TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Spesies Penyu yang Tersisa di Dunia, 6 Spesies Ada di Indonesia!

Jumlahnya makin sedikit, wajib dilestarikan

Penyu sisik (commons.wikimedia.org/DRVIP93)

Penyu adalah salah satu hewan reptil yang habitatnya di perairan laut. Dilansir oleh WWF, lebih dari 200 tahun aktivitas manusia telah mempengaruhi kelangsungan hidup binatang bertempurung ini. Selain eksploitasi bagian tubuh maupun telurnya, perubahan iklim dan polusi turut mengancam keberadaan penyu.

Dikutip dari Profauna, saat ini di dunia ada 7 spesies penyu yang masih tersisa. Dalam laman Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, enam spesies selain penyu Kemp's Ridley dapat ditemukan di perairan Indonesia. Yuk, simak karakteristik penyu-penyu tersebut!

1. Penyu lekang

Penyu lekang (commons.wikimedia.org/Brad Flickinger)

Bernama ilmiah Lepidochelys olivacea, secara internasional penyu lekang disebut juga penyu olive ridley. Spesies ini termasuk salah satu penyu terkecil dengan berat 31-43 kg. Tempurung atau karapaksnya berwarna abu-abu kehijauan. Penyu lekang hidup sebagai herbivora dengan memakan lamun.

L. olivacea dapat ditemukan di perairan tropis terutama Samudra Pasifik dan Hindia, namun juga dijumpai di perairan hangat seperti Samudra Atlantik. Menurut WWF India, penyu lekang adalah spesies penyu yang paling banyak jumlah individunya dibanding spesies lain.

Baca Juga: 5 Wisata Pantai di Banyuwangi yang Aktif Konservasi Penyu

2. Penyu hijau

Penyu hijau (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Walaupun disebut penyu hijau, Chelonia mydas tidak memiliki karapaks yang berwarna hijau melainkan kuning kehijauan atau coklat hitam gelap. Kata "hijau" dalam nama umumnya diambil dari warna lemak yang berada di balik karapaks spesies ini. Penyu hijau mengonsumsi lamun dan alga sebagai makanannya.

C. mydas merupakan salah satu penyu terbesar. Berat penyu hijau dewasa bisa mencapai ratusan kilogram. Laman Seaworld menuliskan bahwa individu penyu hijau terbesar yang ditemukan memiliki berat 395 kg.

Persebaran penyu hijau berada di samudra tropis dan subtropis, di mana 2 sub-populasi terbesar adalah sub-populasi Atlantik dan Pasifik. Habitat penyu hijau diperkirakan berada di area pesisir lebih dari 140 negara.

3. Penyu belimbing

Penyu belimbing (pixnio.com/Rabon David, USFWS)

Dermochelys coriacea atau penyu belimbing adalah penyu terbesar dan terberat. Menurut See Turtles, spesies terbesar penyu belimbing yang tercatat memiliki berat 916 kg dan ditemukan terjerat di pesisir barat Wales pada tahun 1988.

Seperti sebutannya, D. coriacea memiliki karapaks yang berbentuk garis-garis mirip buah belimbing, hanya saja karapaks spesies ini berwarna gelap. Tempurung ini juga tidak ditutupi oleh tulang tetapi dilapisi kulit dan daging berminyak sehingga penyu belimbing disebut juga leatherback turtles.

Penyu belimbing dewasa hidup dengan memangsa ubur-ubur sebagai makanan utamanya. Melansir dari WWF, penyu belimbing adalah spesies yang penyebarannya paling luas karena bermigrasi melintasi Samudra Atlantik dan Pasifik. Setiap musim panas dan musim gugur, penyu belimbing Pasifik bermigrasi dari perairan Coral Triangle Samudra Pasifik menuju pesisir California untuk berburu ubur-ubur yang melimpah.

4. Penyu pipih

Anakan penyu pipih (commons.wikimedia.org/Purpleturtle57)

Australian flatback sea turtle adalah nama lain dari penyu pipih. Hewan bernama ilmiah Natator depressus ini dinamai berdasarkan karapaksnya yang lebih rendah daripada spesies penyu lainnya. Warna karapaks penyu pipih hijau olive atau campuran abu-abu dan hijau.

Dikutip dari Animal Diversity, penyu pipih adalah spesies penyu berukuran rata-rata seberat 70 kg. N. depressus merupakan omnivora yang memakan teripang, ubur-ubur, udang, invertebrata lainnya dan terkadang mengonsumsi lamun walaupun jarang.

Penyu pipih memiliki daerah distribusi yang paling sempit dibanding spesies lain karena hanya tersebar di perairan dangkal sekitar Australia. Kadang-kadang penyu pipih juga berpindah ke daerah perairan Australia bagian selatan, garis balik selatan, dan pesisir Papua Nugini untuk mencari makan.

5. Penyu tempayan

Penyu tempayan (flickr.com/Tony Hisgett)

Penyu tempayan memiliki nama ilmiah Caretta caretta. Hewan yang juga disebut loggerhead sea turtle ini berwarna coklat kemerahan di bagian karapaks dan warna kulitnya bervariasi dari kuning hingga coklat. Berat C. caretta dewasa berkisar dari 135 hingga 400 kg.

Penyu tempayan memiliki kepala yang besar untuk mendukung otot rahangnya sehingga kuat untuk memecah hewan-hewan bercangkang keras seperti kerang dan bulu babi. Spesies penyu ini juga memiliki paruh yang bertumpuk.

Animal Diversity menyebutkan bahwa daerah geografis persebaran penyu tempayan hampir berada di seluruh perairan tropis dan temperata: Samudra Atlantik dari Newfoundland hingga Argentina, Samudra India dari Afrika bagian selatan sampai Teluk Arab dan barat Australia, Laut Mediterania, dan Samudra Pasifik dari Alaska hingga Chili dan Australia sampai Jepang. Penyu tempayan bermigrasi ke perairan tropis dan subtropis pada musim dingin.

6. Penyu sisik

Penyu sisik (commons.wikimedia.org/Rickard Zerpe)

Eretmochelys imbricata atau penyu sisik adalah spesies penyu yang bercirikan paruh tajam seperti burung rajawali sehingga disebut juga hawksbill turtle. Sisik pada karapaks spesies ini juga unik karena tumpang tindih dan membentuk tepi yang bergerigi. Pola karapaks penyu sisik berwarna hitam, kuning, atau coklat.

Makanan utama penyu sisik adalah karang lunak seperti sponge dan anemon maupun cumi dan udang. Binatang ini berhabitat di perairan tropis hangat terutama di kawasan terumbu karang Samudra Hindia, Pasifik, dan Atlantik.

Baca Juga: 10 Tanaman Hias yang Aman untuk Binatang Peliharaan

Verified Writer

Rasyi Fauzia

Living my life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya