Super Volcano, Gunung Berapi yang Jauh Lebih Dahsyat dari Gunung Biasa

Letusannya jauh lebih dahsyat dari gunung berapi biasa!

Gunung berapi adalah salah satu fenomena alam yang paling menakjubkan dan menakutkan. Ketika gunung berapi meletus, ia dapat mengeluarkan lava, abu, gas, dan batu dengan suhu dan kecepatan tinggi. Letusan gunung berapi dapat mempengaruhi lingkungan sekitar, baik secara lokal maupun global.

Namun, ada jenis gunung berapi yang jauh lebih dahsyat dan jarang terjadi, yaitu super volcano. Dilansir dari Natural History Museum, super volcano adalah gunung berapi yang memiliki potensi untuk meletus dengan kekuatan luar biasa dan mengeluarkan material vulkanik lebih dari 1000 kilometer kubik. Untuk membandingkan, letusan Gunung Tambora di Indonesia pada tahun 1815, yang dianggap sebagai letusan terbesar dalam sejarah manusia, hanya mengeluarkan sekitar 160 kilometer kubik material vulkanik.

Letusan super volcano dapat dikategorikan sebagai letusan dengan skala delapan dalam Volcanic Explosivity Index (VEI), yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan letusan gunung berapi. Skala VEI berjalan dari nol hingga delapan, dari letusan non-eksplosif hingga letusan kolosal. National Geographic menyatakan bahwa, dalam 36 juta tahun terakhir, hanya ada 42 letusan yang mencapai skala 8 atau paling tinggi 7 dalam VEI.

1. Bagaimana super volcano bisa terbentuk?

Super Volcano, Gunung Berapi yang Jauh Lebih Dahsyat dari Gunung BiasaIlustrasi kaldera (unsplash.com/Kees Kortmulder)

Super volcano biasanya terbentuk di daerah-daerah di mana lempeng tektonik bertemu atau berpisah. Lempeng tektonik adalah potongan-potongan besar dari kerak Bumi yang bergerak di atas mantel, yaitu lapisan bumi yang berada di bawah kerak. Ketika lempeng tektonik bertemu atau berpisah, tekanan dan panas dapat menyebabkan magma, yaitu batuan cair di dalam bumi, naik ke permukaan.

Super volcano berbeda dengan gunung berapi biasa, karena ia tidak memiliki bentuk kerucut yang khas. Dilansir dari hasil studi Curtin University, super volcano biasanya memiliki bentuk kawah besar yang disebut kaldera, yang terbentuk akibat runtuhnya permukaan bumi setelah letusan besar. Kaldera super volcano dapat memiliki diameter puluhan hingga ratusan kilometer. Contoh kaldera super volcano adalah Yellowstone di Amerika Serikat, Toba di Indonesia, dan Taupo di Selandia Baru.

2. Bagaimana super volcano dapat meletus?

Super Volcano, Gunung Berapi yang Jauh Lebih Dahsyat dari Gunung BiasaIlustrasi super volcano meletus (unsplash.com/Marc Szeglat)

Super volcano meletus ketika tekanan magma di bawah permukaan bumi mencapai titik kritis. Dilansir dari hasil penelitian oleh Curtin University, magma dapat terakumulasi selama ribuan hingga jutaan tahun sebelum meletus. Ketika meletus, super volcano dapat mengeluarkan plume abu vulkanik yang sangat tinggi dan luas, yang dapat mencapai stratosfer, yaitu lapisan atmosfer bumi yang berada di atas troposfer. Plume abu vulkanik ini dapat menyebar ke seluruh dunia dan menghalangi sinar matahari.

Selain abu vulkanik, super volcano juga dapat mengeluarkan piroklastik, yaitu aliran panas dari gas, batu, dan abu yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Piroklastik dapat menghancurkan segala sesuatu yang ada di jalannya dan mencapai jarak ratusan kilometer dari pusat letusan. Super volcano juga dapat mengeluarkan lava, tetapi biasanya dalam jumlah yang lebih sedikit daripada abu vulkanik dan piroklastik.

3. Apa dampak super volcano terhadap bumi?

Super Volcano, Gunung Berapi yang Jauh Lebih Dahsyat dari Gunung BiasaIlustrasi abu vulkanik hasil dari letusan super volcano (unsplash.com/Dimitry B)

Dampak super volcano terhadap Bumi sangat besar dan beragam. Dampak lokal meliputi kerusakan fisik akibat piroklastik, longsoran, dan gempa bumi. Dampak regional meliputi gangguan transportasi, komunikasi, dan kesehatan akibat abu vulkanik yang menutupi udara dan tanah. Abu vulkanik juga dapat merusak tanaman, hewan, dan sumber mata air.

Dilansir dari BBC, dampak global meliputi perubahan iklim akibat abu vulkanik yang menghalangi sinar matahari dan menurunkan suhu permukaan bumi. Perubahan iklim ini dapat berlangsung selama beberapa tahun hingga dekade, dan dapat mempengaruhi pola cuaca, curah hujan, dan sirkulasi angin. Perubahan iklim ini juga dapat menyebabkan kelaparan, penyakit, migrasi, dan konflik sosial di berbagai belahan dunia.

4. Apa saja contoh super volcano yang pernah meletus?

Super Volcano, Gunung Berapi yang Jauh Lebih Dahsyat dari Gunung BiasaBekas letusan gunung Yellowstone, Amerika Serikat yang sekarang dijadikan taman nasional (pexels.com/Tom Fournier)

Meskipun letusan super volcano sangat jarang terjadi, ada beberapa contoh yang tercatat dalam sejarah geologi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Letusan Toba: Letusan ini terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu di Sumatera, Indonesia. Letusan ini mengeluarkan sekitar 2.800 kilometer kubik material vulkanik dan meninggalkan kaldera berukuran 100 x 30 kilometer. Letusan ini diduga menyebabkan penurunan suhu global sekitar 3-5 derajat Celsius dan mengurangi populasi manusia saat itu.
  2. Letusan Yellowstone: Letusan ini terjadi sekitar 640.000 tahun yang lalu di Wyoming, Amerika Serikat. Letusan ini mengeluarkan sekitar 1.000 kilometer kubik material vulkanik dan meninggalkan kaldera berukuran 55 x 80 kilometer. Letusan ini diduga menyebabkan penurunan suhu global sekitar 3-5 derajat Celsius dan mempengaruhi ekosistem Amerika Utara.
  3. Letusan Taupo: Letusan ini terjadi sekitar 26.500 tahun yang lalu di Pulau Utara, Selandia Baru. Letusan ini mengeluarkan sekitar 1.170 kilometer kubik material vulkanik dan meninggalkan kaldera berukuran 35 x 50 kilometer. Letusan ini diduga menyebabkan penurunan suhu global sekitar 2 derajat Celsius dan mempengaruhi iklim regional.

5. Apa saja tanda-tanda super volcano akan meletus?

Super Volcano, Gunung Berapi yang Jauh Lebih Dahsyat dari Gunung BiasaIlustrasi gempa bumi (unsplash.com/Mahmoud Sulaiman)

Meskipun sulit untuk memprediksi kapan dan bagaimana super volcano akan meletus, ada beberapa tanda-tanda yang dapat diamati sebagai indikator aktivitas vulkanik. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Peningkatan aktivitas gempa bumi. Gempa bumi dapat menunjukkan adanya pergerakan magma di bawah permukaan bumi, yang dapat meningkatkan tekanan dan menyebabkan retakan-retakan. Gempa bumi juga dapat memicu letusan dengan melemahkan struktur batuan yang menahan magma.
  2. Peningkatan aktivitas hidrotermal. Hidrotermal adalah istilah untuk air panas yang dipanaskan oleh magma di bawah permukaan bumi. Aktivitas hidrotermal dapat mencakup geiser, air panas, fumarol, atau lubang lumpur. Peningkatan aktivitas hidrotermal dapat menunjukkan adanya perubahan suhu atau komposisi magma.
  3. Peningkatan deformasi tanah. Deformasi tanah adalah perubahan bentuk atau volume dari permukaan bumi akibat tekanan magma. Deformasi tanah dapat mencakup pengangkatan, penurunan, peregangan, atau penyusutan tanah. Peningkatan deformasi tanah dapat menunjukkan adanya perubahan volume atau lokasi magma.

Pada intinya, super volcano dapat memberikan dampak yang sangat besar dan beragam terhadap Bumi, baik secara lokal, regional, maupun global. Dampak negatif meliputi kerusakan fisik, gangguan sosial, dan perubahan iklim. Dampak positif meliputi peningkatan kesuburan, pemandangan alam, dan pengetahuan. 

Baca Juga: Gunung Berapi di Islandia Meletus, Warga Abadikan Lewat Foto

Agam Praminsya Photo Writer Agam Praminsya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya