ilustrasi suhu (unsplash.com/Matteo Fusco)
Cleveland Clinic menjelaskan bahwa ternyata enzim juga memerlukan kondisi yang tepat untuk bekerja. Jika kondisinya tidak tepat, enzim dapat berubah bentuk. Lalu, enzim tidak cocok lagi dengan substrat sehingga tidak berfungsi dengan benar.
Setiap enzim memiliki suhu dan pH tertentu. Enzim sensitif terhadap keasaman dan alkalinitas. Enzim tidak akan bekerja dengan baik jika lingkungan terlalu asam atau basa. Misalnya, enzim di perut yang disebut pepsin memecah protein. Jika perut seseorang tidak memiliki cukup asam, pepsin tidak dapat berfungsi secara optimal.
Selain itu, suhu juga berpengaruh. Enzim akan bekerja dengan baik saat suhu tubuh seseorang normal, sekitar 37 derajat celsius. Jika suhunya meningkat, reaksi enzimnya juga meningkat. Akan tetapi, jika suhu terlalu tinggi, enzim berhenti bekerja. Nah, itu juga sebabnya jika seseorang demam tinggi, pasti fungsi tubuhnya bermasalah.
Kesimpulannya, enzim itu memainkan peran besar dalam mengatur dan menjalankan tubuh manusia sehari-hari. Dengan mengikat dan mengubah senyawa, enzim sangat penting untuk memfungsikan sistem pencernaan, sistem saraf, pernapasan, membangun otot, dan membersihkan tubuh kita dari racun. Akan tetapi, agar sistem tubuh bekerja dengan benar, kadang enzim juga perlu untuk diperlambat.