Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tumbuhan Gunung yang Bisa Jadi Petunjuk Alam Saat Mendaki

Ilustrasi tumbuhan di gunung (pixabay.com/nuriamillas)
Ilustrasi tumbuhan di gunung (pixabay.com/nuriamillas)

Mendaki gunung bukan sekadar perjalanan menaklukkan puncak, tetapi juga sebuah petualangan yang mengajarkan banyak hal tentang alam. Di setiap jalur pendakian, terdapat berbagai petunjuk alami yang bisa membantu pendaki mengenali medan, cuaca, atau bahkan menemukan sumber daya yang berguna. Salah satu petunjuk terbaik yang sering diabaikan adalah tumbuhan pegunungan, yang tidak hanya memperindah jalur pendakian tetapi juga memiliki manfaat lain yang bisa menjadi penyelamat di alam liar.

Beberapa tumbuhan pegunungan dapat memberikan informasi tentang kondisi lingkungan sekitar, seperti kelembaban tanah, ketinggian lokasi, hingga kemungkinan adanya sumber air terdekat. Selain itu, ada juga tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan darurat atau perlindungan dari cuaca ekstrem. Dengan memahami fungsi dan karakteristik tumbuhan ini, pendaki dapat lebih siap menghadapi berbagai situasi saat menjelajahi alam bebas.

1. Cantigi (Vaccinium varingiaefolium)

Cantigi (instagram.com/ahmadkeunsaja)
Cantigi (instagram.com/ahmadkeunsaja)

Cantigi, atau yang dikenal juga sebagai manis rejo di Jawa dan delima montak di Kalimantan Timur, adalah tumbuhan khas pegunungan Indonesia. Tumbuhan ini sering dijumpai di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Ciri khasnya adalah daun yang berwarna merah keungu-unguan dan buah berwarna hitam kebiruan yang menyerupai blueberry.

Keberadaan cantigi sering dimanfaatkan oleh pendaki sebagai penanda jalur alami. Rimbunnya dedaunan cantigi dapat digunakan untuk berlindung dari angin gunung yang dingin. Selain itu, akarnya yang kuat membantu mencegah longsor, memberikan rasa aman saat mendaki. Buahnya yang manis dan kaya akan antioksidan sering dimanfaatkan pendaki untuk menambah energi di tengah perjalanan.

2. Edelweis (Anaphalis javanica)

Edelweis (instagram.com/mfajar_sprdn)
Edelweis (instagram.com/mfajar_sprdn)

Edelweis, atau yang sering disebut sebagai "bunga abadi", adalah ikon flora pegunungan di Indonesia. Bunga ini dikenal karena kemampuannya bertahan hidup dalam waktu yang sangat lama, bahkan hingga 10 tahun. Edelweis biasanya tumbuh di ketinggian antara 2.500 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut, di tanah yang tandus dan tebing-tebing terjal.

Bagi pendaki, edelweis sering dijadikan sebagai penanda bahwa mereka telah mencapai zona subalpin, yang menandakan bahwa puncak gunung sudah semakin dekat. Keberadaan edelweis juga menunjukkan bahwa ekosistem di area tersebut masih terjaga dengan baik, karena bunga ini hanya tumbuh di lingkungan yang belum terjamah dan memiliki kondisi tanah serta iklim yang spesifik. Namun, penting untuk diingat bahwa memetik edelweis dilarang karena dapat mengancam kelestariannya.

3. Anggrek Vanda Tricolor

Anggrek vanda tricolor (instagram.com/bibitanggrek.mlg)
Anggrek vanda tricolor (instagram.com/bibitanggrek.mlg)

Anggrek Vanda Tricolor adalah salah satu spesies anggrek yang menjadi ikon Gunung Merapi. Tumbuhan ini memiliki kelopak berwarna putih dan ungu dengan corak titik-titik ungu kemerahan, memberikan keindahan tersendiri bagi para pendaki yang menemukannya.

Keberadaan anggrek ini dapat menjadi indikator bahwa pendaki berada di ketinggian tertentu dengan kondisi lingkungan yang lembab dan teduh, tempat anggrek ini tumbuh subur. Sayangnya, keberadaan anggrek Vanda Tricolor mulai langka, sehingga penting bagi pendaki untuk tidak memetik atau merusak habitatnya demi kelestarian spesies ini.

4. Kantong Semar (Nepenthes sp.)

Kantong semar (instagram.com/nepenthesman)
Kantong semar (instagram.com/nepenthesman)

Kantong Semar adalah tumbuhan karnivora yang unik dan menarik perhatian banyak pendaki. Tumbuhan ini memiliki daun yang termodifikasi menjadi kantong yang berisi cairan asam untuk menjebak dan mencerna serangga. Kantong Semar biasanya tumbuh di daerah pegunungan dengan kondisi tanah yang miskin nutrisi, sehingga keberadaannya dapat menjadi indikator bahwa tanah di sekitar area tersebut memiliki kandungan nutrisi yang rendah.

Bagi pendaki, menemukan Kantong Semar bisa menjadi pengalaman menarik dan edukatif. Namun, penting untuk tidak mengganggu atau merusak tumbuhan ini, mengingat perannya dalam ekosistem sebagai pengendali populasi serangga dan statusnya yang terancam punah akibat perusakan habitat.

5. Arbei Gunung (Rubus rosifolius)

Arbei gunung (instagram.com/phityy)
Arbei gunung (instagram.com/phityy)

Arbei gunung adalah tumbuhan semak berkayu yang tumbuh subur di dataran tinggi. Buahnya yang kecil berwarna merah keunguan memiliki rasa asam manis dan sering dikonsumsi oleh pendaki sebagai sumber vitamin dan penambah energi alami.

Keberadaan arbei gunung dapat menjadi penanda bahwa area tersebut memiliki kondisi tanah yang subur dan kelembaban yang cukup. Selain itu, tumbuhan ini juga sering dijumpai di jalur-jalur pendakian tertentu, sehingga dapat membantu pendaki dalam mengenali jalur atau lokasi peristirahatan yang tepat.

6. Pakis Hutan (Cyathea sp.)

Pakis hutan (instagram.com/vit0212)
Pakis hutan (instagram.com/vit0212)

Pakis hutan adalah tumbuhan khas daerah pegunungan yang sering tumbuh di jalur pendakian dengan kelembaban tinggi. Tumbuhan ini memiliki daun besar yang menyerupai payung dan sering ditemukan di hutan-hutan tropis hingga ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut. Keberadaannya bisa menjadi petunjuk bahwa area tersebut memiliki sumber air di dekatnya, karena pakis hanya tumbuh di lingkungan dengan tingkat kelembaban tinggi.

Selain sebagai penanda lingkungan lembap, pakis hutan juga sering dimanfaatkan oleh pendaki sebagai tempat berteduh dari hujan ringan. Beberapa jenis pakis bahkan memiliki bagian yang bisa dikonsumsi, seperti pucuk mudanya yang dikenal sebagai sayur pakis. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua jenis pakis aman dikonsumsi, sehingga penting untuk mengenali jenis yang tepat sebelum menggunakannya sebagai makanan darurat.

Mengetahui tumbuhan pegunungan yang dapat menjadi petunjuk alam saat mendaki bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga meningkatkan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan. Alam selalu memberikan sinyal yang bisa kita baca, dan tumbuhan adalah salah satu bentuk komunikasi alami yang bisa membantu kita memahami lingkungan sekitar. Dengan memanfaatkan pengetahuan ini, pendakian bukan hanya menjadi lebih aman tetapi juga lebih bermakna.

Namun, penting untuk diingat bahwa mendaki gunung harus selalu dilakukan dengan sikap yang bertanggung jawab terhadap alam. Jangan sampai pengetahuan tentang tumbuhan pegunungan justru membuat kita merusaknya dengan sembarangan memetik atau menginjak-injaknya. Jadilah pendaki yang cerdas, bijak, dan tetap menjaga kelestarian alam agar generasi berikutnya juga dapat menikmati keindahan dan manfaatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Julita Puspita
EditorJulita Puspita
Follow Us