TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern, Pahami!

Keduanya sama-sama bermanfaat, kok

ilustrasi bioteknologi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Secara sederhananya, bioteknologi merupakan teknologi guna mengembangkan produk yang membantu meningkatkan kehidupan dan kesehatan planet, melansir Biotechnology Innovation Organization. Bentuknya teknologinya bisa beragam, dari makanan hingga obat-obatan. 

Nah, ada dua teknik pelaksanaan bioteknologi, yakni konvensional dan modern. Lantas, apa perbedaan antara bioteknologi konvensional dan modern? Simak penjelasannya di bawah, ya.

Baca Juga: Cara Membuat Pupuk Organik Cair yang Mudah dan Terjangkau

1. Kecepatan produksi dan konsumsi energi

Perbedaan pertama terdapat pada kecepatan produksi. Bioteknologi modern lebih cepat dan efisien dibanding teknik konvensional. Alasannya, prosesnya menggunakan alat-alat kekinian yang dapat sehingga praktis. 

Bioteknologi konvensional hanya memanfaatkan alat sederhana sehingga perawatan produk lebih sulit dan memakan waktu lama. Berkaitan dengan waktu dan metode, alhasil konsumsi energi bioteknologi modern lebih sedikit dibanding versi tradisional, melansir Core Differences.

2. Jenis dan sifat produk

Ilustrasi kultur bakteri (unsplash.com/CDC)

Perbedaan bioteknologi konvensional dan modern berikutnya terletak pada jenis dan sifat produknya. Teknik konvensional memanfaatkan materi organik, seperti kultur jaringan dan perbanyak mikro. Ini terbukti efektif untuk menciptakan produk-produk tertentu, seperti membiakkan hewan, keju, enzim, dan lain sebagainya.

Sementara itu, bioteknologi modern mengandalkan sel, mikrob, DNA, dan teknologi prost. Teknologi ini cocok untuk mengembangkan produk modern seperti obat-obatan, melansir Science Learn. Termasuk di antaranya vaksin, insulin, dan hormon dengan tingkat kemurnian produksi yang lebih tinggi.

Baca Juga: Cara Membuat Pupuk dari Eceng Gondok, Ampuh Suburkan Tanaman

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya