5 Ancaman Terbesar yang Mengintai Hutan Amazon, Bakal Gundul?

Salah satu ancaman yang paling mendesak bagi hutan Amazon adalah kebakaran hutan. Pada tahun 2022, hampir 1.000 kebakaran besar terjadi di hutan Amazon selama musim kebakaran, menurut Monitoring of the Andean Amazon Project (MAAP). Kebakaran ini menghasilkan sekitar 1,5 miliar ton CO2 per tahun, dengan pertumbuhan hutan menghilangkan 0,5 miliar ton. 1 miliar ton yang tersisa di atmosfer setara dengan emisi tahunan Jepang.

Kebakaran tersebut mengancam keragaman hayati karena beberapa jenis tidak dapat menghindar dari api. Sejak tahun 2001, luas hutan Amazon yang terpengaruh oleh kebakaran berkisar antara 40.000 hingga 73.400 mil persegi, memengaruhi sekitar 95% dari semua spesies Amazon dan sekitar 85% dari spesies-spesies tersebut terancam punah di daerah tersebut, seperti dilaporkan oleh University of Arizona News.

Dan ketika hutan Amazon terbakar, akan terjadi pelepasan karbon ke atmosfer, yang semakin mempercepat perubahan iklim. Hutan Amazon sekarang menghasilkan lebih banyak karbon dioksida daripada yang dapat diserap, ilmuwan telah mengkonfirmasi untuk pertama kalinya. Emisi ini mencapai satu miliar ton karbon dioksida per tahun.

Salah satu ancaman lain datang dari ulah manusia. Contohnya adalah beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang dilantik pada Januari 2019 lalu. Ia telah menarik perhatian internasional karena sikapnya terhadap hutan Amazon dan komunitas asli yang tinggal di sana. Bolsonaro, yang dikenal sebagai penyangkal perubahan iklim, telah mendorong pembukaan hutan Amazon untuk peningkatan pembalakan dan pertambangan.

Bolsonaro juga telah mempertanyakan kredibilitas data deforestasi yang dikeluarkan oleh Institut Nasional untuk Penelitian Antariksa Brasil (INPE), sebuah lembaga yang diakui secara global karena keahliannya dalam pemantauan deforestasi. Bahkan, ia baru-baru ini memecat kepala INPE karena berbagi data deforestasi yang tidak disetujui oleh Bolsonaro.

Selain itu, Bolsonaro telah mengambil langkah-langkah yang merugikan komunitas asli yang tinggal di hutan Amazon. Kebijakan-kebijakan ini telah mengarah pada peningkatan konflik dan kerusakan lingkungan di wilayah tersebut.

Penghilangan hutan secara permanen atau sementara untuk keperluan seperti pertanian, perkebunan, pertambangan, atau pembangunan, yang dikenal sebagai deforestasi, telah merusak hutan Amazon selama beberapa dekade. Tingkat deforestasi di hutan Amazon meningkat secara signifikan sejak Presiden Jair Bolsonaro berkuasa.

Data menunjukkan peningkatan kerusakan hutan secara berkelanjutan. Pada tahun 2022, tingkat deforestasi di hutan Amazon mencapai level tertinggi sejak tahun 2008, dengan luas hutan yang hancur mencapai 430 kilometer persegi (166 mil persegi), lebih dari dua kali lipat dari rata-rata 10 tahun terakhir, melansir Mongabay.

Hutan Amazon kini menghadapi krisis yang serius karena ancaman deforestasi, kebakaran, dan degradasi. Selain itu, terjadi kehilangan air permukaan dan sungai mengalami fragmentasi dan polusi yang semakin buruk.

Sebagai contoh, penelitian baru menunjukkan bahwa jumlah besar air permukaan segar mengalami kehilangan setiap tahunnya di Amazon, akibat dari campur tangan manusia, termasuk pembangunan bendungan hidroelektrik dan deforestasi.

Perubahan iklim adalah perubahan iklim global atau regional yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Perubahan iklim mempengaruhi hutan Amazon dengan berbagai cara, seperti meningkatkan suhu, mengubah pola curah hujan, dan meningkatkan frekuensi dan intensitas kekeringan.

Perubahan iklim juga dapat memicu efek negatif, dimana kerusakan hutan menyebabkan peningkatan emisi karbon yang lebih banyak, yang pada gilirannya memperburuk perubahan iklim.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, kita dapat menghadapi skenario yang sangat tidak menguntungkan. Dimana tren saat ini dalam bidang peternakan, pertanian, ekspansi penebangan, kebakaran, dan kekeringan dapat menyebabkan kerusakan atau kerusakan parah pada 55% dari hutan Amazon pada tahun 2030, melansir WWF.

Selain ancaman-ancaman yang telah disebutkan, hutan Amazon juga menghadapi beberapa ancaman lain. Salah satunya adalah perburuan liar, yang merupakan salah satu ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati dan mengancam kelangsungan hidup banyak spesies.

Perburuan liar ini seringkali dilakukan oleh oknum yang mengedarkan hewan secara ilegal di seluruh dunia untuk bagian tubuh mereka, pengobatan tradisional, perdagangan hewan peliharaan, dan berbagai aktivitas ilegal lainnya.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk melindungi hutan, baik dengan cara mengurangi jejak karbon kita, mendukung organisasi yang berjuang untuk melestarikan hutan, atau menyuarakan keprihatinan kita kepada pemerintah atau perusahaan yang bertanggung jawab atas kerusakan hutan. Mari jaga hutan kita, karena hutan adalah paru-paru dunia!