TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Firaun Perempuan Paling Berpengaruh dalam Peradaban Mesir Kuno

Ternyata bukan hanya Cleopatra saja!

africanexponent.com

Sosok penguasa biasanya diidentikkan dengan laki-laki. Begitu juga dengan penguasa peradaban Mesir Kuno. Memang benar bahwa kebanyakan penguasa Kerajaan Mesir Kuno atau yang dikenal dengan sebutan Firaun adalah laki-laki.

Tapi tahukah kamu, kalau tidak semua penguasa yang bergelar Firaun adalah laki-laki. Dilansir nationalgeographic.com, untuk ukuran di zaman itu, Mesir Kuno merupakan peradaban yang cukup maju, termasuk untuk urusan kesetaraan gender.

Bahkan tidak kalah dari para laki-laki, Mesir Kuno juga memiliki beberapa penguasa perempuan yang sangat berpengaruh dan dihormati selama masa peradaban Mesir Kuno, siapa saja mereka?

1. MerNeith 

Berbagai Sumber

MerNeith awalnya memiliki kedudukan sebagai permaisuri Firaun Djet dari Dinasti I. Setelah sang raja meninggal, MerNeith harus naik tahta karena putranya masih terlalu kecil untuk menjadi raja. Ratu MerNeith sendiri berkuasa dari tahun 3200 hingga 2900 SM sebelum digantikan oleh putranya.

Kekuasaan MerNeith sendiri diketahui melalui makamnya, juga keterangan yang di dapat dari makam sang anak, dan Firaun lain. Berbeda dengan makam permaisuri lainnya, makam MerNeith sangat mirip dengan makam para raja Mesir. Makamnya sendiri terdiri dari ruang bawah tanah, makam untuk para pelayan, dan tempat untuk menyimpan persembahan.

Baca Juga: 7 Fakta tentang Hubungan Seks di Mesir Kuno

2. Sobekneferu 

Berbagai Sumber

Selain MerNeith, Mesir Kuno juga pernah diperintah oleh seorang Firaun perempuan bernama Sobekneferu. Sobekneferu sendiri memerintah pada Dinasti 12 dari tahun 1806 hingga 1802 SM. Selama masa pemerintahannya, ratu Mesir ini membangun kuil di Tell Dab'a dan Herakleopolis.

Dia juga membangun piramida untuk makam sang ayah di Hawara, bahkan membangun piramida untuk dirinya sendiri di Mazghuna. Sayangnya, meski piramida itu selesai, tapi makam Sobekneferu tidak ditemukan di sana.

Untungnya, para arkeolog tetap berhasil menemukan gambar Sobekneferu pada tahun 1993. Dalam potretnya tersebut, Sobekneferu digambarkan sebagai ratu yang selalu memakai kain penutup kepala bergaris dan pakaian untuk laki-laki.

3. Neferneferuaten Nefertiti 

nypost.com

Senasib dengan MerNeith, Neferneferuaten Nefertiti juga naik tahta sebagai penguasa Mesir Kuno setelah suaminya, Raja Akhenaten IV meninggal dunia pada tahun 1370 SM. Bukan hanya modal status bangsawan, Ratu Nefertiti juga sangat cerdas. Hal itu terbukti dengan keberhasilannya dalam pemerintahan.

Di bawah kuasanya, rakyat Mesir hidup makmur. Terakhir, Nefertiti juga melakukan revolusi agama, dan meminta rakyatnya hanya untuk menyembah satu dewa yaitu dewa cakram matahari yang dikenal dengan nama Aten.

4. Hatshepsut 

amysmartgirls.com

Next, ada Hatshepsut yang memerintah dari tahun 1578 hingga 1478 SM. Hatshepsut atau yang dalam bahasa Mesir Kuno berarti "perempuan bangsawan terkemuka" merupakan Firaun perempuan kedua yang berhasil dikonfirmasi secara historis, sekaligus juga menjadi salah satu penguasa perempuan paling sukses dalam sejarah peradaban Mesir Kuno.

Perjalanan Hatshepsput untuk tahta di mulai dari usia 13 tahun saat ia menikahi saudara tirinya, Raja Thutmose II. Sayangnya, pernikahan itu tidak berumur panjang karena Thutmose II meninggal dunia pada tujuh tahun kemudian. Hatshepsut kemudian naik tahta menggantikan putranya yang saat itu masih bayi.

Hatshepsut sendiri memerintah Kerajaan Mesir Kuno selama 20 tahun, dan melakukan banyak hal untuk kemajuan negaranya. Dimulai dari pembangunan kuil di Luxor, melakukan ekspansi perdagangan, hingga pelayaran ke Afrika.

Baca Juga: 6 Mitos Peradaban Mesir Kuno yang Masih Sering Dipercaya Banyak Orang

Verified Writer

Siti Marliah

Find me on 📷 : instagram.com/sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya