Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan Endemik Taman Nasional Tesso Nilo, Apa Saja?

Taman Nasional Tesso Nilo (commons.wikimedia.org/Raiyani Muharramah)
Intinya sih...
  • Harimau sumatra merupakan hewan terancam punah dengan populasi sekitar 600 individu di alam liar.
  • Gajah sumatra memiliki populasi sekitar 2,400-2,800 individu dan menjadi daya tarik utama Taman Nasional Tesso Nilo.
  • Macan dahan sunda dan kucing kuwuk sunda juga merupakan hewan endemik yang dilindungi di Taman Nasional Tesso Nilo.

Taman Nasional Tesso Nilo merupakan taman nasional yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Taman Nasional Tesso Nilo sendiri memiliki luas sekitar 83.068 hektare. Seperti taman nasional lain, Taman Nasional Tesso Nilo terdiri atas berbagai bentang alam, mulai dari hutan, semak-semak, rerumputan, bebatuan, sungai, hingga padang rumput.

Oleh sebab itu, Taman Nasional Tesso Nilo dihuni oleh berbagai satwa endemik. Contohnya, Taman Nasional Tesso Nilo menjadi salah satu daerah yang masih dihuni oleh gajah dan harimau sumatra. Beberapa spesies primata seperti owa ungko juga bisa dijumpai di Taman Nasional Tesso Nilo. Berikut beberapa hewan endemik Taman Nasional Tesso Nilo yang mungkin belum kamu ketahui!

1. Harimau sumatra

harimau sumatra (commons.wikimedia.org/NasserHalaweh)

Panthera tigris sumatrae atau harimau sumatra merupakan satu-satunya spesies harimau yang saat ini masih hidup di Indonesia. Dilansir Flora & Fauna, ia merupakan hewan terancam punah dan masuk ke kategori critcally endangered atau sangat terancam. Tercatat, hanya tersisa sekitar 600 individu di alam liar. Di Taman Nasional Tesso Nilo, ia berperan sebagai predator puncak dan mampu menyeimbangkan ekosistem.

Harimau sumatra merupakan hewan yang dilindungi oleh pemerintah. Jadi. kamu gak boleh sembarangan memburu, menangkap, atau membunuh hewan ini. Ia bisa ditemukan dimanapun, entah itu hutan, kebun, bebatuan, area lembap, hingga dataran tinggi. Harimau sumatra merupakan spesies harimau kecil dengan panjang maksimal 2,3 meter dan bobot sekitar 100 - 140 kilogram.

2. Gajah sumatra

gajah sumatra (commons.wikimedia.org/Afrianto silalahi)

Sama seperti harimau sumatra, Elaphas maximus sumatranus atau gajah sumatra merupakan hewan terancam punah yang dilindungi. Dilansir WWF, setidaknya tersisa sekitar 2,400 - 2,800 individu gajah sumatra di alam liar. Ia bisa tumbuh hingga sepanjang 6 meter, setinggi 2,7 meter, dan bobot maksimalnya mencapai 5 ton. Karena ukurannya tersebut, gajah sumatra menjadi salah satu hewan terbesar di Taman Nasional Tesso Nilo.

Gak cuma itu, gajah sumatra juga menjadi salah satu daya tarik dari Taman Nasional Tesso Nilo. Ia kerap berjumpa dengan manusia, bahkan sering dinaiki oleh petugas taman nasional. Umumnya, gajah sumatra hidup di hutan lebat dan area lembap. Di dua tempat tersebut, hewan bergading ini bisa mendapat makanan dan pasokan air yang berlimpah.

3. Macan dahan sunda

Hewan dengan nama ilmiah Neofelis diardi merupakan salah satu kucing predator yang menghuni Taman Nasional Tesso Nilo. Berbeda dari harimau dan kucing lain, ia merupakan hewan arboreal yang sering beraktivitas di pepohonan. Mengandalkan corak tutul dan tubuh cokelatnya macan dahan sunda bisa berkamuflase di pepohonan. Kemudian, cakar yang tajam, badan ramping, dan ekor panjang memudahkan hewan ini untuk memanjat dan bergerak dengan lincah di pepohonan.

Sayangnya, populasinya terus terancam dan ia merupakan hewan dilindungi. Saat ini, macan dahan sunda terancam oleh perburuan liar, persaingan dengan hewan lain, dan kerusakan habitat. Dilansir Animal Diversity Web, macan dahan juga pandai bersembunyi dan pemalu sehingga survey dan penelitian mengenai hewan ini cukup sulit dilakukan.

4. Kucing kuwuk sunda

kucing kuwuk sunda (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Laman Animalia menjelaskan kalau Prionailurus javanensis sumatranus atau kucing kuwuk sunda merupakan kucing liar berukuran sedang. Dalam hal ini, panjangnya maksimalnya hanya 66 centimeter dan bobotnya tak lebih dari 3,8 kilogram. Uniknya, ia mirip dengan macan dahan sunda, yaitu pandai memanjat, punya corak tutul, sangat aktif pada malam hari, lincah, pemalu, dan sulit dijumpai.

Di alam liar, kucing kuwuk sunda sering memakan ikan, serangga, burung, ular, dan kadal. Bersama dengan harimau sumatra dan macan dahan sunda, kucing ini menyandang gelar sebagai predator yang penting bagi keseimbangan ekosistem di Taman Nasional Tesso Nilo. Pasalnya, ia berperan menstabilkan populasi hewan berukuran kecil. Sayangnya, hewan yang dilindungi ini sangat terancam oleh kerusakan habitat dan perburuan liar.

5. Owa ungko

owa ungko (commons.wikimedia.org/Julie Langford)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau owa ungko merupakan primata yang sangat aktif di pepohonan. Hewan dengan nama ilmiah Hylobates agilis ini sering bergelantungan, melompat, dan mencari makanan di atas pohon. Makanan utamanya sendiri mencakup buah-buahan, namun di beberapa kesempatan ia juga bisa memakan dedaunan, bunga, dan serangga.

Bisa dibilang, owa ungko merupakan penguasa kanopi hutan di Taman Nasional Tesso Nilo. Suaranya juga sangat kencang dan kamu bisa mendengarnya dari jarak yang cukup jauh. Soal ciri fisik, ia punya tubuh berwarna hitam, tangan panjang, serta pipi dan alis berwarna putih. Seperti satwa lain di Taman Nasional Tesso Nilo, owa ungko juga termasuk hewan yang dilindungi dan populasinya terus menurun.

Ternyata, Taman Nasional Tesso Nilo menyimpan keanekaragam hewani yang sangat melimpah. Mau itu kucing, harimau, hingga gajah semuanya hidup berdampingan di taman nasional tersebut. Sayangnya, mereka semua terancam dan populasinya terus menurun. Jadi, kita harus menjaga hewan endemik Taman Nasional Tesso Nilo agar mereka tidak hilang dari bumi Nusantara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us