Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Contoh Hewan Omnivora: Babi hingga Simpanse

contoh hewan omnivora
contoh hewan omnivora (commons.wikimedia.org/Musicaline)
Intinya sih...
  • Babi memakan tumbuhan, serangga, hingga bangkai
  • Beruang mengonsumsi buah serta protein hewani tapi tergantung musim
  • Rakun memanfaatkan buah, serangga, dan sisa manusia untuk disantap

Hewan omnivora adalah makhluk hidup yang bisa mengonsumsi makanan dari dua sumber sekaligus yakni tumbuhan dan hewan. Jenis pola makan ini memberi keuntungan besar, terutama saat salah satu sumber makanan sulit ditemukan. Banyak hewan omnivora sebenarnya dekat dengan kehidupan manusia, tapi kebanyakan orang tidak menyadari tentang pola makan mereka.

Beberapa bahkan sering dianggap sebagai herbivora atau karnivora karena preferensi tertentu yang tampak lebih dominan. Padahal, di alam liar, kebutuhan nutrisi memaksa mereka memakan apa pun yang tersedia. Berikut ini contoh hewan omnivora yang mungkin saja sering kamu lihat tapi jarang kamu sadari sebagai pemakan segalanya.

1. Babi

Babi hewan omnivora
Babi hewan omnivora (commons.wikimedia.org/kallerna)

Babi dikenal sebagai pemakan segala yang mampu mengonsumsi bahan nabati seperti rumput, akar, dan buah, serta bahan hewani seperti serangga, cacing tanah, dan bangkai. Di alam liar, babi menggali tanah menggunakan moncongnya untuk mencari makanan tersembunyi seperti umbi atau larva serangga. Indra penciuman babi sangat tajam dan efisien dalam mendeteksi makanan yang tidak terlihat.

Selain makanan mati, babi liar juga bisa memangsa hewan kecil seperti tikus atau kadal jika mudah ditangkap. Mereka tidak punya preferensi tetap, melainkan makan berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan energi. Babi peliharaan biasanya diberi makanan berbasis tumbuhan, tetapi tetap mampu mencerna protein hewani jika diperlukan. Kondisi habitat memengaruhi variasi makan mereka secara langsung. Ini membuat babi termasuk salah satu contoh hewan omnivora yang paling adaptif dalam urusan bertahan hidup.

2. Beruang

Beruang (commons.wikimedia.org/Colorado State University Libraries )

Sebagian besar beruang, seperti beruang cokelat, memiliki pola makan musiman. Mereka mengonsumsi tumbuhan seperti buah beri, akar, dan daun saat musim panas atau gugur, tetapi beralih ke daging atau ikan menjelang musim dingin. Kebutuhan energi yang meningkat saat persiapan hibernasi membuat mereka aktif mencari sumber lemak dan protein, termasuk memakan bangkai atau berburu ikan salmon.

Beruang hitam bahkan bisa menyerang sarang lebah untuk mengambil madu dan larva. Tingkat konsumsi hewani dan nabati berfluktuasi sesuai musim dan lokasi geografis. Saat makanan tumbuhan melimpah, konsumsi daging menurun. Sebaliknya, saat tanaman sulit ditemukan, mereka tidak ragu mengonsumsi sumber hewani. Sifat oportunistik ini membuat beruang bertahan di lingkungan ekstrem.

3. Rakun

Rakun (commons.wikimedia.org/Rhododendrites)

Rakun termasuk hewan liar yang sangat umum ditemukan di wilayah pinggiran kota atau permukiman manusia. Rakun memakan buah-buahan liar, serangga, ikan kecil, dan telur burung. Namun, di daerah urban, rakun lebih sering mencari makanan di tempat sampah atau memakan sisa makanan manusia.

Mereka mampu membuka wadah makanan, merobek kantong plastik, bahkan memahami cara membuka tutup tempat sampah. Rakun aktif di malam hari dan sangat tangguh dalam menghadapi perubahan lingkungan. Meskipun tampak seperti hewan cerdik yang suka mencuri makanan, sebenarnya mereka hanya merespons sumber energi yang mudah diakses. Tidak jarang rakun menyesuaikan pola makan berdasarkan musim dan wilayah.

4. Coyote

Coyote (commons.wikimedia.org/nature80020)

Coyote sering dianggap sebagai predator murni, padahal mereka juga mengonsumsi bahan nabati seperti buah beri, semangka liar, dan rumput. Sekitar 10–15 persen pola makan coyote berasal dari tumbuhan, terutama saat mangsa sulit ditemukan. Coyote atau anjing hutan ini biasanya berburu kelinci, tikus, kadal, atau bangkai hewan lain sebagai sumber utama protein.

Mereka aktif pada malam atau senja hari dan bisa berburu sendiri atau berkelompok tergantung kondisi lingkungan. Ketika hidup di dekat pemukiman manusia, coyote kadang memakan sisa makanan atau bahkan hasil pertanian. Adaptasi semacam ini menunjukkan bahwa pola makan coyote tidak tetap dan sangat tergantung pada ketersediaan makanan. Mereka bukan pemilih dan bisa bertahan hidup di padang rumput, hutan, hingga daerah pinggiran kota.

5. Tupai

Tupai (commons.wikimedia.org/Frank Schulenburg)

Tupai umumnya dikenal sebagai pemakan kacang atau biji pohon, tetapi hewan satu ini nyatanya juga memakan serangga, telur burung, bahkan kadang anak burung untuk mendapatkan protein. Pola makan tupai yang seperti ini muncul karena kebutuhan nutrisi yang tidak bisa dipenuhi dari tumbuhan saja. Saat musim gugur atau menjelang musim dingin, tupai akan menyimpan cadangan makanan, termasuk biji dan daging dari sumber kecil yang mudah diawetkan.

Umumnya tupai sangat aktif di siang hari dan sangat teritorial terhadap wilayah makan mereka. Dalam kondisi sumber nabati menurun, tupai beralih ke makanan hewani tanpa ragu. Hewan ini juga menunjukkan perilaku penyimpanan makanan yang rumit, menandakan perencanaan jangka panjang untuk bertahan hidup.

6. Gagak

Gagak (commons.wikimedia.org/Gordon Leggett)

Gagak dikenal sebagai salah satu spesies burung paling cerdas dan punya variasi makan yang cukup beragam. Mereka mengonsumsi biji, buah, serangga, bangkai hewan, hingga sisa makanan manusia yang ditemukan di tempat sampah atau pinggir jalan. Kemampuan belajar gagak sangat tinggi, bahkan beberapa spesies diketahui bisa menggunakan alat sederhana untuk mengambil makanan tersembunyi.

Burung gagak juga mengamati aktivitas manusia dan mengingat lokasi potensial tempat makanan bisa ditemukan. Gagak hidup dalam kelompok dan memiliki sistem komunikasi kompleks. Di kota besar, mereka bisa hidup berdampingan dengan manusia karena terbiasa mencari makan di lingkungan padat. Burung gagak bukan sekadar pemulung, tetapi pemangsa oportunis dengan strategi makan yang terus berubah.

7. Simpanse

Simpanse (commons.wikimedia.org/Giles Laurent)

Simpanse merupakan primata yang makanannya terdiri dari buah, kacang, daun, dan serangga. Mereka juga berburu hewan kecil seperti monyet muda atau burung, terutama dalam kelompok kecil yang bekerja sama. Simpanse menggunakan alat seperti ranting untuk menangkap rayap atau membuka kacang keras, menunjukkan keterampilan motorik halus dan pemahaman alat bantu.

Perilaku makan mereka memberi gambaran tentang variasi nutrisi dan strategi bertahan hidup. Dalam masa paceklik, simpanse lebih sering berburu atau memakan serangga sebagai sumber protein utama. Beberapa kelompok simpanse bahkan menunjukkan pola berburu yang cukup terorganisir.

Mengenali hewan omnivora yang hidup di sekitar kita akan memberikan insight baru khususnya mengenai adaptasi dan ekologi mereka. Hewan-hewan ini menunjukkan bahwa bertahan hidup bukan hanya soal kekuatan atau kecepatan, tetapi juga kecerdikan dalam memilih sumber makanan. Contoh hewan omnivora bukan sekadar pemakan segalanya, mereka juga kerap disebut sebagai simbol kecerdasan dalam menghadapi perubahan.

Referensi:

"Omnivore." Encyclopædia Britannica. Diakses pada Juli 2025.

"Omnivore." National Geographic Education. Diakses pada Juli 2025.

"Omnivores: Animals That Eat Both Plants and Meat." A-Z Animals. Diakses pada Juli 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Achmad Fatkhur Rozi
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us