Alih-alih membiarkan kucing menjilati luka, pemilik harus proaktif membantu mengatasi luka kucing;
Cegah jilatan berlebih: Gunakan Elizabethan collar atau pelindung leher agar kucing tidak bisa menjilat lukanya.
Bersihkan dengan benar: Gunakan larutan saline steril atau antiseptik yang disarankan dokter hewan untuk membersihkan luka.
Pantau tanda infeksi: Waspadai kemerahan, bengkak, nanah, atau bau tak sedap dari luka.
Segera ke dokter hewan: Untuk luka yang lebih dari sekadar lecet ringan, konsultasi dengan profesional selalu jadi pilihan terbaik.
Air liur kucing memang mengandung enzim dan faktor penyembuh yang bisa membantu membersihkan luka. Namun, manfaat itu datang dengan risiko besar, karena mulut kucing juga jadi rumah bagi bakteri berbahaya. Jadi, sebaiknya jangan biarkan kucing menjilat lukanya terlalu sering. Untuk perawatan luka yang aman dan optimal, tetap andalkan saran dari dokter hewan. Saat ragu, lebih baik main aman demi kesehatan si meong tercinta.
Referensi
Ahh...The Spaw. Diakses pada Juli 2025. Should You Let Your Pet Lick Their Wounds?
Cat Bandit. Diakses pada Juli 2025. Can Cat Saliva Really Heal Wounds?
Petplan. Diakses pada Juli 2025. Should You Let Your Cat Lick Its Wounds?
Senior Cat Wellness. Diakses pada Juli 2025. Should a Cat Lick Its Wounds?