TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta tentang Leo Tolstoy, Sang Sastrawan Besar dari Rusia

Ia adalah penulis novel terkenal Anna Karenina

br.rbth.com

Kalian semua pasti pernah mendengar nama Leo Tolstoy, meskipun belum pernah membaca karyanya. Hal ini wajar, mengingat warisan sastranya telah menginspirasi para penulis modern, tak hanya di Rusia melainkan di seluruh dunia.

Ada tujuh fakta unik mengenai penulis Anna Karenina dan War and Peace yang akan dibahas di bawah ini. Yuk, cari tahu!

1. Menghabiskan sebagian besar hidupnya di pedesaan

rbth.com

Lev Nikolayevich Tolstoy lahir pada 9 September 1828 di Yasnaya Polyana, Rusia. Meskipun terlahir sebagai bangsawan, Tolstoy lebih menyukai ketenangan selama hidupnya. Oleh karena itu, ia menghabiskan hidupnya di tempat kelahirannya yang notabene pedesaan. Di sana, ia sering berjalan tanpa alas kaki dan membantu petani setempat.

Kecintaannya pada pedesaan tercermin dari beberapa karakternya, misalnya Konstantin Levin dalam novel Anna Karenina. Refleksi Tolstoy tentang hasrat duniawi dan cinta 'terlarang' untuk perempuan desa tergambar di dalam beberapa karyanya, termasuk The Cossack, The Devil, dan Tikhon and Malanya

2. Menyukai rutinitas yang teratur

openculture.com

Terinspirasi oleh "13 kebajikan" yang dijabarkan Benjamin Franklin dalam otobiografinya, Tolstoy membuat daftar rutinitas yang bisa dibilang cukup teratur. Dilansir History, beberapa kebiasaannya termasuk tidur setiap jam 10 malam lalu bangun pada pukul 5 pagi. Ia juga melkukan tidur siang selama dua jam, makan secukupnya, dan menghindari makanan manis.

Ada juga beberapa kebiasaan 'buruk' yang coba Tolstoy tekan, seperti membatasi kunjungan ke rumah bordil menjadi dua bulan sekali dan mulai menjauhi kebiasaan berjudi. Seperti banyak laki-laki pada zamannya, Tolstoy adalah seorang penjudi berat sedari muda. 

Salah satu pertaruhan terbesarnya adalah sebuah bangunan di tanah miliknya, Yasnaya Polyana. Sayangnya, ia kalah sehingga seluruh bangunannya dibongkar dan dipindahkan. Tolstoy selalu ingin membelinya kembali, tetapi tidak pernah berhasil.

Baca Juga: Sapardi dan 4 Sastrawan Indonesia dengan Karya yang Melegenda

3. Menjadi tentara dalam Perang Krimea

politico.com

Pada tahun 1851, Tolstoy ikut dengan kakak laki-lakinya, Nikolay, seorang perwira militer di Kaukasus dan akhirnya bergabung dengan tentara Rusia. Dia kemudian mengambil bagian dalam Perang Krimea (1853-1956) dan bertugas di sebagai perwira artileri di Pengepungan Sevastopol.

Seperti dilansir dari BBC, Tolstoy masih berusia 27 tahun saat Sevastopol jatuh ke tangan Sekutu. Di sela-sela pertempuran, ia menulis cerita perang dan menjadi sastrawan ternama setelah Perang Krimea berakhir. 

4. Menguasai banyak bahasa

watson.ch

Mengingat dirinya terlahir dalam keluarga bangsawan, tak heran kalau Tolstoy mendapatkan pendidikan yang bagus. Terdapat sekitar 23 ribu buku dalam 39 bahasa di perpustakaan rumahnya. Ia sendiri fasih berbahasa Inggris, Prancis, dan Jerman. Ia juga bisa membaca bahasa Yunani, Latin, Spanyol, Italia, Ukraina, Turki, dan Bulgaria.

Tolstoy sendiri dikenal sebagai orang yang banyak bicara dan menulis karya yang cukup panjang, seperti epik War and Peace. Namun sayang, tulisan tangan Tolstoy sangat jelek, sehingga sering membingungkan editornya. Untungnya, Sophia menulis ulang hampir semua karyanya sebelum menyerahkannya ke editor.

4. Tidak menyukai Shakespeare 

biography.com

Selama hidupnya, Tolstoy menyukai banyak penulis. Dia juga berteman dengan banyak penulis se-zamannya dan mengagumi karya-karya mereka. Namun, ada satu penulis yang kurang disukainya. Penulis itu adalah William Shakespeare. Tolstoy bahkan mengatakan kalau dirinya tidak tahan dengan para penulis drama Inggris.

Setiap kali membaca karya-karya Shakespeare, Tolstoy selalu merasa jijik, bosan, dan terheran-heran. Penulis Rusia lainnya, Anton Chekhov, pernah bergurau kalau Tolstoy terintimidasi oleh kejeniusan Shakespeare.

Namun, perlu diingat kalau Tolstoy adalah sosok yang tidak pernah takut untuk melawan opini publik dan selalu percaya pada pandangannya sendiri.

5. Seorang vegetarian 

history.com

Menjelang paruh kedua hidupnya, yaitu sekitar 50 tahun, Tolstoy memutuskan untuk menjadi vegetarian. Ia berpendapat kalau di masa depan semua orang akan beralih menjadi vegetarian. Seperti yang diketahui, menjadi vegetarian bukanlah hal lumrah pada saat itu. Seperti dalam banyak hal, Tolstoy selalu berada di 'depan' sebelum waktunya.

6. Dikucilkan oleh Gereja Ortodoks Rusia

rhystranter.com

Pada tahun 1870-an, novelnya, Anna Karenina, mendapatkan kesuksesan besar. Namun, Tolstoy menjadi semakin tidak nyaman atas segala ketenaran yang ia dapatkan sehingga mulai mengalami krisis emosional dan spiritual. Pada akhirnya, ia mulai mempertanyakan kembali esensi agama Kristen yang dianutnya.

Pada saat itu, Tolstoy mulai tidak setuju dengan prinsip-prinsip tertentu dari Gereja Ortodoks Rusia. Sebagai seorang penulis, Tolstoy sangat vokal tentang pendapatnya. Penolakan Tolstoy terhadap ritual keagamaan dan peran negara dalam konsep hak milik telah membenturkannya dengan dua entitas terkuat Rusia. 

Setelah mendapat tekanan dari pemerintah Rusia, Gereja Ortodoks pun mengeluarkan surat ekskomunikasi untuknya. Terlepas dari garis keturunan aristokratnya, Tolstoy segera mendapatkan pengawasan ketat dari polisi Rusia dan dikucilkan oleh Gereja Ortodoks pada tahun 1901.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Voltaire, Sang Filsuf dan Sastrawan Penyuara Keadilan

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya