Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Cesium-137? Isotop yang Diduga Ada pada Udang Ekspor Indonesia

ilustrasi tanda radioaktif (unsplash.com/Ilja Nedilko)
ilustrasi tanda radioaktif (unsplash.com/Ilja Nedilko)
Intinya sih...
  • Cesium-137 adalah isotop radioaktif yang dihasilkan dari proses fisi nuklir dan memiliki berbagai aplikasi, mulai dari perangkat medis hingga alat ukur industri.
  • Isotop ini digunakan dalam radioterapi medis, sterilisasi medis, dan alat ukur industri, namun juga menyimpan potensi risiko serius bagi kesehatan dan lingkungan.
  • Cesium-137 dapat berpindah melalui udara, air, tanah, beton, dan tanaman serta masih bisa ditemukan di lingkungan akibat uji coba senjata nuklir pada pertengahan abad ke-20 serta kecelakaan reaktor nuklir.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru-baru ini mengeluarkan peringatan kepada masyarakat AS untuk tidak mengonsumsi beberapa produk udang beku merek Great Value yang dijual di Walmart.

Peringatan ini muncul setelah ditemukannya kemungkinan kontaminasi Cesium-137, sebuah isotop radioaktif yang dapat membahayakan kesehatan. Temuan itu bermula dari laporan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP). Dalam keterangan resminya (19/8/2025), mereka mendeteksi adanya jejak Cs-137 dalam kontainer di empat pelabuhan besar.

Hasil uji lanjutan juga menunjukkan bahwa udang beku asal distributor Indonesia, BMS Foods, positif mengandung isotop ini. Meski demikian, FDA menegaskan bahwa tidak ada produk yang terbukti mengandung Cesium-137 yang sudah masuk ke rantai pasok makanan di Amerika Serikat. Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan untuk kasus ini.

1. Asal usul Cesium-17

ilustrasi bahan kimia berbahaya (pexels.com/pixabay)
ilustrasi bahan kimia berbahaya (pexels.com/pixabay)

Cesium-137 (Cs-137) merupakan isotop radioaktif yang dihasilkan dari proses fisi nuklir. Isotop ini memiliki berbagai aplikasi, mulai dari perangkat medis hingga alat ukur industri. Namun, keberadaannya di lingkungan umumnya bukan berasal dari penggunaan sehari-hari, melainkan sebagai produk samping fisi nuklir di reaktor tenaga nuklir maupun uji coba senjata nuklir.

Sejarah mencatat bahwa sejumlah kecil Cs-137 masih bisa ditemukan di atmosfer dan tanah akibat uji coba senjata nuklir pada dekade 1950 hingga 1960-an. Isotop ini juga pernah dilepaskan dalam jumlah besar akibat kecelakaan nuklir, seperti tragedi Chernobyl tahun 1986, yang menyebabkan sebaran Cs-137 ke berbagai negara di Eropa.

Secara kimia, Cs-137 memiliki kecenderungan untuk berikatan dengan klorida, sehingga lebih sering ditemukan dalam bentuk serbuk kristalin ketimbang dalam wujud cair murni.

2. Penggunaan dan risiko paparan Cesium-137

Cesium-137 juga memiliki sejumlah aplikasi penting dalam bidang medis dan industri. Dalam jumlah kecil, Cs-137 sering digunakan untuk kalibrasi peralatan deteksi radiasi seperti Geiger-Mueller counter. Dalam jumlah yang lebih besar, isotop ini dimanfaatkan untuk:

  • Radioterapi medis dalam pengobatan kanker.

  • Sterilisasi medis, terutama untuk peralatan kesehatan.

  • Alat ukur industri, misalnya untuk mendeteksi aliran cairan dalam pipa.

  • Pengukuran ketebalan material, seperti kertas, film fotografi, atau lembaran logam.

Namun, di balik manfaatnya, Cs-137 juga menyimpan potensi risiko. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memang terpapar Cs-137 dalam kadar sangat kecil akibat peninggalan uji coba senjata nuklir pada tahun 1950–1960-an.

Paparan tersebut umumnya tidak berbahaya. Akan tetapi, paparan dalam jumlah besar dan terkonsentrasi, seperti yang terdapat pada perangkat radioterapi atau alat ukur industri, dapat berakibat fatal.

Untuk mencegah bahaya, sumber Cs-137 dalam perangkat tersebut selalu disegel rapat agar tidak terlepas ke lingkungan.

3. Cesium-137 di lingkungan

ilustrasi tempat radioaktif (pixabay.com/ELG21)
ilustrasi tempat radioaktif (pixabay.com/ELG21)

Sifat kimia Cs-137 membuatnya berinteraksi dengan lingkungan dengan cara yang mirip dengan garam dapur (natrium klorida). Karena cenderung membentuk serbuk kristalin yang larut, isotop ini bisa dengan mudah berpindah dan menyebar melalui berbagai media:

  • Udara: Cs-137 dapat bergerak bebas dan terbawa angin, sehingga berpotensi menyebar ke wilayah yang jauh dari sumber awalnya.

  • Air: Isotop ini mudah larut dalam air, yang memungkinkan kontaminasi pada sistem perairan alami maupun buatan.

  • Tanah dan beton: Cs-137 memiliki ikatan kuat dengan partikel tanah dan beton. Meski demikian, unsur ini umumnya tidak menembus jauh ke dalam lapisan tanah, sehingga cenderung terkonsentrasi di permukaan.

  • Tanaman: Vegetasi yang tumbuh di tanah terkontaminasi dapat menyerap Cs-137 dalam jumlah kecil, yang kemudian dapat masuk ke rantai makanan.

Jejak Cs-137 masih bisa ditemukan di lingkungan akibat uji coba senjata nuklir pada pertengahan abad ke-20 serta kecelakaan reaktor nuklir, seperti Chernobyl atau Fukushima. Meskipun jumlahnya relatif kecil, sifatnya yang dapat bertahan lama menjadikan Cs-137 isotop yang terus menjadi perhatian dalam pemantauan kesehatan publik.

Cesium-137 merupakan isotop radioaktif dengan manfaat besar di bidang medis dan industri, namun juga menyimpan potensi risiko serius bagi kesehatan dan lingkungan. Karena sifatnya yang mudah menyebar dan bertahan lama, pengawasan ketat serta penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah dampak berbahaya dari paparan isotop ini.

Referensi

"Radionuclide Basics: Cesium-137". Diakses pada Agustus 2025. United States Environmental Protection Agency. "Cesium-137". Diakses pada Agustus 2025. Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us