Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gigitan kutu (pexels.com/Erik Karits)
ilustrasi gigitan kutu (pexels.com/Erik Karits)

Selain nyamuk, gigitan kutu terkadang juga sangat menyebalkan. Tak disadari keberadaannya, tiba-tiba menyebabkan ruam merah dan perih. Apakah kamu pernah mengalaminya?

Kutu adalah salah satu hewan yang mencari makan dengan menggigit dan mengisap darah inangnya, seperti halnya nyamuk. Ia berpindah dari satu inang ke inang lainnya, termasuk anjing, tikus, kelinci, rusa, hingga manusia.

Saat berpindah inang, ia dapat membawa dan menyebarkan penyakit. Bahkan dalam satu gigitannya, bisa menyebarkan beberapa penyakit sekaligus seperti Lyme, anaplasmosis, dan babesiosis. Sayangnya, ia sulit disadari ketika menempel pada tubuh, sehingga tak mudah dicegah saat akan menggigit.

Dikenal cukup pandai mengelabuhi target inangnya, inilah cara kutu menempel, menggigit, hingga menyebarkan penyakit pada manusia. Simak selengkapnya dalam ulasan di bawah ini, yuk!

1. Kutu mengenali target melalui bau badan, pernapasan, hingga bayangannya

ilustrasi kutu (pixabay.com/danielbahrmann)

Jika kamu pernah mengetahui cara nyamuk mengenali targetnya, kurang lebih kutu juga melakukan hal yang serupa. Kutu dapat mengenali targetnya melalui napas, bau badan, merasakan panas tubuh, kelembapan, dan getaran target inang. Beberapa jenis di antaranya juga bisa mengenali bayangan si target. 

Ia biasanya akan bersembunyi di balik semak rerumputan untuk menunggu target. Ketika hewan atau manusia mendekati area tersebut, kutu akan bersiap untuk menempel ke tubuh inangnya. 

Supaya lebih cepat mendapatkan inang, ia biasanya akan menunggu di area atau jalur yang sering dilalui manusia. Mereka juga menunggu hewan sasarannya dengan memanfaatkan kemampuan mengenali targetnya tersebut.

2. Bagaimana kutu mencapai target inang?

ilustrasi kutu mencari target (pixabay.com/Erik_Karits)

Kutu tidak melompat atau terbang, melainkan merangkak untuk mencapai inangnya. For your information, mereka adalah hewan yang berkerabat dekat dengan laba-laba. Jadi, ia memiliki delapan kaki atau empat pasang kaki.

Saat akan menempel pada inang, ia mengatur posisi yang dikenal sebagai "posisi pencarian". Dalam posisi ini, sepasang kaki ketiga dan keempat akan memegang daun atau rumput. Sedangkan sepasang kaki pertama, dibiarkan terentang ke udara untuk persiapan merangkak naik ketika ada target yang melewatinya. 

Hap! Kutu akan langsung menempel dengan cepat ketika target sudah mendekati mereka. Dengan begitu, ia mulai melancarkan aksi pencarian makan pada tubuh inangnya.

3. Kutu mengeluarkan 'bahan anestesi' yang membuat target tidak menyadari adanya kutu di tubuh

ilustrasi kutu di kulit (pexels.com/Jimmy Chan)

Ketika kutu sudah menempel pada inang, ia biasanya tak langsung menggigit, tapi berjalan-jalan terlebih dahulu mencari area tubuh yang "aman" untuk melancarkan aksi makannya. Biasanya, area tubuh yang tersembunyi dan memiliki kulit yang tipis adalah sasarannya, seperti ketiak, selangkangan, atau telinga. Proses persiapan ini biasanya memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam.

Ukuran tubuh yang kecil—tak lebih besar dari biji apel saat dewasa dan seperti butiran pasir saat tahap larva—membuatnya sulit dideteksi saat hinggap di tubuh. Namun, ada yang lebih menarik lagi. Kutu biasanya juga mengeluarkan air liurnya yang bersifat anestesi sehingga target tak menyadari keberadaannya. Dengan begitu, ia bisa luput dari jangkauan manusia saat akan menggigit. 

4. Kutu menggigit dengan "menggali" kulit

penampakan mulut kutu (youtube.com/Deep Look)

Selain cerdik, kutu juga dikenal cukup brutal saat menggigit inangnya. Dalam sebuah laporan sains yang disediakan oleh Deep Look yang dilansir NPR, disebutkan bahwa kutu dapat "menggali" kulit seperti orang berenang untuk mengisap darah.

Secara morfologi, kepala kutu sebagian besarnya terdiri dari mulut. Bagian ini terdiri dari dua set pengait dan saluran makan. Masing-masing pengait terlihat seperti tangan dengan tiga jari yang bengkok. Sedangkan saluran makan berbentuk tabung lurus dengan gerigi di sisinya untuk menjaga supaya tetap menempel di kulit dalam waktu yang lama.

Saat mulai makan, kait ini akan menembus, menggali, dan menggeliat di dalam kulit untuk mengeluarkan sebagian kecil kulit. Dengan begitu, saluran makan bisa masuk dan mengisap darah.

Saat saluran makan masuk, kutu akan mengeluarkan zat pengencer darah supaya darah lebih mudah diisap. Selain itu, ia juga mengeluarkan zat anestesinya untuk mengelabuhi sistem kekebalan tubuh sehingga target tidak merasakan reaksi apa pun ketika ia menggigit.

Proses makan kutu bisa berlangsung 3 hingga 10 hari, tergantung fase hidupnya. Ia akan mengisap darah secara perlahan hingga kenyang. Bahkan pada kutu betina, ia bisa membengkak dua kali lipat ukuran tubuhnya. Setelah mendapatkan semua kebutuhannya, kutu akan berjatuhan dengan sendirinya dan bersiap melanjutkan fase hidup berikutnya.

5. Bagaimana kutu menyebarkan penyakit?

ilustrasi kutu menggigit kulit (youtube.com/Deep Look)

Kutu menyebarkan penyakit melalui proses makannya. Air liur yang dikeluarkan saat menggigit dapat masuk ke tubuh inang dan menularkan infeksi yang dibawanya (jika ada).

Akan tetapi, ini tidak terjadi secara langsung setelah gigitan. Proses penularan infeksi membutuhkan waktu, yang durasinya tergantung jenis kutu dan patogen yang dibawanya. 

Dilansir Health, kutu tertentu mungkin dapat menularkan penyakit yang disebut anaplasmosis dalam waktu 8 jam. Beberapa kutu lainnya mungkin membutuhkan waktu sekitar 36 hingga 48 jam untuk menularkan bakteri pembawa penyakit Lyme.

Jadi, waktu adalah faktor paling penting dalam penularan infeksi yang dibawa kutu. Menambahkan keterangan dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penularan penyakit Lyme kemungkinannya rendah ketika kutu berhasil dihilangkan dalam waktu 24 jam.

Oleh sebab itu, jika kamu menjumpai kutu menempel pada kulit, segera hilangkan ia dari tubuh. Caranya, ambillah pinset dan tarik tegak lurus kutu tersebut hingga tercabut. Jika mulut tertinggal dalam kulit, biasanya ini tidak akan menularkan penyakit dan akan jatuh dengan sendirinya.

Nah, begitulah cara kutu mengigit dan menularkan penyakit pada manusia. Meskipun tak semua kutu membawa infeksi, tetapi sebaiknya selalu berhati-hati dan berusaha mencegah gigitannya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team