TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Menarik Mengenai Olimpiade Kuno, Sudah Tahu?

Atletnya berlaga dalam keadaan tanpa busana

Monumen Cincin Olimpiade terlihat di depan kantor pusat Komite Olimpiade Jepang (JOC) dekat Stadion Nasional, stadion utama untuk perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda ke 2021 akibat pandemi virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Rabu (23/6/2021), di hari yang menandai satu bulan menjelang pembukaan Olimpiade. ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato.

Kebanyakan orang memang mengetahui bahwa Olimpiade yang sekarang diadakan terinspirasi dari Olimpiade kuno yang berasal dari negeri Yunani. Menurut para sejarawan, sebagaimana dilansir dari Worldhistory.org, Olimpiade kuno dihelat pertama kali sekitar 776 SM di sebuah kota kecil bernama Olympia.

Namun ada banyak hal menarik yang mungkin belum diketahui kebanyakan orang mengenai penyelenggaraan Olimpiade kuno di negeri para dewa ini. Hal-hal tersebut mencakup makna di balik diadakannya turnamen tersebut, berapa lama kegiatan tersebut diadakan, sampai bagaimana keadaan akomodasi atlet dan penonton selama kegiatan tersebut dihelat.

Berikut ini adalah beberapa fakta menarik mengenai salah satu turnamen terbesar di dunia kuno: Olimpiade Yunani.

1. Merupakan bentuk penghormatan kepada dewa

gambar patung Zeus di Olympia (pixabay.com/GDJ)

Sebagaimana dilansir dari history.com, Olimpiade adalah suatu bentuk perlombaan yang ditujukan sebagai penghormatan terhadap dewa Zeus. Sebagian besar lomba atletik dilakukan dalam keadaan telanjang sama sekali, dan seluruh tubuh akan diminyaki dengan minyak zaitun. Hal ini mungkin dilakukan sebagai bentuk penghargaan atas kemuliaan tubuh manusia dan sebagai ungkapan persembahan keperkasaan kepada Zeus, pemimpin pada dewa. Pada hari ketiga penyelenggaraan acara ini, ada 100 lembu yang dikorbankan sebagai persembahan bagi dewa Zeus. Biasanya upacara ini dilaksanakan saat bulan purnama.

2. Dilaksanakan di tempat yang bercuaca sangat panas dan akomodasi yang buruk

reruntuhan kota Yunani kuno (pexels.com/Lina Kivaka)

Pelaksanaan perlombaan ini sendiri dilaksanakan di kota Olympia, Yunani pada musim panas (sekitar pertengahan bulan Juli). Dilansir dari greekboston.com, iklim dan cuaca di Kota Olympia pada saat itu tergolong panas dan kering. Suhu dapat mencapai 29 derajat Celsius. Tentu saja suhu ini cukup membuat tidak nyaman bagi para atlet yang bertarung. Keadaan yang dapat dibayangkan saat itu pasti sangat gerah, mengingat kota kecil yang panas itu dipadati sekitar 45.000 penonton dan pengunjung.

Olimpiade bukanlah kegiatan yang dinikmati secara nyaman. Kota Olympia tidak menyediakan akomodasi yang memadai. Seperti dilansir dari Kuleuven.be, di Olympia lebih banyak tersedia kuil dibandingkan hotel. Hanya tersedia satu tempat penginapan yang tetap yakni hotel Leonidas. Harga menginap di sana di luar jangkauan para penonton, sehingga dikhususkan bagi para tamu kehormatan dan pengurus. Sebagai gantinya, tersedia penyewaan tenda atau sejenis penginapan sementara namun harganya juga sangat mahal. Jadi saat itu, sebagian besar penonton pada saat itu terpaksa tidur di tempat terbuka atau kalau mereka mampu, dapat membawa tenda mereka sendiri.

Makanan yang tersedia di sekitar area Olympia juga sangat terbatas, karena di sana tidak tersedia pasar. Ada beberapa penjual makanan namun kualitas makanan mereka sangat meragukan dan sangat mahal. Seperti dilansir dari Smithsonianmag.com, para penjual ini menawarkan sosis, roti yang sering basi, dan keju yang asal-usulnya meragukan. Sumber air juga menjadi permasalahan utama di sini. Karena musim panas telah mengurangi aliran sungai setempat, penonton yang dehidrasi akan pingsan karena sengatan panas. Tidak ada yang mandi selama berhari-hari. Bau keringat yang tajam dari tubuh yang tidak mandi bertempur melawan harumnya hutan pinus dan bunga liar di Olympia—dan dengan hembusan sesekali dari dasar sungai kering yang digunakan sebagai jamban.

Baca Juga: 5 Pemain Timnas Brasil Alumni Olimpiade Tokyo 2020

3. Perempuan dan budak dilarang berpartisipasi

tempat duduk penonton pada arena kuno (pexels.com/Frans Van Heerden)

Olimpiade adalah pesta olahraga yang tidak diperuntukkan bagi umum. Seperti dilansir dari Worldhistory.org, turnamen ini hanya diikuti oleh atlet laki-laki yang merdeka/non budak. Perempuan dapat ambil bagian sebagai penonton, namun hanya perempuan yang masih lajang yang dapat memasuki stadion. Perempuan yang sudah menikah dilarang menonton pertandingan Olimpiade, yang akan dijatuhi hukuman jika ketahuan melanggar. Pada puncak kepadatannya, penonton yang datang diperkirakan dapat mencapai sekitar 45.000 orang.

4. Diselenggarakan dalam waktu lima hari

gambar perlombaan balap kuda saat ompiade kuno (sciencephoto.com/BILDAGENTUR)

Sebagaimana dilansir dari Worldhistory.org, Olimpiade berlangsung selama 5 hari. Cabang-cabang olahraga yang dilombakan dalam Olimpiade Yunani kuno berjumlah 18 cabang olahraga di antaranya: lari, balap kuda, lempar cakram, lompat jauh, lempar lembing, tinju, gulat, dan olahraga tarung bebas yang disebut Pankration.

Dilansir dari kuleuven.be, inilah kegiatan selama 5 hari penyelenggaraan Olimpiade kuno

  • Hari Pertama: diadakan upacara pembukaan, pengambilan sumpah atlet dan wasit di hadapan kuil Zeus
  • Hari Kedua: lomba balap kereta kuda dan aneka perlombaan atletik seperti lempar cakram, lompat jauh, lempar lembing dan lari.
  • Hari Ketiga: waktu jeda untuk beristirahat dan menikmati hiburan. Pada hari ini diadakan upacara penyembelihan 100 lembu untuk Zeus
  • Hari Keempat: pada hari ini diadakan pertandingan lari dan aneka pertarungan bela diri, termasuk pertandingan pertarungan dengan perisai dan pelindung kaki, lomba tinju, gulat dan Pankration
  • Hari Kelima: penyerahan hadiah untuk pemenang setiap lomba

5. Peraturan yang keras untuk padangan zaman sekarang

ilustrasi fresko kuno tentang Pankration (KU Leuven Department of Ancient History via wgbh.org)

Selain kenyataan bahwa sebagian besar pertandingan dilakukan dalam keadaan tanpa busana, para atlet juga tidak diperbolehkan menggunakan alas kaki, kecuali dalam pertandingan bela diri yang menggunakan pelindung.

Dilansir dari Olympics.com, Pertandingan yang paling brutal adalah Pankration (sejenis pertandingan tarung bebas yang menggabungkan gulat dan tinju). Pertandingan bela diri ini hampir tidak memiliki batasan, kecuali dilarang mencolok mata, menggigit atau menyasar kelamin. Pertandingan hanya dihentikan ketika salah satu dari petarung memberi tanda dengan jari telunjuknya sebagai isyarat menyerah kalah, yang menghindarkannya dari kematian.

Setiap pelanggaran peraturan pertandingan akan dihukum berat. Dilansir dari kuleuven.be, Baik wasit maupun atlet akan dihukum cambuk atau dipukul dengan tongkat di depan umum jika ketahuan melakukan tindakan kecurangan.

6. Hadiah yang membuat pemenangnya tidak perlu bekerja lagi dan dikenang sepanjang masa

ilustrasi koin emas (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Pada hari terakhir pelaksanaan Olimpiade, dilaksanakan upacara penyerahan hadiah. Sebagaimana dilansir oleh Worldhistory.org, para pemenang setiap lomba mendapat  mahkota dari daun pohon zaitun dan sejumlah besar uang. Beberapa dokumen sejarah mencatat jumlah 500 koin drachma (mata uang resmi Yunani sejak 1833 hingga Januari 2002) bagi pemenang (jumlah yang cukup besar mengingat satu koin drachma saat itu dapat membeli satu ekor domba). Saking besarnya hadiah, ada kalanya para pemenang tidak perlu bekerja lagi dan menikmati kemasyhuran sebagai bagian dari sejarah yang akan terus dikenang.

Namun hadiah sebenarnya dari turnamen ini adalah prestise juara itu sendiri. Olimpiade adalah turnamen yang sangat prestisius dan para pemenang akan diarak seperti pahlawan bahkan dianggap sebagai manusia setengah dewa.

Baca Juga: 7 Skandal Besar yang Guncang Olimpiade Musim Dingin

Writer

Paris Ohoiwirin

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya