Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bencana Alam yang Sering Terjadi di Korea Selatan, Apa Saja?

ilustrasi bencana alam di Korea Selatan (commons.wikimedia.org/KOREA TOURISM ORGANIZATION (한국관광공사))

Korea Selatan memang dikenal sebagai salah satu negara di Asia, yang memiliki teknologi maju dan industri hiburan yang mendunia. Dibalik kehebatan dan kemajuannya, negeri ginseng ini juga menghadapi berbagai tantangan alam. Meskipun wilayahnya tidak sebesar negara tetangga seperti China, Korea Selatan tidak luput dari potensi bencana alam yang merusak. 

Dari topan hingga gempa bumi, berbagai peristiwa alam ini kerap menjadi perhatian serius pemerintah dan warganya. Beberapa bencana alam yang sering melanda Korea Selatan bahkan bisa memengaruhi aktivitas warga sehari-hari hingga mengancam keselamatan nyawa. Meski begitu, negara ini terus berupaya memperkuat sistem mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak buruk. Penasaran, bencana alam apa saja yang sering terjadi di Korea Selatan? Yuk, simak daftarnya berikut ini!

1. Topan

ilustrasi bencana alam topan (commons.wikimedia.org/MODIS Land Rapid Response Team, NASA GSFC)

Salah satu bencana alam yang cukup sering melanda Korea Selatan adalah topan. Ada beberapa versi nama bencana topan, dimana salah satu yang paling merusak adalah topan Khanun. Topan Khanun menyebabkan kerusakan signifikan terutama di pantai selatan Korsel. 

Dilansir laman International Disasters Charter, sebelum mencapai Korea Selatan, topan Khanun terlebih dahulu menghantam Jepang. Penamaan topan Khanun memiliki arti nangka, yang menggambarkan asal usul dari Thailand sebagai anggota Komite Topan. 

Iklim Korea Selatan dipengaruhi oleh kedekatannya dengan daratan Asia yang menciptakan perbedaan suhu ekstrem antara musim panas dan musim dingin serta memengaruhi angin muson yang berdampak pada pola curah hujan. Wilayah utara dan pedalaman memiliki rentang suhu tahunan yang lebih besar dibandingkan wilayah selatan dan pesisir. Kadang-kadang, topan akhir musim panas (siklon tropis) menyebabkan hujan deras dan badai sepanjang pantai selatan.

Semenanjung Korea sering mengalami bencana alam, terutama hujan lebat dan topan yang terjadi selama musim panas antara Juni hingga September. Topan berasal dari timur Filipina, sering mencapai semenanjung Korea hingga menjadi ancaman paling umum dan merusak di Korea Selatan.

2. Banjir

ilustrasi banjir yang terjadi di Korea Selatan (commons.wikimedia.org/Cornell University Library)

Bencana alam banjir sering terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Korea Selatan. Penyebab utama banjir yang terjadi di Korea Selatan, adanya peningkatan curah hujan ekstrem, perubahan iklim, dan akibat dari pemanasan global. Dilansir laman Climate Change Writers, bencana alam seperti topan, gelombang panas, hujan lebat sering terjadi di Semenanjung Korea. 

Bencana-bencana ini memberikan dampak negatif bagi warga Korea. Topan dan hujan lebat adalah dua bencana alam yang paling berbahaya di Korea. Banjir dan topan merenggut banyak nyawa yang terjadi pada 1984 dan 1990.

Pemanasan global dan perubahan iklim semakin memperburuk curah hujan di semenanjung Korea dan sekitarnya. Pada tahun 2022, tercatat Seoul mengalami banjir terburuk selama kurun waktu 115 tahun terakhir. Pengalaman bencana ini menunjukkan betapa pentingnya manajemen risiko terhadap bencana, kolaborasi masyarakat, dan pengembangan teknologi mitigasi sebagai langkah pencegahan.

3. Gelombang panas

ilustrasi gelombang panas (pexels.com/Louis Laboratory)

Pada 2018 menjadi catatan gelombang panas ekstrem terparah di Seoul. Dampak dari pemanasan global menjadi ancaman serius yang mesti diperhatikan. Tingkat keparahan dan frekuensi bencana alam juga akan terus meningkat, musim panas menjadi semakin panas dan musim dingin semakin dingin. Dilansir laman Natural Disasters, Korea sering dilanda gelombang panas, hujan lebat, dan topan musim panas, sedangkan salju lebat cukup sering terjadi di musim dingin.

Semenanjung Korea diprediksi terjadi peningkatan gelombang panas ekstrem pada tahun-tahun berikutnya . Para ahli juga menyerukan untuk lebih proaktif dalam isu lingkungan dan efek gelombang panas di wilayah perkotaan dan pedesaan. Strategi seperti memperluas ruang hijau dan integrasi pertimbangan iklim dalam perencanaan kota, menjadi langkah penting untuk menghadapi tantangan ini.

4. Gempa bumi

ilustrasi gempa bumi (pexels.com/Wilson Malone)

Biasanya semenanjung Korea relatif aman dari gempa bumi besar dibandingkan negara tetangga seperti Jepang dan Taiwan. Namun, sejak Badan Meteorologi Korea (KMA) secara resmi mencatat aktivitas seismik pada 1978 bahwa wilayah Semenanjung Korea juga memiliki ancaman gempa bumi.

Pada tahun 1978, tercatat telah terjadi gempa bumi kuat termasuk gempa di Hongseong-gun dengan magnitudo 5,0. Selain itu, pada 1996, 2007, 2016, dan 2017 juga terjadi serangkaian aktivitas gempa bumi. Dilansir laman National Atlas, bencana gempa bumi dahsyat pernah terjadi pada masa lalu. 

Bukti ini juga mengarah pada simpulan bahwa Semenanjung Korea bukanlah wilayah yang sepenuhnya aman secara seismik. Dampak dari gempa bumi yang terjadi di masa lalu menyebabkan korban jiwa, kerusakan kastil, retakan tanah, hingga tsunami.  

5. Tanah longsor

ilustrasi tanah longsor (pexels.com/Franklin Peña Gutierrez)

Dilansir laman National Atlas, risiko tingginya terjadi tanah longsor di Korea Selatan disebabkan oleh hujan deras, gempa bumi, petir dan juga letusan gunung berapi. Selain itu, sebagian besar wilayah Korea Selatan terdiri dari pegunungan dan perbukitan. 

Tanah longsor dapat terjadi di mana saja dan kapan saja dengan sudut lereng lebih dari 30˚, dan area aliran air tanah yang sangat rentan. Pada lapisan tanah yang berubah dari cekung menjadi cembung zona bahu lereng, juga bisa terjadi tanah longsor.

Area yang sering terjadi tanah longsor di Korea Selatan seperti wilayah pegunungan Umyeonsan. Pada 2011 kasus tanah longsor Umyeonsan menyebabkan 67 korban jiwa. Peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi pemerintah dalam pentingnya pemantauan risiko, pekerjaan perbaikan, dan pencegahan di daerah rawan tanah longsor.

Dari topan hingga tanah longsor, Korea Selatan menghadapi berbagai bencana alam yang memerlukan perhatian serius. Meski negara ini dikenal memiliki teknologi canggih, bencana alam menjadi tantangan besar yang menguji kesiapan pemerintah dan masyarakatnya. Dengan perubahan iklim yang semakin nyata, upaya mitigasi dan adaptasi harus terus ditingkatkan agar dampak bencana dapat diatasi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us