Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Verbena brasiliensis di Gunung Semeru (instagram.com/nicoarbie)
Verbena brasiliensis di Gunung Semeru (instagram.com/nicoarbie)

Gunung Semeru dikenal sebagai salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia, menawarkan panorama alam yang luar biasa. Namun, di balik keindahannya, ada ancaman yang mengintai ekosistemnya, yaitu invasi tanaman asing bernama Verbena brasiliensis. Tanaman ini tampak cantik dengan bunganya yang berwarna ungu, tetapi penyebarannya yang cepat mengancam kelestarian flora dan fauna lokal.

Fenomena invasi tanaman ini menarik perhatian banyak pihak, terutama pecinta alam dan peneliti lingkungan. Tidak hanya mengubah lanskap Oro-Oro Ombo yang dulu dipenuhi vegetasi asli, tetapi juga berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Berikut ini adalah empat fakta menarik tentang invasi Verbena brasiliensis di Gunung Semeru yang perlu kamu ketahui.

1. Asal-usul Verbena brasiliensis, pendatang dari Amerika Selatan

Bunga Verbena brasiliensis (pixabay.com/Nennieinszweidrei)

Tanaman Verbena brasiliensis berasal dari Amerika Selatan dan termasuk dalam keluarga Verbenaceae. Tanaman ini memiliki ciri khas berupa batang segi empat berbulu kasar dan bunga kecil berwarna ungu yang sering dikira lavender. Karena tampilannya yang indah, tanaman ini awalnya dianggap sebagai tanaman hias yang tidak berbahaya.

Kemunculan Verbena brasiliensis di Indonesia diperkirakan terjadi pada masa kolonial, ketika seorang ahli botani yang tinggal di Pasuruan, Jawa Timur, gemar mendatangkan bibit bunga dari luar negeri untuk ditanam. Sebagian besar tanaman yang dibawa memiliki nilai estetika atau manfaat tertentu, tetapi beberapa di antaranya justru berkembang menjadi spesies invasif. Salah satunya adalah Verbena brasiliensis, yang kini menyebar luas di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), khususnya di Oro-Oro Ombo, dan mengancam vegetasi asli.

2. Penyebaran cepat yang menguasai Oro-Oro Ombo

Oro-Oro Ombo dipenuhi hamparan Verbena yang mengering (pixabay.com/Ady_Fauzan)

Oro-Oro Ombo, padang rumput luas yang menjadi daya tarik utama di jalur pendakian Semeru, kini dipenuhi oleh Verbena brasiliensis. Tanaman ini telah menguasai lahan sekitar 20 hektare, menggantikan vegetasi asli seperti Loyor (Eupatorium riparium) yang menjadi sumber makanan satwa liar. Jika dibiarkan, tanaman ini bisa terus meluas dan mempersempit ruang hidup tanaman endemik lainnya. Meskipun cantik, tanaman ini menyimpan ancaman ekologis karena menyerap air sangat cepat sehingga membuat daerah di sekitarnya menjadi kering.

Kecepatan penyebaran Verbena brasiliensis juga didukung oleh siklus hidupnya yang pendek dan bijinya yang ringan. Biji tanaman ini mudah terbawa angin, air, atau menempel pada pakaian pendaki serta bulu hewan. Dengan cara ini, Verbena brasiliensis dapat menjajah area baru dalam waktu singkat, membuat upaya pengendalian menjadi semakin sulit.

3. Dampak negatif terhadap flora dan fauna lokal

Kijang (pixabay.com/WildPixar)

Meskipun terlihat indah, Verbena brasiliensis memberikan dampak buruk terhadap flora dan fauna di Gunung Semeru. Pertumbuhannya yang cepat membuatnya mendominasi lahan, sehingga tanaman asli kesulitan mendapatkan sinar matahari dan nutrisi dari tanah. Akibatnya, banyak spesies tumbuhan lokal yang mengalami penurunan populasi, bahkan terancam punah.

Bukan hanya tanaman, satwa liar juga merasakan dampak dari invasi Verbena brasiliensis. Misalnya, kijang yang biasanya mengandalkan tanaman asli untuk makanan mereka kini kesulitan mencari pakan. Jika situasi ini tidak dikendalikan, keseimbangan ekosistem bisa terganggu dan populasi satwa endemik di kawasan ini terancam menurun.

4. Upaya pengendalian dan tantangannya

Pengendalian Verbena brasiliensis di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (ksdae.menlhk.go.id)

Untuk mengatasi invasi Verbena brasiliensis, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah melakukan berbagai upaya pengendalian. Dilansir dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, salah satu metode utama yang mereka lakukan adalah pencabutan manual tanaman ini hingga ke akar-akarnya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin oleh petugas taman nasional serta melibatkan para relawan dan pendaki yang peduli terhadap lingkungan.

Namun, pengendalian Verbena brasiliensis bukan perkara mudah. Penyebarannya yang sangat cepat dan luas membuat upaya ini membutuhkan tenaga, waktu, dan sumber daya yang besar. Selain itu, jika tidak dilakukan secara menyeluruh, biji yang tertinggal bisa tumbuh kembali dan mempercepat regenerasi tanaman invasif ini.

Kesadaran dan keterlibatan berbagai pihak, termasuk pendaki dan masyarakat sekitar, sangat penting dalam mengendalikan penyebaran Verbena brasiliensis. Pendaki diimbau untuk membersihkan perlengkapan mereka setelah mendaki agar tidak membawa biji tanaman ini ke daerah lain. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan metode pengendalian yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Meskipun Verbena brasiliensis tampak indah, dampak negatifnya terhadap ekosistem Gunung Semeru tidak bisa diabaikan. Jika tidak segera ditangani, tanaman ini dapat mengubah komposisi vegetasi alami dan mengancam kelangsungan hidup flora serta fauna endemik di kawasan tersebut. Oleh karena itu, langkah-langkah pengendalian harus terus dilakukan agar keindahan dan keseimbangan ekosistem Gunung Semeru tetap terjaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team