ilustrasi anak kecil bermain dengan kucing (pexels.com/cottonbro studio)
Kucing dapat membentuk hubungan emosional yang kuat dengan manusia, yang tidak semata didasarkan pada makanan. Hubungan ini mencakup rasa nyaman, aman, dan keterikatan yang berkembang dari interaksi sehari-hari. Studi menunjukkan bahwa kucing mengenali dan merespons ekspresi emosi manusia melalui suara dan wajah, menandakan adanya pemrosesan sosial yang kompleks.
Kedekatan emosional ini memperkuat ingatan jangka panjang kucing terhadap pemiliknya. Mereka lebih cenderung mengingat dan mencari individu yang memberi rasa aman dan pengalaman positif. Ikatan seperti ini membuat kucing merasa tenang di sekitar orang yang dikenalnya, terutama dalam situasi baru atau menegangkan.
Interaksi seperti membelai dengan lembut, berbicara, dan bermain secara konsisten memperkuat hubungan ini. Aktivitas tersebut menciptakan asosiasi emosional yang disimpan dalam memori kucing. Akibatnya, kucing membangun keterikatan yang bertahan lama, bahkan jika tidak bertemu pemiliknya untuk sementara waktu.
Memori jangka panjang kucing bukanlah mitos belaka. Mereka bisa mengingat orang, tempat, suara, bahkan pengalaman emosional selama bertahun-tahun. Dengan mengenal kemampuan ini, kita bisa lebih bijak memperlakukan kucing dan menjaga hubungan yang lebih hangat dan penuh kasih.