Kota Hiroshima pada Agustus 1945.

Kabar baiknya, peristiwa itu terjadi jauh di tengah hutan. Bayangkan jika meteor itu jatuh di tengah pemukiman warga, berapa banyak orang yang akan menjadi korbannya?

3. Cameroon’s Lake Nyos Disaster 

Danau Nyos 8 hari setelah erupsi (dok. U.S. Geological Survey)

Sebuah gunung api meletus adalah bencana biasa, tapi bisakah sebuah danau meletus? Jawabannya bisa, di Kamerun, sebuah danau bernama Nyos pernah meletus dan membuat ribuan nyawa melayang. Dilansir Britannica, Nyos merupakan danau vulkanik yang terletak di desa Nyos, Kamerun.

Pada tanggal 21 Agustus 1986, danau ini mengeluarkan suara letusan dahsyat yang diikuti dengan pelepasan karbon dioksida dalam jumlah besar ke udara. Hasilnya, 1.700 penduduk yang berada dalam radius 24 kilometer mengalami sesak nafas dan akhirnya meninggal.

Menurut penelitian, meletusnya Danau Nyos disebabkan oleh gas karbon dioksida yang mengendap di dasar danau yang memiliki tekanan tinggi. Hal ini diperparah dengan tanah longsoran yang memasuki danau dan memicu gas naik ke permukaan, lantas menghasilkan letusan dahsyat.

4. The Year Without Summer 

Gunung Tambora (pixabay.com/Kanenori)

Di negara-negara sub tropis, 1 tahun terdiri dari empat musim. Namun hal itu gak berlaku di tahun 1816. Dilansir History Today, pada 5 April 1815, Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat meletus. Erupsi dahsyat itu diikuti oleh banyak letusan susulan, dan baru benar-benar berhenti sekitar 4 bulan kemudian.

Namun berhentinya letusan Tambora gak lantas membuat bencananya selesai. Setelah membuat ribuan orang meninggal di Sumbawa, abu Gunung Tambora naik ke stratosfer dan menyebabkan suhu global turun sebanyak 3 derajat.

Dampak dari bencana ini adalah, di Eropa dan Amerika Utara, musim dingin datang lebih awal. Sementara di New York dan Maine, salju turun sejak bulan Juni dan Eropa mengalami hujan lebat yang berlangsung selama berbulan-bulan. Para petani mengalami gagal panen dan harga makanan naik.

Kondisi ini berlangsung hingga tahun 1819. Namun tahun 1816 adalah yang terburuk sehingga orang-orang menyebutnya dengan "The Year Without Summer".

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah Mengenai Bencana Tsunami, Mengerikan!

Verified Writer

Siti Marliah

Find me on 📷 : instagram.com/sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya