Sebenarnya tidak ada ilmuwan yang dapat menjawabnya dengan pasti mengenai pertanyaan ini. Pasalnya, Einstein telah tiada, dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai teori relativitasnya tersebut.
Akan tetapi, secara teori, perjalanan waktu bisa saja dilakukan. Persoalannya, praktik tersebut mustahil untuk dilakukan. Perjalanan waktu akan melibatkan sebuah kecepatan yang hampir menyentuh kecepatan cahaya, dan bahkan harus menyamai kecepatan cahaya.
Tentu saat ini tidak ada sebuah kendaraan yang kecepatannya menyamai kecepatan cahaya. Jika ada, manusia juga pasti hancur lebur jika bergerak dengan kecepatan cahaya. Ditulis dalam Scientific American, mekanisme yang paling masuk akal adalah melakukan perjalanan waktu ke masa depan dengan menggunakan teori relativitas khusus.
Namun lagi-lagi hal tersebut mustahil dilakukan karena membutuhkan sebuah alat atau kendaraan yang sanggup melesat hampir secepat cahaya. Sekadar informasi, kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik. Tentunya kecepatan ini akan membuat benda yang memiliki massa akan hancur.
Jika ada pesawat meluncur dari bumi ke luar angkasa yang hampir menyamai kecepatan cahaya dan perjalanan itu dilakukan konstan selama 1 tahun, maka pada saat kamu kembali ke Bumi, teman-temanmu akan berusia puluhan tahun lebih tua dibandingkan dengan usiamu. Itu artinya, dengan kecepatan tinggi, kamu bisa menuju ke masa depan.
Itulah yang dinamakan relatif, karena kamu bergerak dengan sangat cepat, kamu akan mengalami waktu yang melambat dan hampir berhenti. Sedangkan waktu di Bumi adalah tetap berjalan seperti biasa. Inilah yang disebut dengan dilatasi waktu, yakni perbedaan pandangan antara objek yang diukur dengan objek yang mengukur.