Apa Itu Tanaman Kratom? Ketahui Kegunaan dan Efek Sampingnya

Tanaman kratom mendadak jadi perbincangan. Bukan tanpa alasan, melejitnya popularitas tanaman kratom dipicu oleh rencana Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang ingin menjadikannya sebagai komoditas ekspor negara.
Terdengar asing, apa itu tanaman kratom? Konon, daun dari tanaman ini kerap digunakan sebagai bahan dasar obat herbal. Benarkah demikian? Berikut penjelasan tanaman kratom beserta kegunaan hingga risiko efek sampingnya.
Apa itu tanaman kratom?
Tanaman kratom dengan nama ilmiah Mitragyna speciosa merupakan pohon tropis yang berasal dari Asia Tenggara. Tanaman ini bisa tumbuh setinggi 4—16 meter dan dibudidayakan untuk berbagai kebutuhan, terutama bagian daunnya.
Secara tradisional, daun kratom segar kerap dikunyah atau dibuat teh. Selain itu, daun tanaman ini juga kerap diolah menjadi bentuk bubuk. Setelah diolah daun kratom sekilas tampak seperti matcha karena berwarna hijau, tetapi ada juga yang krem kecokelatan.
Di berbagai kawasan di Asia Tenggara, daun ini digunakan sebagai anti diare, penekan batuk, anti diabetik, hingga agen obat cacing untuk usus. Sementara itu, di luar Asia tanaman kratom secara anekdot digunakan untuk membantu mengatasi nyeri kronis dan gejala putus obat opioid. Namun, penggunaannya belum disetujui dalam pengobatan modern, ya.
Apa kegunaan dan manfaat tanaman kratom?
Kratom secara bebas kerap digunakan sebagai alternatif untuk mendapatkan sensasi mirip alkohol. Di Thailand Selatan, kratom digunakan sebagai koktail dan menjadi populer karena efeknya yang menenangkan.
Secara umum, kratom dikatakan dapat memicu efek yang beragam, tergantung pada dosis yang dikonsumsi. Konsumsi kratom pada dosis kecil dapat menimbulkan efek seperti penggunaan kokain. Sementara itu, penggunaan kratom pada dosis yang lebih besar dapat menyebabkan efek sedatif-narkotika layaknya morfin.
Selain itu, tanaman ini dikatakan mampu mengatasi putus zat dari heroin, morfin, maupun obat opioid lainnya. Tak cuma itu, tananaman ini juga mampu mengatasi batuk, depresi, hingga kecemasan. Meski demikian, belum ada studi ilmiah yang mendukung pernyataan tersebut.
Sumber yang sama mencatat bahwa beberapa gram daun kratom kering dapat memicu efek menyegarkan dan euforia selama 10 menit. Efek tersebut pun berlangsung hingga 1—1,5 jam. Pengguna tanaman kratom pun dilaporkan mengalami peningkatan kewaspadaan, kemampuan bersosialisasi, dan peningkatan hasrat seksual.
Bagaimana efek saat mengonsumsi kratom?
Tanaman kratom masih membutuhkan banyak penelitian dan pengujian ilmiah untuk diketahui manfaatnya bagi manusia. Apalagi konsumsi kratom pun tidak bisa dilakukan sembarangan karena dapat memicu beberapa efek samping.
Dampak penggunaan tanaman kratom ini umumnya muncul setelah mengonsumsinya dalam dosis besar atau sekitar 10—25 gram daun kering. Adapun efek yang muncul meliputi tubuh berkeringat, pusing, mual, dan disforia. Akan tetapi, efek tersebut akan segera tergantikan dengan perasaan tenang, euforia, dan keadaan seolah seperti mimpi. Hal itu konon dapat berlangsung hingga 6 jam.
Lebih jauh, penggunaan kratom secara konsisten juga dapat menyebabkan ketergantungan. Seseorang mungkin mengalami rasa ngidam, lemas, lesu, cemas, mual, nyeri otot, bahkan tremor, gangguan tidur, dan halusinasi.
Konsumsi kratom bersamaan dengan obat lain juga dapat menimbulkan efek samping serius. Interaksi obat bisa berakibat fatal, bahkan walau dengan beberapa bahan.
Apa itu tanaman kratom memang potensial untuk menjadi bahan yang diperlukan dalam bidang kesehatan. Akan tetapi, penggunaannya masih perlu ditelaah lebih jauh untuk memastikan keamanan bagi manusia.
Referensi:
"Kratom drug profile". EMCDDA. Diakses Juni 2024
"Kratom - Uses, Side Effects, and More". WebMD. Diakses Juni 2024