Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Perdagangan internasional menjadi salah satu hal yang sangat sering digaungkan oleh banyak negara. Tidak hanya sebagai upaya untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain sebagai bentuk dari simbiosis mutualisme, tapi perdagangan internasional juga berdampak banyak terhadap kekuatan ekonomi dan kerja sama penting lainnya.
Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya apakah wajib bagi suatu negara untuk mengikuti perdagangan internasional? Jawabannya sesuai dengan kebutuhan negara tersebut. Ada sisi negatif dan positif yang dapat dilihat dari perdagangan internasional. Meski demikian, jika suatu negara tak melakukan perdagangan internasional, maka beberapa dampak berikut ini mungkin saja bisa dirasakan.
1. Tidak akan ada impor dan ekspor
ilustrasi peti kemas (pexels.com/@chanaka) Istilah impor dan ekspor tentunya sudah bukan menjadi hal aneh lagi bagi kebanyakan orang. Impor merujuk pada kegiatan membeli barang atau jasa yang berasal dari luar negeri, sementara ekspor justru menjual barang atau jasa ke luar negeri. Dua fungsi ini memiliki peran yang cukup krusial bagi banyak orang.
Melansir Study, keberadaan ekspor dan impor sangatlah penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi karena tidak semua negara memiliki keterampilan atau sumber untuk memproduksi sesuatu. Hal inilah yang kemudian membuat impor dan ekspor sangat dibutuhkan oleh banyak negara di dunia.
Baca Juga: 7 Kebijakan Perdagangan Internasional, Mau Ekspor-Impor Wajib Tau!
2. Negara tak bisa memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa tertentu
ilustrasi hasil panen (unsplash.com/@ecasap) Mungkin kamu pernah mendengar istilah bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini, sama halnya dengan semua negara yang ada. Masing-masing negara memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, sehingga tak bisa disamaratakan begitu saja.
Melansir A & A, dalam satu waktu mungkin sebuah negara mulai mengekspor barang atau jasa yang sangat kaya di sana. Namun, di lain sisi justru mereka juga mulai mengimpor barang atau jasa yang mereka tak miliki. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi pun akan dimulai dan dapat berkembang secara baik. Melalui hal ini, maka tak heran apabila banyak negara yang saling menjalin hubungan layaknya simbiosis mutualisme demi membantu memenuhi kebutuhan satu sama lain.
3. Hubungan bilateral dengan negara lain terganggu
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi diploma (pexels.com/August de Richelieu) Dalam perdagangan internasional, memang poin utamanya adalah saling memenuhi kebutuhan satu sama lain melalui ekspor dan impor yang dilakukan. Namun, sebetulnya juga ada sisi lain yang bisa dilihat dengan nyata, namun hubungan antara satu negara dengan negara lain.
Melansir Manajemen UMA, melalui esai yang disampaikan, proses impor dan ekspor memiliki keuntungan tersendiri, yaitu berkaitan untuk menguatkan hubungan baik antar negara yang terlibat. Tanpa hubungan yang baik, maka suatu negara akan enggan dalam melakukan perdagangan dengan negara lain, sehingga sangat penting dalam memastikan hal tersebut.
4. Produk lokal akan semakin laris manis
ilustrasi mengemas produk (pexels.com/@mart-production) Poin-poin sebelumnya mungkin banyak menjelaskan mengenai dampak positif yang ada pada perdagangan internasional. Namun, di lain sisi ternyata keberadaan perdagangan internasional sangat berimbas pada produsen lokal. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sayid Cali dan dipublikasi oleh Academia mengemukakan bahwa aktivitas impor barang yang dilakukan ternyata dapat menyebabkan erosi terhadap produk domestik hingga ekonomi nasional.
Jelas saja bila membayangkan suatu negara tak melakukan perdagangan internasional, maka persaingan produk domestik juga lebih minim terjadi. Selain itu, mereka juga memiliki kesempatan besar untuk laris manis, sebab diburu oleh banyak pembeli.
Baca Juga: 5 Fenomena Sosial yang Hanya Dirasakan Para Penduduk dari Negara Maju