5 Hewan Beracun yang Hidup di Gurun Sahara, Hati-hati!

Didominasi ular berbisa

Gurun Sahara bisa dibilang sebagai salah satu tempat terkeras bagi makhluk hidup di Bumi. Suhunya sangat ekstrem. Sumber daya yang bisa dimanfaatkan di sini pun sangat sedikit. Itu sebabnya, tak banyak makhluk yang bisa bertahan di Gurun Sahara. Kalaupun ada makhluk hidup yang bisa bertahan di gurun ini, pastinya mereka punya kemampuan atau bagian tubuh khusus yang bisa menyesuaikan dengan Gurun Sahara.

Akan tetapi, kemampuan bertahan menghadapi kerasnya lingkungan gurun bukan jadi satu-satunya tantangan yang ada di Gurun Sahara. Ada banyak hewan beracun yang bisa bergerak dengan bebas di antara pasir-pasir gurun. Parahnya lagi, ukuran mereka relatif kecil dan bisa berbaur secara sempurna dengan pasir gurun. Kurang lebih ada lima hewan beracun yang hidup di Gurun Sahara dan sebaiknya dihindari. Hewan apa saja? Yuk, cari tahu daftar lengkapnya di bawah ini!

1. Laba-laba janda hitam

5 Hewan Beracun yang Hidup di Gurun Sahara, Hati-hati!Laba-laba janda hitam betina dengan telurnya di atas jaring buatannya. (commons.wikimedia.org/Tyler C.)

Laba-laba janda hitam atau black widow spider (genus Latrodectus) tersebar di habitat-habitat kering dan panas di seluruh dunia, termasuk Gurun Sahara. Mereka terdiri atas banyak jenis dan rata-rata ukurannya hanya sekitar 3,8 cm dengan diameter 0,5 cm. Laba-laba ini dikenal sebagai kanibal ketika usia muda. Tentunya, gigitan laba-laba janda hitam mengandung racun yang cukup berbahaya.

Dilansir National Geographic, gigitan laba-laba janda hitam bisa menyebabkan nyeri otot, kelumpuhan diafragma yang membuat kesulitan bernafas, dan mual-mual bagi manusia. Dulu sempat ada rumor kalau gigitan laba-laba ini merupakan yang paling berbahaya di dunia. Untungnya, sangat jarang kasus fatal yang terjadi bagi manusia setelah digigit laba-laba janda hitam. Mereka juga cenderung tak agresif jika tidak diprovokasi. Kasus fatal biasanya terjadi pada anak-anak dan lansia jika tak mendapat perawatan serius.

Sebenarnya, alasan mengapa racun laba-laba janda hitam tak terlalu berbahaya bagi manusia bukan karena kandungannya tak berbahaya. Mengutip Smithsonian Magazine, alpha-latrotoxin yang ada dalam racun laba-laba ini mampu untuk merusak jaringan saraf korbannya dan mengantarkan rasa sakit yang luar biasa. Bahkan, racun ini disebut-sebut 15 kali lebih kuat dibandingkan bisa ular derik. Hanya saja, karena ukuran laba-laba janda hitam yang relatif kecil, mereka tak bisa menyuntikkan racun ini dalam dosis yang besar pada tubuh manusia sehingga efek yang ditimbulkan minimal.

2. Viper bertanduk sahara

5 Hewan Beracun yang Hidup di Gurun Sahara, Hati-hati!Viper bertanduk sahara dapat dengan sempurna berbaur dengan pasir gurun sehingga sulit untuk dideteksi. (commons.wikimedia.org/Holger Krisp)

Viper bertanduk sahara (Cerastes cerastes) tersebar luas di seluruh Afrika Utara, terutama kawasan Gurun Sahara. Ciri unik ular ini terletak pada sepasang sisik yang tumbuh di atas kedua matanya yang tampak seperti tanduk. Ukuran viper bertanduk sahara cenderung kecil. Mereka tumbuh dengan panjang 30—60 cm saja. Biasanya, tanduk itu baru akan tumbuh ketika viper bertanduk sahara sudah tumbuh maksimal.

Animal Diversity melansir bahwa kandungan cytotoxic yang ada pada bisa viper bertanduk sahara cukup berbahaya bagi manusia. Efek yang ditimbulkan dari gigitan ular ini antara lain mual-mual, pendarahan, keringat berlebih, nekrosis, dan hematuria. Kalau tak segera mendapatkan perawatan serius, orang yang tergigit viper bertanduk sahara bisa terancam nyawanya.

Biarpun begitu, kasus fatal akibat gigitan dari ular ini terbilang sangat jarang. Sebab, habitat utama viper bertanduk sahara terbilang sangat jauh dari tempat tinggal manusia. Malahan, bisa dari ular ini justru dapat dimanfaatkan sebagai antiracun untuk menangani berbagai jenis bisa dari ular-ular yang ada di Afrika, lho.

Baca Juga: Gurun Sahara dan 6 Penemuan Menakjubkan yang Ada di Dalamnya

3. Deathstalker

5 Hewan Beracun yang Hidup di Gurun Sahara, Hati-hati!postur agresif dari deathstalker (commons.wikimedia.org/מינוזיג)

Dari namanya saja, deathstalker (Leiurus quinquestriatus) mungkin sudah membuat bulu kuduk kita berdiri. Kalajengking yang satu ini dikenal sebagai salah satu jenis yang paling berbahaya di dunia. Mereka tersebar mulai dari Timur Tengah sampai Afrika Utara, termasuk Gurun Sahara. Deathstalker umumnya berukuran 30—77 mm dan tampil dengan warna kuning yang cukup sulit dilihat karena sangat berbaur dengan lingkungan berpasir.

Menurut Discover Magazine, racun dari deathstalker bisa membahayakan nyawa, khususnya pada anak-anak jika tak mendapat perawatan serius. Kandungan neurotoxin dalam racun kalajengking ini dapat menyebabkan gagal jantung dan tak bisa bernapas pada kasus yang fatal. Sementara, pada kasus yang belum terlalu parah, racun deathstalker tetap bisa menyebabkan efek, misalnya keringat berlebih dan detak jantung yang lebih cepat dari biasanya.

Menariknya, sempat ada miskonsepsi tentang racun dari deathstalker. Dalam beberapa kabar yang beredar, racun kalajengking ini disebut sebagai cairan paling mahal di dunia. Sebenarnya, apa yang membuat racun kalajengking mahal itu terletak pada proses pengambilan racun dari kalajengking yang harus dilakukan sedikit demi sedikit. Ditambah lagi, racun kalajengking yang mahal itu bukan berasal dari deathstalker yang mudah ditemui, melainkan dari jenis Diplocentrus melici yang ada di Meksiko.

4. Nubian spitting cobra

5 Hewan Beracun yang Hidup di Gurun Sahara, Hati-hati!spesimen nubian spitting cobra yang diteliti oleh sejumlah ilmuwan (commons.wikimedia.org/Лика Иванова (Lika Ivanova))

Kobra penyembur nubia (Naja nubiae) tersebar di sekitar Lembah Nil yang masih menjadi bagian dari Gurun Sahara. Ketika dewasa, ular ini bisa memiliki panjang sekitar 85 cm dengan individu terbesar bisa mencapai 1,48 meter. Sesuai dengan namanya, kobra penyembur nubia punya cara lain untuk menyebarkan bisanya, yakni dengan cara menyemburkannya ke arah target.

Menurut University of Adelaide, kobra penyembur nubia hanya akan menyemburkan bisanya ketika merasa diprovokasi atau terancam. Biasanya, mereka akan mengarah ke mata targetnya. Neurotoxin jadi kandungan utama dari bisa milik kobra penyembur nubia. Efek yang ditimbulkan dari bisa ular ini jika tergigit adalah mual dan muntah, sakit kepala, sakit perut, hingga pingsan.

Sementara, jika tak sengaja terkena semburan bisa ular ini di mata, risiko erosi kornea, infeksi sekunder, dan anterior uveitis jadi masalah serius yang dapat terjadi. Bahkan, pada kasus yang fatal, bisa tersebut dapat menyebabkan kebutaan permanen. Tentunya, serangkaian bahaya dari bisa kobra penyembur nubia itu masih bisa diatasi jika mendapatkan perawatan medis yang tepat dan antibisa yang sesuai.

5. Viper sisik gergaji

5 Hewan Beracun yang Hidup di Gurun Sahara, Hati-hati!Viper sisik gergaji dikenal sebagai ular berbisa agresif dan bisa melancarkan serangan supercepat. (commons.wikimedia.org/Tanmay Haldar)

Viper sisik gergaji (genus Echis) merupakan keluarga viper yang tersebar cukup luas. Ular ini ditemui mulai dari India, Sri Lanka, Pakistan, Timur Tengah, sampai Afrika Utara, termasuk Gunung Sahara. Uniknya, nama dari ular dengan ukuran sekitar 30—60 cm ini berasal dari sisiknya yang berbentuk seperti mata gergaji dan bisa mengeluarkan suara desisan ketika mereka melakukan gerakan tertentu. Selain itu, mereka juga dikenal punya bisa dengan kandungan yang kompleks.

Dilansir Fact Animal, viper sisik gergaji setidaknya punya empat jenis racun berbeda dalam bisanya. Cardiotoxin, cytotoxin, hemotoxin, dan neurotoxin yang ada dalam bisa ular ini setidaknya bisa mempengaruhi berbagai jenis jaringan yang ada di tubuh korbannya. Efek seperti detak jantung berlebih, pendarahan secara acak, sampai pendarahan di otak bisa ditimbulkan jika bisa ini masuk ke tubuh manusia.

Parahnya lagi, viper sisik gergaji cenderung agresif dan termasuk salah satu ular dengan serangan paling cepat di dunia. Selain itu, mereka tak hanya suka berada di tanah, melainkan juga bisa ada di atas pepohonan. Beruntungnya, bisa viper sisik gergaji bisa diatasi dengan antibisa. Hanya saja, perlu penanganan medis yang cepat agar gejala berbahaya dari racun dalam bisa ular ini tak menyebar ke seluruh tubuh.

Selain harus bertahan dengan suhu ekstrem, hewan maupun manusia yang tinggal di sekitar gurun terbesar ketiga di dunia ini juga harus waspada terhadap hewan-hewan beracun. Ukurannya yang kecil dan kadar racun yang bisa membahayakan nyawa jadi beberapa contoh tentang betapa berbahayanya hewan-hewan di atas jika kita tak sengaja digigit atau disengat dengan racunnya. Kalau menurut kamu, hewan mana yang paling berbahaya dari daftar di atas?

Baca Juga: 5 Fakta Luar Biasa dari Gurun Sahara, Gurun Pasir Terbesar di Dunia!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya