5 Fakta tentang Ibnu Battuta, Sang Penjelajah Terhebat di Dunia

Mengembara ke Afrika, Asia, dan Eropa

Ibnu Battuta menghabiskan 29 tahun masa hidupnya untuk mengelilingi dunia selama abad pertengahan. Selama pengembaraannya, ia menempuh sekitar 120 ribu km dengan mengunjungi banyak negara-negara di dunia.

Selain Marco Polo, Ibnu Battuta dikenal sebagai salah satu pengembara terhebat di dunia. Lantas bagaimana kisah hidupnya hingga namanya melegenda seperti sekarang? Simak ulasannya!

1. Ibnu Battuta lahir dan besar di lingkungan Muslim

5 Fakta tentang Ibnu Battuta, Sang Penjelajah Terhebat di Duniaancient-origins.net

Menurut ahli sejarah, Ibnu Battuta lahir pada 24 Februari 1304 di Tangier, Maroko. Kala itu, Maroko merupakan Kesultanan Islam dan Ibnu Battuta tumbuh besar dalam sebuah keluarga Muslim.

Ia menghabiskan masa kecilnya belajar membaca, menulis, sains, matematika, dan hukum Islam. Karena pengalamannya belajar hukum Islam, maka kelak selama pengembaraan ia kerap menjadi Qadi (hakim) di berbagai tempat yang pernah dikunjunginya.

2. Melakukan perjalanan ke Mekkah selama satu setengah tahun

5 Fakta tentang Ibnu Battuta, Sang Penjelajah Terhebat di Duniahistory.com

Pada umur 21, Ibnu Battuta memutuskan untuk melakukan ziarah dan naik haji ke kota suci Makkah. Ia tahu bahwa perjalanan itu akan sangat panjang dan sulit, sehingga memutuskan untuk berpamitan kepada keluarganya dan memohon doa agar selamat.

Perjalanan ke Makkah berjarak ribuan kilometer. Ia harus berjalan melewati Afrika Utara, lalu bergabung dengan kafilah sebagai teman perjalanan dan juga keselamatan. Selama perjalanan, ia melewati banyak kota, misalnya Tunis, Kairo, Damaskus, dan Yerusalem. Untuk mencapai Kota Makkah, ia harus berjalan selama satu setengah tahun.

Baca Juga: 5 Tokoh Dunia yang Berjuang Keras Lawan Rasisme, Siapa Saja?

3. Meneruskan pengembaraan ke Timur Tengah dan Afrika

5 Fakta tentang Ibnu Battuta, Sang Penjelajah Terhebat di Duniathoughtco.com

Ibnu Battuta menyadari bahwa selama ibadah haji ia menyukai pengembaraan. Ia suka melihat tempat-tempat baru, merasakan budaya berbeda, dan bertemu orang baru. Maka ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.

Selama 29 tahun kemudian, Ibnu Battuta mengelilingi dunia. Pertama ia menuju Irak dan Persia untuk menjelajahi Jalur Sutra dan kota-kota seperti Baghdad, Tabriz, dan Mosul. Selanjutnya ia meneruskan ke pantai timur Afrika di Somalia dan Tanzania. Setelah merasa cukup melihat pantai Afrika, ia kembali ke Makkah untuk berhaji.

4. Sempat menetap sebentar di India dan Tiongkok, lalu ke Eropa

5 Fakta tentang Ibnu Battuta, Sang Penjelajah Terhebat di Duniahistory.com

Ibnu Battuta selanjutnya menuju utara ke Anatolia (Turki) dan semenanjung Krimea. Ia mengunjungi Konstantinopel dan berlanjut ke timur menuju India. Selama di India, Ia bekerja untuk Sultan Delhi sebagai seorang hakim. Setelah beberapa tahun, Ibnu Battuta melanjutkan perjalanannya ke Tiongkok, dan pada 1345 ia tiba di Guangzhou.

Setelah menghabiskan 1 tahun di Tiongkok, Ibnu Battuta memutuskan pulang ke Maroko. Ia hampir sampai di rumah saat seorang pembawa pesan mengabarkan bahwa orangtuanya sudah meninggal. Dibanding kembali ke rumah, ia memilih meneruskan perjalanan ke Andalusia (Spanyol), lalu ke jantung Afrika di Mali.

5. Kembali ke kampung halaman dan menuliskan kisahnya

5 Fakta tentang Ibnu Battuta, Sang Penjelajah Terhebat di Duniabbc.co.uk

Akhirnya Ibnu Battuta kembali ke Maroko menjelang akhir hidupnya pada 1354, dan banyak orang tertarik dengan kisahnya mengelilingi dunia. Penguasa Maroko saat itu menugaskan para cendekiawan untuk mencatat kisah penjelajahan Ibnu Battuta, hingga akhirnya menjadi sebuah buku terkenal berjudul Rihla, yang artinya Pengembaraan.

Nah, itulah lima fakta tentang Ibnu Battuta, salah satu tokoh pengembara terhebat di dunia yang berhasil mengunjungi banyak tempat.

Baca Juga: 5 Fakta Ibnu Sina, Polimatika Berpengaruh di Zaman Keemasan Islam

Bayu Widhayasa Photo Verified Writer Bayu Widhayasa

Suka belajar tapi tidak suka makar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya