TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta tentang Sampah Luar Angkasa yang Perlu Diketahui

Roket dan satelit tak berfungsi jadi sampah luar angkasa

terdapat banyak sampah di luar angkasa kita (unsplash.com/NASA)

Apa yang ada di pikiranmu kalau kamu pergi ke luar angkasa? Pastinya gak lepas kalau kamu bakal melihat bulan, bintang-bintang, dan planet. Tapi, kamu tak hanya melihat itu, melainkan kamu juga akan melihat jutaan sampah luar angkasa!

Sejak misi pertama manusia ke luar angkasa di tahun 1957, manusia telah mengirimkan ribuan roket dan satelit ke luar angkasa. Beberapa satelit masih bekerja, beberapa lagi telah pensiun dan dibiarkan mengambang di luar angkasa. Lalu, apakah sampah luar angkasa ini berbahaya? Apakah dapat jatuh ke bumi dan menghantam bumi seperti meteor? Berikut hal yang perlu kamu tahu tentang sampah luar angkasa.

1. Sedikitnya ada 27.000 serpihan sampah luar angkasa berukuran lebih dari 10 centimeter

terdapat jutaan puing sampah luar angkasa (pixabay.com/WikilImage)

Dilansir Britannica, sampah luar angkasa diartikan sebagai segala objek buatan manusia di luar angkasa yang tidak lagi berfungsi dan digunakan. Sampah luar angkasa ini umumnya dapat berupa satelit yang tidak terpakai, roket pendorong yang terbuang, hingga baut.

Dilansir Natural History Museum, setidaknya ada 3.000 satelit mati yang mengorbit bumi. Berdasarkan National Aeronautics and Space Administration (NASA), ada 27.000 keping sampah luar angkasa yang berukuran lebih dari 10 centimeter dan lebih dari 100 juta keping sampah luar angkasa yang lebih kecil dari 1 centimeter. Belum lagi diperkirakan terdapat jutaan sampah luar angkasa yang tidak terdeteksi.

Baca Juga: Angkasa Pura I Sudah Layani 32,4 Juta Penumpang hingga Agustus 2022

2. Sampah luar angkasa juga terdapat di Bulan, Mars, Venus, dan bahkan Titan

ilustrasi kendaraan yang jadi sampah luar angkasa di bulan (unsplash.com/NASA)

Sampah luar angkasa tidak hanya mengorbit bumi saja, melainkan juga ada di planet dan satelit planet lain. Dilansir National Museum, di bulan kurang lebih terdapat 54 kendaraan tanpa awak dan 190.000 kilogram sampah.

Selain di bulan, sampah luar angkasa juga ada di Mars. Dilansir The Planetary Society, kurang lebih terdapat hampir 10.000 kilogram sampah luar angkasa di Mars. Sedangkan untuk Venus, terdapat pesawat tanpa awak Venera 7 yang diluncurkan pada 1970. Terjauh, ada pesawat tanpa awak Pioneer 10 yang terdampar di Titan, salah satu bulan Saturnus.

3. Sampah luar angkasa dapat menimbulkan sindrom kessler

gambaran sampah luar angkasa yang terdeteksi (esa.int)

Pada tahun 1978, seorang astrofisikawan bernama Donald J Kessler mengeluarkan teori bahwa semakin bertambahnya objek luar angkasa di orbit bumi, maka kemungkinan tabrakan antar objek akan semakin besar. Setiap tabrakan akan menghasilkan pecahan yang dapat menabrak objek luar angkasa lain dan akhirnya menimbulkan tabrakan beruntun. Teori astrofisikawan ini kemudian dikenal dengan sindrom kessler.

Dilansir NASA, tabrakan di antara sampah luar angkasa dengan satelit dan pesawat antariksa memang pernah terjadi beberapa kali. Seperti pada 2009, pesawat antariksa Rusia yang sudah tak berfungsi menabrak pesawat antariksa Amerika Serikat yang sedang menjalankan misi. Namun, kemungkinan tabrakan tersebut sangatlah kecil.

Tapi, tidak menutup kemungkinan jika kedepannya sindrom kessler akan terwujud. Mengingat dalam satu dekade mendatang akan ada 10.000 satelit baru yang akan mengorbit bumi.

Perlu diketahui juga kalau sampah luar angkasa melaju dengan kecepatan 7 kilometer per detiknya! Kecepatan itu 25 kali lebih cepat dari pesawat komersil. Bahkan, benda berukuran 1 milimeter yang melaju dengan kecepatan tersebut dapat merusak satelit.

4. Sampah luar angkasa dapat jatuh ke bumi dan merugikan manusia

ilustrasi sampah luar angkasa jatuh ke bumi (unsplash.com/Zoltan Tasi)

Ya, sampah luar angkasa memiliki potensi untuk jatuh ke bumi. Namun, kemungkinannya kecil. Dilansir Financial Times, dari sampah luar angkasa yang baru terbentuk, 79% kemungkinan tidak akan turun ke memasuki bumi dalam kurun waktu 100 tahun. Sebanyak 15% sampah luar angkasa butuh waktu lebih dari 1 tahun untuk masuk ke bumi. Sisanya, hanya 6% sampah luar angkasa yang masuk ke bumi dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Sekalipun masuk ke bumi, kebanyakan sampah luar angkasa akan terbakar habis oleh gesekan atmosfer. Andai mereka masih tersisa dan menghantam permukaan bumi, dampaknya tidak akan separah hantaman meteor.

Indonesia sendiri juga pernah mengalami kejatuhan sampah luar angkasa. Berdasarkan Jurnal Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa pada 2021, sejauh ini tercatat ada 6 kejadian jatuhnya sampah luar angkasa di Indonesia.

Baca Juga: [OPINI] Sampah Laut: Saat Buang Sampah Sembarangan Jadi Kebiasaan

Verified Writer

Pradhipta Oktavianto

Seorang penulis random yang hobi mengembara dan mencintai alam

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya