TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Unik Schadenfreude, Merasa Lebih Baik ketika Lihat Orang Susah

Pernahkah kamu merasa seperti ini?

menshealth.com

"Susah melihat orang senang, senang melihat orang susah."

Pernahkah kalian mendengar kalimat itu? Celetukan yang terdengar normal dan biasa itu rupanya merupakan perwujudan dari schadenfreude. Istilah ini terdengar asing? Well, schadenfreude faktanya sering kalian praktekkan di kehidupan sehari-hari tanpa sadar.

Apa sih sebenarnya schadenfreude ini? Bagaimana perwujudannya di dunia nyata dan apakah wajar berperilaku seperti ini? Let's find the answer here!

1. Mengetahui definisi schadenfreude

longreads.com

Mari mengenal schadenfreude lebih dekat. Istilah ini berasal dari Jerman yang dapat didefinisikan sebagai kesenangan, kegembiraan atau kepuasan diri yang datang dari menyaksikan masalah, kegagalan atau penghinaan yang terjadi pada orang lain.

Schadenfreude merupakan bentuk emosi yang kompleks. Bukannya merasa simpati atas ketidakberuntungan seseorang, justru schadenfreude membangkitkan perasaan gembira dan senang ketika menyaksikan seseorang kesusahan atau sedang mengalami masalah.

2. Istilah ini berasal dari Jerman

deadline.com

Rupanya, istilah schadenfreude berasal dari Jerman. Berasal dari kata 'schaden' yang berarti kerusakan atau bahaya dan kata 'freude' yang berarti sukacita. Kata ini pertama kali disebutkan dalam teks berbahasa Inggris pada tahun 1852 dan 1867, sementara di Jerman sendiri istilah ini dicetuskan pada tahun 1740-an.

Istilah yang sama juga ditemukan di berbagai bahasa. Misalnya, di Jepang dikenal celetukan "...kemalangan orang lain rasanya seperti madu," sementara orang Prancis menyebutnya dengan joie maligne yang berarti kesenangan jahat pada penderitaan orang lain, jelas laman Literary Hub.

3. Apa pendorong terjadinya schadenfreude?

sciencenews.org

Setidaknya, menurut para peneliti ada tiga kekuatan pendorong di balik fenomena schadenfreude, yakni agresi, persaingan dan keadilan. Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa ada hubungan schadenfreude dengan harga diri dan rasa percaya diri dalam diri seseorang.

Ini artinya, semakin sedikit rasa percaya diri yang dimiliki seseorang, maka semakin sering dan intens mereka mengalami schadenfreude. Sebaliknya, individu dengan rasa percaya diri yang tinggi akan lebih jarang untuk mengalami schadenfreude. Mereka menganggap bahwa kemalangan seseorang tidak patut untuk ditertawakan.

Baca Juga: Ajaib! Ternyata dari Cara Menulis Bisa Gambarkan Kondisi Psikologismu

4. Anak-anak lebih sering mengalami schadenfreude

imgflip.com

Tahukah kamu bahwa schadenfreude lebih banyak terjadi pada anak-anak dibanding dengan orang dewasa? Ini karena emosi dan mental anak-anak belum matang, sehingga anak-anak menganggap bahwa kemalangan dan kegagalan yang dialami oleh orang lain pantas untuk ditertawakan.

Bukan berarti orang dewasa tidak mengalami schadenfreude, ya. Orang dewasa juga mengalaminya, namun mereka cenderung untuk menutupi atau menyembunyikan emosinya. Ini bisa terjadi ketika orang yang tidak kita sukai mengalami sesuatu hal yang buruk, lalu kita diam-diam mensyukurinya dalam hati.

5. Schadenfreude masih dibagi menjadi tiga jenis, lho!

bmartin.cc

Tahukah kamu bahwa schadenfreude masih dibagi menjadi tiga jenis? Di antaranya adalah schadenfreude berbasis agresi, schadenfreude berbasis rivalitas dan schadenfreude berbasis keadilan. Yuk simak perbedaan ketiganya:

  • Schadenfreude berbasis agresi: Kegembiraan mengamati penderitaan orang lain yang dapat meningkatkan atau memvalidasi status kelompok mereka sendiri. Ini ada kaitannya dengan kelompok yang saling bersaing.
  • Schadenfreude berbasis rivalitas: Kalau yang ini lebih bersifat individualistis dan terkait dengan kompetisi antar pribadi. Ini muncul dari keinginan manusia untuk menonjol dibanding orang lain. Kemalangan orang lain memunculkan kesenangan karena membuat mereka lebih baik, apalagi jika kemalangan tersebut terjadi pada orang yang tak kita sukai.
  • Schadenfreude berbasis keadilan: Berbeda lagi dengan tipe ini yang memandang bahwa perilaku yang dianggap tak bermoral atau buruk, maka pantas dihukum. Kesenangan ini terjadi ketika orang yang dianggap jahat maka patut untuk menerima balasan. Schadenfreude tipe ini membuat orang merasa keadilan telah dipulihkan.

6. Konsep schadenfreude juga ada di budaya lain, bukan hanya Jerman!

the-tls.co.uk

Rupanya, konsep serupa seperti schadenfreude dikenal di dalam budaya dan negara lain. Misalnya, dalam bahasa latin dikenal sebutan delectatio morosa yang berarti kebiasaan tinggal dengan kesenangan pada pikiran jahat. Oleh gereja pada abad pertengahan, delectatio morosa dianggap sebagai sebuah dosa.

Begitu juga dengan istilah gloating dalam bahasa Inggris yang berarti mengamati atau memikirkan sesuatu dengan kepuasan dan kesenangan. Contohnya adalah menertawakan kemalangan dari musuh kita. Namun, berbeda dengan schadenfreude, gloating tidak selalu berkorelasi dengan kebencian.

Baca Juga: 5 Alasan Psikologis Kenapa Gak Boleh Membenci Orang yang Jahat Padamu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya