TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Titik Awal Penyakit, Ini 7 Pasien Zero Paling Terkenal dalam Sejarah 

Apakah pasien zero Corona akan segera ditemukan juga? 

nationalpost.com

Tetap tenang dan sebisa mungkin sering mencuci tangan. Itulah saran dari organisasi kesehatan kepada masyarakat ketika sebuah pandemi mulai masuk ke suatu negara. Mereka juga menganjurkan agak tidak panik, namun tetap waspada. Saat kepanikan berkurang, penyebaran pandemi pun dapat ditekan. 

Saat masyarakat mencoba bertahan dari pandemi, para ahli epidemiologi juga berpacu dengan waktu untuk melacak asal mula penyebaran penyakit tersebut, dan sebisa mungkin menemukan beberapa jawaban atau cara untuk menghentikannya. Seperti gempa bumi, setiap penyakit yang mematikan juga memiliki "titik awal" penyebaran.

Dalam kasus wabah, epidemi atau pandemi, titik awal atau pusatnya adalah seseorang yang akan disebut sebagai "patient zero." Berikut 7 pasien zero yang paling terkenal dalam sejarah.

1. Goodwoman Phillips (Wabah Besar London) 

bbc.co.uk

Goodwoman Phillips bukanlah orang pertama yang meninggal karena wabah pes, dan sudah jelas kalau dia bukan menjadi yang terakhir juga. Bahkan, baru-baru ini wabah pes kembali melanda kota Surat, India, tepatnya pada September 1994 dan menewaskan sekitar 55 orang.

Dalam Wabah Besar London (1665-1666), Goodwoman Phillips secara khusus menerima gelar pasien zero karena dia adalah orang pertama yang resmi meninggal karena wabah pes selama peristiwa tersebut. Menurut masyarakat kota London, wabah itu adalah hasil dari dua kejadian khusus: kemunculan sebuah komet di langit London dan penobatan Raja Charles II.

Seperti yang dilansir Guardian, komet itu dipandang sebagai pertanda buruk yang akan membawa kiamat, sementara wabah pes muncul sebagai tanda kalau raja baru tidak memiliki kedekatan dengan Tuhan.

Kita tahu sekarang kalau Wabah Besar London sebenarnya adalah hasil dari kondisi kehidupan yang jorok. Pada saat itu, masyarakat kota London hidup berdekatan dengan tikus yang terinfeksi oleh kutu yang membawa wabah pes, sehingga mempercepat penyebaran wabah tersebut.

Baca Juga: 7 Wabah Penyakit Ini Hampir Tuntas Diberantas, Apa Saja Sih?

 2. Frances Lewis (Kolera)  

science.howstuffworks.com

Kolera pernah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat London di era Victoria. Hanya dalam waktu 10 hari, 500 orang tewas dalam beberapa blok di pusat kota London.

Pada akhir epidemi ini, lebih dari 10.000 orang meninggal, sehingga membuat para ilmuwan penasaran dan ingin mengetahui dari mana asal mula epidemi mematikan ini. Mereka pun menemukannya di popok bayi yang baru berusia lima bulan bernama Frances Lewis.

Menurut Guardian, dokter lokal Inggris, John Snow, memetakan lokasi tepat di mana korban kolera meninggal. Kemudian dikenal sebagai "peta hantu," peta buatan Snow menunjukkan kalau sebagian besar korban tinggal di dekat pompa air di Broad Street, London.

Tampaknya, ibu Frances Lewis sering mencuci popok bayinya di dalam ember air, kemudian membuang air bekas cuciannya ke dalam cesspit di depan rumahnya di Broad Street. Cesspit yang bocor bercampur dengan sumber air setempat dan meracuni ribuan penduduk daerah itu. Setelah pompa itu ditutup, epidemi kolera pun berakhir.

3. Prajurit Albert Gitchell (Flu Spanyol) 

history.co.uk

Ketika sedang memikirkan pandemi yang mematikan, sejumlah virus dan bakteri jahat pun muncul di pikiran kita — wabah pes, kolera, dan Ebola. Lalu, bagaimana dengan flu Spanyol yang "jinak"? Faktanya, flu Spanyol adalah salah satu pandemi terdahsyat yang pernah ada di dunia dan diperkirakan telah menewaskan antara 20 sampai 40 juta orang.

Pada tahun 1918, ketika sebagian besar penduduk dunia bertempur dalam Perang Dunia I, flu Spanyol menyebar secara diam-diam dari orang ke orang, dan akhirnya menginfeksi hingga sepertiga dari populasi dunia.

Melansir dari laman New Historian, semuanya dimulai pada hari Senin, 11 Maret 1918, dengan batuk, sebuah batuk yang sangat parah yang datang dari Prajurit Albert Gitchell, seorang juru masak di Pangkalan Angkatan Darat Amerika di Fort Riley, Kansas.

Petugas medis militer tahu seberapa cepat virus bisa menyebar di kondisi kamp dan langsung mengarantina Gitchell. Sayang, semuanya sudah terlambat. Sebelum dikarantina Gitchell sudah memasak makan malam untuk ratusan tentara yang ditempatkan di kamp tersebut pada malam sebelumnya.

Keesokan harinya lebih dari 100 tentara sakit. Hampir setengah dari tentara di kamp tersebut meninggal karena gejala flu, dan virus ini menyebar dengan cepat ke seluruh benua Amerika dan Eropa, dan akhirnya seluruh dunia, termasuk Indonesia.

4. Gaëtan Dugas (AIDS) 

newnownext.com

Gaëtan Dugas adalah pramugara Air Canada yang diidentifikasi oleh para ilmuwan di akhir tahun 1970-an sebagai orang pertama yang membawa epidemi HIV/AIDS ke Amerika Serikat. Dugas secara blak-blakan disebut oleh jurnalis Randy Shilts dalam bukunya yang terbit pada tahun 1987, And The Band Played On, sebagai seorang sosiopat.

Setelah buku itu terbit, New York Post meliput kisahnya dengan tajuk utama yang berjudul, "The Man Who Gave Us AIDS," dan selamanya akan menghubungkan nama Gaëtan Dugas dengan kehancuran yang ditimbulkan dari epidemi HIV/AIDS.

5. Dr. Liu Jianlun (SARS) 

hongkongfp.com

Selama sembilan bulan, SARS (sindrom pernapasan akut) menyebar di seluruh dunia, memakan total 774 nyawa di 37 negara dan membuat banyak orang sakit parah. SARS sendiri pertama kali didiagnosis di provinsi Guangdong, Tiongkok pada November 2002.

Pada awalnya, SARS digambarkan sebagai pneumonia atipikal. Seperti flu, virus ini dengan cepat berkembang menjadi pneumonia dan akhirnya menjadi gagal napas akut. Seperti yang sering terjadi, para ahli medis tidak tahu apa yang sedang dihadapi sampai semuanya terlambat.

Di saat dunia baru mulai memperhatikan penyakit menular ini, Dr. Liu Jianlin, seorang dokter medis dari provinsi Guangdong, check-in ke dalam Hotel Metropole, Hong Kong. Disebut sebagai "super spreader," Dr. Liu diyakini telah menginfeksi sekitar 12 orang di Metropole sebelum meninggal karena gagal napas.

Mengutip dari laman berita The Globe and Mail, salah satu dari 12 orang itu adalah seorang wanita bernama Sui-Chu Kwan, seorang penduduk Scarborough, Ontario, yang menaiki pesawat ke Kanada — dan akan menyebarkan SARS ke negara itu — dua hari setelah bersinggungan dengan Dr. Liu.

6. Edgar Enrique Hernandez (H1N1) 

washingtonpost.com

"Kid Zero" mungkin terdengar seperti nama seorang sidekick superhero, tapi itu sebenarnya nama panggilan yang diberikan kepada manusia pertama yang terinfeksi flu babi.

Pada bulan Maret 2009, Edgar Enrique Hernandez, seorang bocah Meksiko yang masih berusia empat tahun, dinyatakan positif H1N1 atau flu babi. Tak lama kemudian, foto-fotonya yang sedang tersenyum ada di halaman depan setiap surat kabar.

Di kota kelahiran Edgar, La Gloria, beberapa ratus orang jatuh sakit dalam beberapa minggu di mana dua anak meninggal dunia. Menurut World Health Organization, H1N1 telah berkontribusi pada kematian lebih dari 18.000 orang pada bulan Januari 2016.

Baca Juga: 7 Daerah di Dunia yang Berhasil Selamat dari Pandemik Flu Spanyol 1918

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya