TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Pelukis Perempuan Paling Dikenang di Dunia, Girls Power

Apakah kamu mengenal mereka?

Frida Kahlo. (brainpickings.org)

Berbicara tentang sejarah seni, kebanyakan didominasi oleh pria seperti Leonardo da Vinci, Pablo Picasso, atau Vincent Van Gogh. Sedangkan, pelukis perempuan kurang diekspos atau tidak terlalu disorot. Padahal, karya mereka tak kalah mengagumkan dari pelukis laki-laki.

Berikut ini beberapa pelukis perempuan yang paling ikonik dan dikenang sepanjang masa. Kenali mereka lebih dalam, yuk!

1. Sofonisba Anguissola

Sofonisba Anguissola. (wikimedia.org)

Yang pertama adalah Sofonisba Anguissola, yang lahir dari keluarga bangsawan namun relatif miskin. Cukup beruntung karena bakatnya menarik perhatian Michelangelo. Melansir My Modern Met, Anguissola mendapat bimbingan informal melalui pertukaran gambar.

Lukisan "Three Children with a Dog" karya Sofonisba Anguissola. (mymodernmet.com)

Pada kala itu, ia dan seniman perempuan lainnya tidak diizinkan belajar anatomi atau menggambar model karena dianggap vulgar. Meski begitu, Anguissola tetap sukses karena menjadi pelukis di istana Raja Philip II dari Spanyol.

Ia mengembangkan keterampilan untuk melukis potret istana resmi dan potret bangsawan selama 14 tahun. Salah satu karyanya berjudul "Three Children with a Dog" yang dibuat pada era Renaisans Akhir, tepatnya di tahun 1590.

2. Artemisia Gentileschi

Artemisia Gentileschi. (wikidata.org)

Dunia seni bukan hal yang asing bagi Artemisia Gentileschi, sebab ia adalah putri seorang pelukis ulung. Sebagai pelukis dari era Baroque Italia, ia menciptakan lukisan Alkitab dan mitologis dalam skala besar.

Lukisan "Judith and Her Maidservant" karya Artemisia Gentileschi. (wikimedia.org)

Yang membanggakan, Gentileschi adalah perempuan pertama yang diterima di Fine Art Academy, Florence. Mengutip My Modern Met, yang membuatnya terkenal ialah penggambaran realistis tentang bentuk perempuan, kedalaman warna, serta caranya melukis cahaya dan bayangan yang khas.

"Judith and Her Maidservant" merupakan salah satu lukisannya yang paling terkenal. Diperkirakan dilukis antara tahun 1623-1625, lukisan ini menggambarkan kisah tentang Judith dan Holofernes. Kamu bisa menjumpainya di Detroit Institute of Arts.

3. Élisabeth Vigée Le Brun

Élisabeth Vigée Le Brun. (batguano.com)

Élisabeth Vigée Le Brun punya privilege yang sama dengan Artemisia Gentileschi, yaitu merupakan putri seorang pelukis. Sepanjang hidupnya, Le Brun telah menghasilkan hampir 1.000 lukisan lanskap dan potret! Sungguh produktif, ya?

Lukisan "Marie Antoinette and Her Children" karya Élisabeth Vigée Le Brun. (wikimedia.org)

Karirnya melejit setelah melukis Marie Antoinette, ratu terakhir Prancis sebelum Revolusi Prancis. Le Brun telah melukis lebih dari 30 potret ratu dan keluarganya. Tidak hanya karena dibayar, ia melukis untuk meningkatkan citra sang ratu agar lebih bisa diterima oleh publik.

Salah satu karyanya yang terpopuler ialah "Marie Antoinette and Her Children" yang diciptakan pada tahun 1787. Lukisan cat minyak berukuran 275 cm x 216,5 cm ini bisa ditemui di Palace of Versailles, Prancis.

Baca Juga: Super Woman! 7 Ilmuwan Perempuan dan Jasanya bagi Dunia

4. Rosa Bonheur

Rosa Bonheur. (elespanol.com)

Agak berbeda dengan beberapa pelukis yang telah disebutkan, Rosa Bonheur mengambil spesialisasi di lukisan binatang berformat besar. Lukisan hewannya terlihat hidup dan seolah sedang bergerak. Tingkat kemiripannya luar biasa!

Lukisan "The Horse Fair" karya Rosa Bonheur. (mymodernmet.com)

Contoh lukisan di atas berjudul "The Horse Fair" yang mulai digarap pada tahun 1852 lalu dipamerkan di Paris Salon pada tahun 1853. Di tahun 1855, Bonheur menambahkan beberapa sentuhan terakhir.

Ukurannya sangat besar, dengan dimensi 244,5 cm x 506,7 cm. Kamu bisa melihatnya langsung di Metropolitan Museum of Art, New York, dilansir The National Gallery.

Dari sisi personal, Bonheur berani mendobrak stereotip gender pada zaman itu. Sebab, ia selalu memakai "pakaian pria" seperti blus longgar dan celana panjang. Alasannya, pakaian tersebut lebih praktis untuk pekerjaannya sehari-hari.

5. Berthe Morisot

Berthe Morisot. (wikimedia.org)

Berthe Morisot memiliki darah seni yang mengalir di nadinya. Berasal dari keluarga bangsawan Prancis, ia adalah keponakan dari Jean-Honoré Fragonard, pelukis terkenal. Morisot sendiri merupakan pelukis beraliran impresionis.

Lukisan "Lady at Her Toilette" karya Berthe Morisot. (dailyartmagazine.com)

Mengutip My Modern Met, ciri khas lukisannya adalah mengangkat tema domestik. Dibandingkan memakai cat minyak, Morisot lebih suka menggunakan cat air, pastel, dan arang. No wonder, it looks really soft!

Salah satu karyanya adalah "Woman at Her Toilette" yang dilukis sekitar tahun 1875-1880. Penikmat seni sejati akan langsung mengenali ciptaan Morisot berkat sentuhan feminitas yang lembut dengan gaya impresionis yang menawan. Sekarang, lukisan ini dimiliki oleh Art Institute of Chicago.

6. Georgia O'Keeffe

Georgia O'Keeffe. (okeeffemuseum.org)

Selanjutnya adalah Georgia O'Keeffe, pelukis beraliran modernisme kelahiran Sun Prairie, Wisconsin, Amerika Serikat (AS). Kebanyakan objek lukisannya ialah bunga yang diperbesar, gedung pencakar langit (skyscraper) New York, serta lanskap New Mexico.

Lukisan "Black Iris" karya Georgia O'Keeffe. (wikipedia.org)

Ternyata, lukisan bunganya bukan sembarang bunga, melainkan ekspresi seksualitas dan metafora untuk alat kelamin perempuan! Melansir Widewalls, karyanya mendorong seniman perempuan lain untuk memberdayakan diri dan meraih independensi.

Contohnya ialah lukisan berjudul "Black Iris" yang dibuat pada tahun 1926. Menurut Linda Nochlin, seorang sejarawan seni, "Black Iris" ditafsirkan sebagai metafora morfologis untuk alat kelamin perempuan. Lukisan berukuran 91,4 cm x 75,9 cm ini tersimpan di Metropolitan Museum of Art, New York City (NYC).

Baca Juga: 8 Pelukis Paling Legendaris di Dunia, Karyanya Abadi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya