burung hantu (pexels.com/Erik Karits)
Ada pertimbangan etis yang sering diabaikan saat seseorang memutuskan memelihara satwa liar, termasuk burung hantu. Tidak semua orang sadar bahwa tidak semua hewan cocok untuk dijadikan teman hidup manusia, terutama yang berasal dari ekosistem khusus dan memiliki peran ekologis penting. Memaksa burung hantu hidup dalam lingkungan yang tidak sesuai artinya menempatkan kepentingan manusia di atas kesejahteraan makhluk lain.
Selain itu, pemeliharaan ini juga dapat memberi pesan keliru kepada publik, terutama anak-anak, bahwa satwa liar bisa dipelihara sesuka hati. Padahal, memperlakukan satwa seperti barang koleksi hanya akan menjauhkan kita dari prinsip-prinsip konservasi yang seharusnya mulai ditanamkan sejak dini. Etika dalam hubungan manusia dengan satwa seperti burung hantu seharusnya berdasarkan penghormatan, bukan dominasi.
Burung hantu memang menarik dari segi visual dan perilaku, tetapi bukan berarti bisa dijadikan peliharaan di rumah. Mereka memiliki kebutuhan biologis yang spesifik, tidak cocok dengan lingkungan domestik, dan berada di bawah perlindungan hukum yang ketat. Memelihara burung hantu tanpa izin dan pengetahuan yang memadai hanya akan menciptakan penderitaan bagi hewan itu sendiri dan memperparah ancaman terhadap populasi mereka di alam liar. Jika kamu benar-benar peduli pada burung hantu, bentuk kepedulian terbaik bukan dengan memelihara mereka, melainkan dengan mendukung upaya konservasi agar mereka tetap hidup bebas di habitat alami.
Referensi:
“Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tahun 2018.” JDIH Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Diakses pada Juni 2025.
“Owls as Pets.” International Owl Center. Diakses pada Juni 2025.
“Can I Have a Pet Owl?” WebMD. Diakses pada Juni 2025.
“Keeping Owls as Pets.” Suffolk Owl Sanctuary. Diakses pada Juni 2025.
“Reasons Why Owls Do Not Make Good Pets.” The Spruce Pets. Diakses pada Juni 2025.