Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
burung puffin (unsplash.com/Wynand van Poortvliet)
burung puffin (unsplash.com/Wynand van Poortvliet)

Kalau kamu pikir cuma manusia yang bisa ngobrol dan saling memahami, ternyata burung juga punya sistem komunikasi yang kompleks. Setiap spesies burung punya cara tersendiri buat menyampaikan pesan, entah itu buat menarik pasangan, memberi peringatan bahaya, atau sekadar menunjukkan wilayah kekuasaannya. Meskipun kita gak bisa langsung mengerti apa yang mereka katakan, penelitian sudah menunjukkan bahwa burung menggunakan berbagai metode komunikasi yang menarik untuk dipelajari.

Kalau kamu suka mengamati burung, pasti sering lihat mereka berkicau atau terbang dengan pola tertentu. Itu bukan sekadar kebiasaan biasa, tapi ada makna di baliknya. Burung menggunakan suara dan gerakan tubuh untuk berinteraksi dengan sesama. Setiap bunyi dan gerakan punya arti berbeda, tergantung situasi dan spesiesnya. Dengan memahami cara mereka berkomunikasi, kita bisa lebih menghargai keunikan dunia burung yang selama ini mungkin kita abaikan.

1. Kicauan dan suara yang beragam

burung beo (unsplash.com/Tam Nguyen)

Burung terkenal dengan suaranya yang khas, dan setiap jenis burung punya kicauan yang berbeda. Ada yang berkicau untuk menarik pasangan, ada yang menggunakan suara untuk menandai wilayah, bahkan ada yang memakai nada tertentu sebagai tanda bahaya. Misalnya, burung murai batu (Copsychus malabaricus) bisa mengeluarkan suara merdu untuk menarik perhatian betina, sementara burung gagak menggunakan suara serak khasnya untuk memberi peringatan akan bahaya yang mengancam. Suara juga bisa jadi cara burung mengenali anggota kelompoknya, terutama dalam spesies yang hidup berkelompok seperti burung gereja.

Menariknya, beberapa burung bisa meniru suara dari lingkungan sekitar. Burung beo (Gracula) dan mockingbird (Mimus polyglottos), misalnya, mampu menirukan suara burung lain, bahkan suara manusia atau suara mesin. Kemampuan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga bagian dari strategi komunikasi mereka. Dengan meniru suara predator, mereka bisa menakuti musuh atau melindungi wilayahnya. Jadi, kicauan burung bukan cuma sekadar suara merdu di pagi hari, tapi juga alat komunikasi yang canggih.

2. Gerakan tubuh dan postur

burung pipit (unsplash.com/Gautam Krishnan)

Selain suara, burung juga menggunakan gerakan tubuh untuk berkomunikasi. Misalnya, burung merak mengembangkan ekornya yang penuh warna untuk menarik perhatian betina. Ini bukan sekadar pamer, tapi sinyal bahwa mereka sehat dan kuat. Gerakan tubuh juga bisa digunakan untuk menunjukkan dominasi atau agresi. Burung elang ( Nisaetus nanus), misalnya, akan mengepakkan sayapnya dengan cepat dan menukik tajam saat menyerang mangsa atau mempertahankan wilayahnya.

Beberapa spesies burung juga menggunakan gerakan kepala atau bulu untuk berkomunikasi. Burung hantu (Strigiformes) bisa memutar kepalanya hingga hampir 270 derajat, yang sering digunakan untuk mengamati sekelilingnya tanpa harus banyak bergerak. Sementara itu, burung pipit (Estrildid finches) sering menggoyangkan ekornya sebagai tanda peringatan bagi kawanan lainnya. Dengan mengamati gerakan mereka, kita bisa lebih memahami emosi dan niat burung dalam berbagai situasi.

3. Warna bulu sebagai kode visual

burung lovebird (unsplash.com/Isaac Benhesed)

Warna bulu bukan hanya soal estetika, tapi juga salah satu bentuk komunikasi burung. Burung cenderung memiliki warna cerah untuk menarik pasangan atau menunjukkan dominasi. Contohnya, burung betet (Psittacula alexandri) dengan bulu hijau terang mudah dikenali oleh sesamanya di hutan lebat. Sementara itu, burung lovebird (Agapornis) memiliki warna bulu yang berubah sesuai usia dan kondisi fisik, yang juga bisa menjadi penanda kesehatan dan daya tarik di kalangan burung sejenis.

Bahkan, beberapa burung bisa mengubah warna bulunya sesuai musim. Burung ptarmigan (Lagopus muta), misalnya, memiliki bulu putih di musim dingin untuk menyamar di salju, lalu berubah menjadi cokelat saat musim panas. Ini bukan hanya soal bertahan hidup, tapi juga bentuk komunikasi tersirat yang membantu mereka menghindari predator atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

4. Pola terbang dan formasi kawanan

burung angsa (commons.wikimedia.org/Michel Langeveld)

Cara burung terbang juga bisa jadi bentuk komunikasi. Burung yang hidup dalam kelompok besar sering menggunakan pola terbang tertentu untuk menghindari bahaya atau menunjukkan arah pergerakan. Misalnya, burung angsa (Alopochen aegyptiaca) terbang dalam formasi huruf V untuk mengurangi hambatan angin dan meningkatkan efisiensi energi saat bermigrasi. Ini bukan hanya soal strategi bertahan hidup, tapi juga bentuk komunikasi yang menunjukkan kerja sama dalam kelompok.

Selain itu, burung pemangsa seperti elang ( Nisaetus nanus) atau alap-alap (Falco peregrinus) sering terbang dengan pola melingkar di langit sebelum menyergap mangsa. Gerakan ini memberi sinyal kepada burung lain bahwa wilayah tersebut sudah dikuasai atau ada ancaman di sekitar. Dengan memahami pola terbang burung, kita bisa lebih mengenali bagaimana mereka saling berinteraksi dan bekerja sama dalam lingkungan mereka.

5. Bau dan feromon untuk identifikasi

burung albatros (commons.wikimedia.org/Duncan Wright)

Meskipun burung lebih dikenal karena komunikasi visual dan suara, beberapa spesies juga menggunakan bau sebagai alat komunikasi. Burung laut seperti albatros (Phoebastria immutabilis) memiliki kelenjar bau yang membantu mereka mengenali pasangan atau anak-anaknya di tengah koloni besar. Bau juga bisa digunakan untuk menandai wilayah atau memberi tanda keberadaan mereka di suatu tempat.

Feromon, atau zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh, juga berperan penting dalam komunikasi burung. Beberapa burung menggunakannya untuk menarik pasangan atau memperingatkan anggota kelompok tentang ancaman yang mendekat. Meskipun manusia gak bisa mencium feromon burung, penelitian menunjukkan bahwa bau memainkan peran lebih besar dalam kehidupan burung daripada yang kita sadari.

Burung ternyata punya cara komunikasi yang jauh lebih kompleks daripada sekadar berkicau. Dengan memahami bagaimana burung berkomunikasi, kita bisa lebih menghargai kehidupan liar dan memahami betapa luar biasanya alam ini. Jadi, kalau lain kali kamu mendengar burung berkicau atau melihat mereka bergerak dengan pola tertentu, mungkin mereka sedang ngobrol tentang sesuatu yang penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team