Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Bumi dan Bulan bersebelahan (commons.wikimedia.org/NASA)
potret Bumi dan Bulan bersebelahan (commons.wikimedia.org/NASA)

Saat memandang langit malam, kita pasti selalu menemukan keberadaan benda langit yang nampak paling dominan di sana. Ya, dari permukaan Bumi, Bulan jadi objek paling besar yang bisa kita lihat dengan mata telanjang. Sinar dan bentuk Bulan yang selalu berubah setiap malam menjadi daya tarik tersendiri yang tak jarang menghipnotis mata kita semua.

Tentunya, benda langit yang satu ini tak hanya hadir sebagai “aksesoris” yang mengitari Bumi. Sebagai satu-satunya satelit alami yang mengelilingi Bumi, kita terkadang lupa soal peran penting Bulan untuk planet kita tercinta. Kalau seandainya tiba-tiba Bulan menghilang, ada beberapa dampak yang bisa langsung kita rasakan. Penasaran? Yuk, simak penjelasan menarik sekaligus mengerikan di bawah ini!

1. Akan terjadi masalah pada ombak di lautan

potret Bulan di atas lautan (pixabay.com/photo-graphe)

Seperti yang kita ketahui, siklus pasang surut yang terjadi di air laut itu dipengaruhi oleh kehadiran Bulan di langit. Berkat daya tarik gravitasi Bulan, air laut jadi mengalami naik atau turun dalam kurun waktu tertentu. Fenomena ini bukan hal biasa karena sejatinya proses pasang surut laut sangat penting bagi Bumi. Dilansir Royal Museum Greenwich, siklus pasang surut akan menurun sampai sepertiga dari sekarang. Atas kondisi ini, kondisi pesisir pantai di seluruh dunia pasti akan ada dalam kondisi yang gawat.

Pasalnya, kawasan pesisir pantai mengandalkan material yang teraduk akibat pasang surut air laut supaya lingkungan tetap subur. Hal ini meliputi karang yang dekat dengan pesisir, rumput laut, sampai daerah hutan bakau. Kalau tidak ada siklus pasang surut pula, makhluk laut yang tinggal dekat dengan pesisir jadi semakin mudah terjebak di daratan, tidak bisa melanjutkan siklus reproduksi, dan menyebabkan kematian massal.

Tak hanya daerah pesisir, hilangnya siklus pasang surut air laut turut berpengaruh pada iklim di Bumi. Jadi, arus laut yang diakibatkan pasang surut itu mendistribusikan air hangat ke seluruh dunia yang membuat suhu lautan jadi lebih stabil. Tanpa itu, potensi terjadinya suhu ekstrem tak dapat dihindari. Bisa saja di satu tempat suhunya terlampau panas, sementara di tempat lain jadi terlampau dingin.

2. Waktu rotasi Bumi tidak lagi 24 jam

potret indah Bulan di lautan (pixabay.com/ELG21)

Bumi selalu berputar pada porosnya atau biasa disebut rotasi. Perputaran ini tak serta merta dilakukan sendiri karena ada banyak pengaruh dari luar Bumi sehingga durasi menjadi 24 jam. Menariknya, Bulan jadi salah satu objek langit yang memengaruhi waktu rotasi Bumi, lho. Jadi, kalau tiba-tiba Bulan menghilang, waktu kita dalam sehari sudah pasti tidak akan 24 jam lagi.

Dilansir Astronomy, fungsi kehadiran Bulan bagi rotasi Bumi adalah memperlambat proses perputarannya. Sebenarnya, sejak awal formasi Bulan, waktu rotasi Bumi terus melambat selama 2 milidetik per satu abad karena gravitasi Bulan menarik air laut yang menghambat proses rotasi secara perlahan. Nah, sejak saat itu, Bulan sudah “menghambat” proses perputaran Bumi dari yang tadinya hanya butuh sekitar 4—6 jam, kini menjadi 24 jam. Tanpa kehadiran Bulan, tentunya rotasi Bumi akan kembali menjadi cepat sehingga waktu satu hari akan berkurang.

Meskipun begitu, dampak yang satu ini tidak seinstan poin lain dalam daftar ini. Butuh jutaan atau malah miliaran tahun bagi Bumi untuk kembali berputar secepat putaran awal jika Bulan tiba-tiba menghilang sekarang. Namun tetap saja, efeknya benar-benar menyeramkan!

3. Siklus musim jadi terganggu

Bulan yang tertutup awan (commons.wikimedia.org/W.carter)

Ternyata siklus musim di Bumi juga akan terganggu kalau tiba-tiba Bulan menghilang. Pada dasarnya, sumbu Bumi itu miring sekitar 23,4 derajat dan kemiringannya dapat berubah sewaktu-waktu. Itu merupakan hal yang wajar mengingat kita mengalami fenomena titik balik Matahari yang menentukan durasi musim di belahan Bumi utara dan selatan. Masalahnya, kemiringan sumbu Bumi itu ada peran Bulan dibaliknya karena objek langit ini menahan proses tersebut.

Live Science melansir, jika sewaktu-waktu Bulan menghilang, kemiringan sumbu Bumi akan berlangsung sangat cepat dan tak beraturan. Akibatnya, kita bisa saja mengalami perubahan musim secara tiba-tiba dan tak bisa diprediksi, bagian kutub yang kadang berada di khatulistiwa, serta kegelapan total pada wilayah yang saat ini berada di khatulistiwa. Kondisi ini jelas sangat mengerikan karena akan mengubah cara hidup seluruh makhluk hidup di Bumi, terutama kala menghadapi musim yang berubah-ubah secara ekstrem.

4. Kebingungan bagi hewan-hewan nokturnal

Burung hantu termasuk hewan nokturnal yang mengandalkan Bulan untuk beraktivitas. (pixabay.com/Erik_Karits)

Di dunia ini, ada banyak spesies hewan nokturnal yang sangat bergantung dengan keberadaan Bulan. Yang paling utama, Bulan jadi satu-satunya sumber pencahayaan di tengah gelapnya malam karena memantulkan sekitar 3—12 persen cahaya Matahari, dilansir ZME Science. Dengan demikian, cahaya Bulan membantu para hewan, baik herbivor maupun karnivor, untuk bernavigasi dengan baik. Tanpa objek langit tersebut, malam akan jadi semakin gelap gulita yang menyebabkan sulit bagi hewan nokturnal mencari makan.

Sementara itu, bagi beberapa spesies, semisal tikus atau beberapa spesies serigala, kehadiran Bulan bisa jadi pertanda soal kapan mereka harus bergerak atau sembunyi. Tikus punya kebiasaan untuk bersembunyi saat Bulan sedang cerah-cerahnya, sementara serigala sebaliknya. Kalau tiba-tiba Bulan menghilang, bisa saja tikus jadi semakin tersebar luas, sementara serigala kesulitan untuk beraksi. Selain itu, beberapa hewan, semisal ngengat dan kura-kura, memanfaatkan Bulan untuk bernavigasi. Tanpa kehadiran Bulan, hewan-hewan seperti itu akan kesulitan untuk menemukan arah gerak yang sesuai.

Ya, kehilangan Bulan secara mendadak pasti akan memberi dampak yang signifikan bagi seluruh makhluk hidup yang ada di Bumi. Namun, tenang saja, skenario seperti itu hampir mustahil terjadi di dunia nyata. Hal yang paling mungkin terjadi adalah Bulan tertabrak asteroid raksasa sampai hancur berkeping-keping atau Bulan perlahan menjauh dari Bumi.

Untuk yang terakhir itu, menariknya, sebenarnya sudah terjadi. Dilansir NASA, Bulan selalu menjauh sekitar 1 inci atau 2,54 cm tiap tahunnya dari Bumi. Hal tersebut disebabkan oleh pasang surut Bumi, terutama pada bagian tonjolan, menyalurkan sedikit energi rotasi Bumi secara perlahan kepada Bulan. Akibatnya, Bulan jaadi agak tergorong lebih ke atas dari orbit yang seharusnya. Meski mengerikan, beruntungnya angka bukan sesuatu yang harus kita khawatirkan karena masih butuh jutaan atau milyaran tahun sebelum Bulan benar-benar meninggalkan Bumi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team