ilustrasi mencium kucing (pexels.com/Helena Lopes)
Meskipun kita tidak bisa benar-benar mengetahui isi pikiran anabul saat dicium, para ahli dan pengamat perilaku kucing sepakat bahwa mereka memiliki cara tersendiri dalam merespons dan menafsirkan interaksi manusia. Kucing tidak memahami ciuman seperti manusia. Pasalnya, kucing mereka mengekspresikan kasih sayang dengan cara sangat berbeda.
Namun, banyak kucing bisa menangkap maksud baik di balik ciuman yang diberikan. Kucing yang terbiasa dengan pemiliknya biasanya akan mengenali bahwa ciuman adalah bentuk perhatian dan kasih sayang.
Kendati demikian, reaksi yang ditunjukkan anabul pun bisa bermacam-macam, tergantung kepribadian, mood, hingga pengalaman masa lalunya. Kucing yang nyaman akan menunjukkan tanda-tanda positif seperti mendengkur, menatap dengan pelan (slow blinking), menempelkan kepala, atau bahkan menjilat balik sebagai bentuk balasan.
Sebaliknya, ada juga kucing yang tidak nyaman dengan kontak fisik terlalu dekat, termasuk ciuman. Beberapa kucing bisa merasa terganggu karena sensitivitas pada area wajah dan kumisnya.
Jika kucingmu menunjukkan sinyal stres seperti menghindar, mengeong tajam, memutar telinga ke belakang, atau menjentikkan ekornya dengan cepat, bisa jadi anabul tidak menikmati ciumanmu. Kucing mungkin lebih suka bentuk kasih sayang lain seperti dielus atau diajak bermain.
Hal yang perlu diingat, setiap kucing itu unik. Cara terbaik untuk memahami apa yang dipikirkan kucing saat kita menciumnya adalah dengan mengamati bahasa tubuhnya dan menyesuaikan interaksi berdasarkan responsnya. Dengan begitu, kamu bisa menunjukkan kasih sayang tanpa membuat anabul merasa terancam atau tidak nyaman.