Jauh sebelum manusia menaklukkan malam dengan lampu yang penuh warna, Bumi sudah memiliki cahaya cantiknya sendiri lewat fenomena alam bernama aurora. Fenomena ini merupakan peristiwa yang hanya terjadi di bagian kutub Bumi atau berjarak sekitar 66,5 derajat ke utara dan selatan dari garis khatulistiwa. Aurora yang ada di Kutub Utara diberi nama aurora borealis dan di Kutub Selatan disebut aurora australis.
Biasanya, aurora memperlihatkan cahaya layaknya tirai yang memiliki warna merah, biru, kuning, hijau, atau jingga, tergantung dengan elemen yang ada saat terbentuknya tirai tersebut. Fenomena ini terjadi pada malam hari dan secara ilmiah pun sebenarnya kita telah memecahkan asal-usul dari aurora. Dilansir National Geographic, aurora berasal dari partikel energi dan ion yang dihasilkan dalam aktivitas angin Matahari.
Medan magnet Bumi sebenarnya akan melindungi atmosfer secara otomatis saat angin Matahari datang. Hal tersebut membuat partikel yang dibawa bersama angin Matahari juga akan terempas atau bergerak menjauh dari Bumi. Namun, sebagian ion yang terbawa akan terperangkap di sekitar medan magnet Bumi untuk waktu tertentu, berpusat di area kutub, dan memancarkan radiasi bergelombang dengan warna tertentu. Nah, sisa-sisa ion angin Matahari inilah yang menciptakan fenomena aurora, baik di belahan Bumi utara maupun selatan.
Fenomena yang satu ini tak memiliki dampak negatif apa pun pada Bumi dan penghuninya. Hanya saja, penampilan aurora yang sangat magis membuat begitu banyak mitos ataupun legenda tentang fenomena langit yang satu ini. Kali ini, kita tak akan berfokus pada pembahasan ilmiah tentang aurora, melainkan pada mitos dan legenda unik yang pernah disematkan pada fenomena langit yang cantik ini. Tanpa basa-basi lagi, simak pembahasannya di bawah ini, ya!