ilustrasi ikan mati karena pencemaran air (unsplash.com/@mavenfx)
Selain kecelakaan, penambang juga menghadapi risiko masalah kesehatan, salah satunya penyakit paru-paru hitam akibat sering terpapar partikel debu yang dihasilkan oleh pertambangan, misalnya debu batu bara dan debu silika. Penyakit ini dapat merusak gangguan pernapasan dan bisa berakibat fatal.
Proses penambangan juga dapat merusak lingkungan, salah satunya karena deforestasi. Untuk membuka lahan pertambangan, pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan akan dibabat habis, lalu dibakar.
Pertambangan skala besar terdiri dari beberapa kelompok industri (cluster), biasanya pertambangan skala besar akan mengekstraksi bahan mentah hasil pertambangan dengan menggunakan bahan kimia, seperti sianida, merkuri, atau metilmerkuri. Bahan kimia ini melewati pipa pertambangan dan akan menghasilkan tailing (limbah yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan). Limbah ini sering kali dibuang sembarangan ke sungai, teluk, dan lautan.
Pembuangan limbah tambang juga dapat menyebabkan pencemaran air yang parah dari logam beracun. Logam beracun yang biasa ditemukan dalam limbah tambang, seperti arsenik dan merkuri, berbahaya bagi kesehatan manusia dan satwa liar jika dilepaskan ke sungai terdekat.
Pertambangan juga menciptakan polusi air yang dikenal sebagai drainase asam tambang. Pertama, penambangan mengekspos sulfida di dalam tanah. Ketika air hujan atau sungai melarutkan sulfida, ia akan membentuk asam. Air asam ini merusak tanaman dan makhluk hidup di air.
Tidak dapat dihindari adanya perubahan tatanan ekonomi, sosial, dan lingkungan semenjak adanya industri pertambangan di dunia maupun di Indonesia sendiri. Akan tetapi, ada baiknya jika kita lebih memanfaatkan energi terbarukan ketimbang mengeksploitasi alam dan bumi secara berlebihan demi generasi dan keberlangsungan hidup di masa depan. Semoga definisi tentang pertambangan dapat memberikanmu beberapa informasi yang kamu butuhkan, ya.