ilustrasi kucing ke dokter hewan (freepik.com/tonodiaz)
Penanganan pertama pada kucing cacingan yakni membawanya ke dokter hewan. Terlebih, jika kucing belum pernah diberikan obat cacing. Saat mengajak anabul ke dokter, bawa serta sampel kotoran atau muntahan kucing yang mengandung cacing untuk dicek dengan tes tinja.
Jangan tunda ke dokter hewan apabila kucing sudah mengalami diare parah, tidak nafsu makan, bahkan lemas. Anabul perlu segera mendapatkan cara mengobati kucing cacingan karena bisa berakibat fatal.
Umumnya, dokter akan memberikan resep sesuai kebutuhan kucing. Bentuk obat cacing yang diresepkan bisa beragam. Untuk mengatasi cacing gelang dan cacing tambang misalnya, dokter mungkin memberikan obat pirantel palmoat dan milbemycin oxime secara oral dan selamectin yang diberikan secara topikal.
Adapun obat untuk mengatasi infeksi cacing pita biasanya mengandung praziquantel dan epsiprantel. Ingat, jangan gunakan sembarang obat tanpa resep dokter!
Namun, apabila anabul rutin minum obat cacing, bisa menggunakan obat yang dijual bebas, tapi tetap sesuai rekomendasi dokter, ya. Biasanya, obat cacing diberikan 2,5-3 bulan sekali secara rutin guna menghindarkan kucing dari infeksi parasit. Pastikan dosisnya sesuai, ya.
Pemberian obat cacing pada anak kucing usia kurang dari 8 minggu atau 2 bulan serta sedang hamil berbeda dengan kucing dewasa. Jika anabulmu masih kecil atau sedang hamil, konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu guna menghindari risiko gangguan kesehatan.
Kamu juga perlu mewaspadai efek samping dari pengobatan ini. Kucing mungkin mengalami diare atau muntah selama beberapa saat. Hal ini terjadi karena obat bereaksi racun pada cacing, makanya kamu perlu berkonsultasi pada ahli medis hewan agar tidak berubah menjadi racun bagi anabul.
Jangan lupa untuk membawa kucing kembali ke dokter jika dianjurkan. Hal ini penting guna memastikan anabul benar-benar bebas dari infeksi cacing atau perlu mendapatkan perawatan tambahan.