Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret seseorang yang sedang mengamati keindahan aurora australis (commons.wikimedia.org/Jamen Percy)

Jauh sebelum manusia menaklukkan malam dengan lampu yang penuh warna, Bumi sudah memiliki cahaya cantiknya sendiri lewat fenomena alam bernama aurora. Fenomena ini merupakan peristiwa yang hanya terjadi di bagian kutub Bumi atau berjarak sekitar 66,5 derajat ke utara dan selatan dari garis khatulistiwa. Aurora yang ada di Kutub Utara diberi nama aurora borealis dan di Kutub Selatan disebut aurora australis.

Biasanya, aurora memperlihatkan cahaya layaknya tirai yang memiliki warna merah, biru, kuning, hijau, atau jingga, tergantung dengan elemen yang ada saat terbentuknya tirai tersebut. Fenomena ini terjadi pada malam hari dan secara ilmiah pun sebenarnya kita telah memecahkan asal-usul dari aurora. Dilansir National Geographic, aurora berasal dari partikel energi dan ion yang dihasilkan dalam aktivitas angin Matahari. 

Medan magnet Bumi sebenarnya akan melindungi atmosfer secara otomatis saat angin Matahari datang. Hal tersebut membuat partikel yang dibawa bersama angin Matahari juga akan terempas atau bergerak menjauh dari Bumi. Namun, sebagian ion yang terbawa akan terperangkap di sekitar medan magnet Bumi untuk waktu tertentu, berpusat di area kutub, dan memancarkan radiasi bergelombang dengan warna tertentu. Nah, sisa-sisa ion angin Matahari inilah yang menciptakan fenomena aurora, baik di belahan Bumi utara maupun selatan.

Fenomena yang satu ini tak memiliki dampak negatif apa pun pada Bumi dan penghuninya. Hanya saja, penampilan aurora yang sangat magis membuat begitu banyak mitos ataupun legenda tentang fenomena langit yang satu ini. Kali ini, kita tak akan berfokus pada pembahasan ilmiah tentang aurora, melainkan pada mitos dan legenda unik yang pernah disematkan pada fenomena langit yang cantik ini. Tanpa basa-basi lagi, simak pembahasannya di bawah ini, ya!

1. Berasal dari makhluk mistis

cahaya indah aurora dibalik sebuah bangunan gereja di Islandia (commons.wikimedia.org/AstroAnthony)

Pada zaman dulu, jelas sulit untuk mengetahui kebenaran ilmiah tentang aurora karena pemicu utamanya berasal dari luar Bumi. Oleh sebab itu, muncul cerita-cerita menarik yang melatarbelakangi kemunculan aurora. Cerita-cerita ini bisa berasal dari hewan tertentu ataupun roh tertentu yang dikatakan membuat aurora bisa bersinar dengan cantiknya di langit malam.

Kisah pertama datang dari mitos masyarakat Finlandia zaman dulu. Dilansir Aurora Courses, aurora dipercaya berasal dari sosok rubah api yang berlarian di sekitar ladang salju yang ada di Lapland. Ketika rubah itu berlari, ekornya akan menyentuh salju hingga memercikkan api di angkasa. Hasil dari kibasan ekor rubah itulah yang dipercaya membentuk tirai cahaya di langit malam yang kemudian kita kenal sebagai aurora.

Kemudian, ada pula cerita dari suku lokal sekitar Amerika Utara yang menyebut kalau aurora berasal dari roh nenek moyang. Disebutkan kalau roh-roh itu akan menari-nari di langit malam dan dipercaya akan melindungi orang-orang di bawahnya dari roh jahat. Soal perpaduan warna pada aurora, suku seperti Inuit percaya kalau roh para dukun yang sedang melakukan ritual menuju surga jadi penyebab tirai cahaya tersebut muncul dalam beberapa warna berbeda.

Kembali ke kawasan Finlandia, ada cerita lain soal asal-usul aurora. House of Lapland melansir kalau aurora dulunya disebut dengan nama guovssahasat yang dapat berarti 'cahaya pagi' atau 'senja'. Nah, kata guovssahasat ini juga bisa diartikan sebagai burung bernama siberian jay, sosok burung dengan bulu yang penuh warna. Masyarakat Finlandia kuno percaya kalau roh seorang pemburu nantinya akan berubah menjadi burung siberian jay yang akan menari-nari di langit malam. Oleh karena itulah, kehadiran aurora akan sangat dihormati sebagai sosok roh dari orang-orang yang sudah mati.

2. Pertanda buruk

lukisan yang menampilkan kesan magis dari aurora (commons.wikimedia.org/Frederic Edwin Church)

Bagi orang-orang pada masa lalu, segala fenomena yang terjadi di Bumi biasanya akan dikaitkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan spiritual. Aurora pun tak lepas dari mitos spiritual, tetapi dalam konteks yang negatif. Biasanya, warna-warna yang ditampilkan oleh aurora akan dibaca sebagai pertanda negatif pada beberapa kebudayaan.

Di Eropa, misalnya, ketika aurora yang terlihat di sana berwarna merah, masyarakat dulu menganggapnya sebagai simbol dari pertumpahan darah. Dilansir Space, mitos ini makin dipercaya karena beberapa perang besar yang terjadi di belahan Bumi utara terjadi ketika aurora yang terlihat sedang berwarna merah. Perang-perang tersebut di antaranya Revolusi Prancis, Perang Franco-Prusia, Perang Sipil Amerika, hingga The Greater Wrath. 

Masyarakat Finno-Ugric yang ada di daerah Skandinavia pun percaya kalau aurora merupakan representasi dari jiwa orang-orang yang sudah meninggal sebelumnya. Jika seseorang yang masih hidup mendapat perhatian dari aurora itu, ia dipercaya akan terangkat menuju langit—secara harfiah. Itulah yang membuat masyarakat Finno-Ugric biasanya tak akan banyak beraktivitas di luar ruangan saat aurora terlihat demi menghindari bahaya yang dipercaya bisa terjadi ketika fenomena langit ini muncul.

Tak hanya di bagian Bumi utara, aurora yang muncul di bagian selatan Bumi juga tak lepas dari mitos pertanda buruk. Komunitas Aborigin asal Australia menganggap aurora sebagai api kosmos yang menunjukkan tanda-tanda kematian, darah, dan nasib buruk. Di beberapa tempat, semisal Queensland, aurora dianggap sebagai Oola Pikka, sosok roh nenek moyang yang muncul bersamaan dengan datangnya aurora.

3. Pertanda baik

potret aurora di tengah-tengah hamparan es (commons.wikimedia.org/Ross Burgener)

Walau sebelumnya disebutkan kalau aurora dipercaya sebagai pertanda buruk di beberapa kebudayaan, ternyata ada pula kebudayaan lain yang menganggap sebaliknya. Hal ini tentu erat kaitannya dengan pandangan suatu kebudayaan tertentu ketika melihat fenomena langit yang satu ini. Biasanya, jika asal-usul aurora dipercaya berasal dari sesuatu yang positif, pertanda yang menyertainya pun turut positif.

Bagi masyarakat Skandinavia kuno, misalnya, aurora dianggap sebagai pertanda kebaikan. Dilansir Aurora Courses, cahaya aurora diasosiasikan sebagai roh yang turun dari surga dan akan memberikan berkah maupun petunjuk spiritual pada orang yang menyaksikannya. Cerita ini pun berlanjut pada kebiasaan orang-orang Skandinavia kuno untuk mulai berdoa atau memohon sesuatu saat cahaya aurora mulai terlihat.

Bangsa Viking pun sangat merayakan kemunculan aurora. Berdasarkan kepercayaan mereka, aurora dilihat sebagai Valkyrie yang diutus Dewa Odin untuk mengambil kembali jiwa-jiwa pejuang Viking yang gugur pada pertempuran menuju Valhalla, dilansir Space. Cahaya cantik dari aurora tersebut dianggap sebagai pakaian tempur Valkyrie yang diutus sehingga bangsa Viking sangat menghormati dan mengaguminya.

Ada pula cerita dari orang-orang Swedia yang menganggap kalau cahaya aurora sebagai sekelompok ikan haring yang sedang bergerombol. Nah, anggapan ini membuat aurora memperoleh reputasi baik di sana. Disebutkan kalau kedatangan aurora akan membawa berkah dan keberuntungan, khususnya dalam tangkapan para nelayan yang sedang mencari ikan di laut.

4. Dianggap sebagai upaya roh yang ingin berkomunikasi

potret aurora borealis di langit Norwegia (commons.wikimedia.org/Rafal Konieczny)

Tak hanya soal nasib baik atau buruk, cerita tentang aurora yang banyak dikaitkan dengan roh juga menimbulkan mitos atau legenda lain yang tak kalah uniknya. Pada cerita-cerita tersebut, banyak disebutkan kalau aurora merupakan representasi roh yang ingin berkomunikasi dengan orang yang masih hidup di Bumi. Adapun, maksud dari upaya komunikasi ini diartikan cukup beragam, tergantung dari kebudayaan mana kita melihatnya.

Suku Algonquin di Kanada, misalnya, menganggap kalau cahaya aurora sebagai representasi dari pencipta Bumi berdasarkan kepercayaan mereka, yakni Nanabozho. Dilansir Forbes, Nanabozho lewat kemunculan aurora ini dianggap ingin berkomunikasi dengan orang-orang Algonquin guna memberi tahu mereka kalau sang pencipta masih mengawasi mereka. 

Beberapa suku asli Amerika yang percaya dengan asal-usul aurora yang berasal dari roh orang mati juga punya kisah serupa. Ketika aurora muncul di langit malam, beberapa orang akan berusaha berbincang ke arah cahaya langit tersebut. Dipercaya kalau lewat kehadiran aurora inilah, mereka dapat berkomunikasi dengan rekan ataupun keluarga yang sudah meninggalkan mereka sebelumnya.

Mitos-mitos terkait aurora di atas tentu erat kaitannya dengan sistem kepercayaan dan budaya yang dianut masyarakat yang memercayainya. Menariknya, kadang mitos itu bisa sangat berbeda drastis antara satu suku dengan satu suku lain. Meski begitu, sebenarnya, tempat tinggal keduanya ada di kawasan yang sama. Hal ini tentu menunjukkan betapa kayanya kisah-kisah unik dari manusia masa lalu yang bisa jadi referensi bagi kita untuk mengenal kehidupan mereka pada masanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team