Sama Berbahayanya dengan COVID-19, Ini 5 Fakta Sains Virus Nipah

Selalu jaga dan terapkan protokol kesehatan!

Belum selesai pandemik COVID-19 yang sedang dihadapi oleh seluruh negara saat ini, dunia sudah mulai dibuat khawatir dengan kehadiran virus nipah yang disebut-sebut sangat berbahaya. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam lamannya menulis bahwa belum ada obat dan vaksin yang bisa secara khusus mengatasi virus nipah.

Apa itu virus nipah? Mengapa virus ini dikategorikan virus berbahaya? Yuk, kita ulas lebih mendalam. Disimak, ya!

1. Apa itu virus nipah?

Sama Berbahayanya dengan COVID-19, Ini 5 Fakta Sains Virus NipahPexels.com/Miriam Fischer

Dilansir laman WHO, virus nipah adalah virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. Rantai penularan virus ini bisa melalui berbagai macam perantara, misalnya melalui makanan terkontaminasi atau dari orang ke orang. Awalnya, virus ini ditemukan di wilayah Sungai Nipah, Malaysia pada 1998 dan sempat diisolasi pada 1999.

Virus nipah diduga ditularkan oleh kelelawar liar yang menginfeksi buah-buahan, baik itu buah hutan maupun buah perkebunan. Buah-buah yang terinfeksi bisa tersebar dan jatuh ke tanah dan akhirnya dimakan oleh hewan ternak, misalnya babi. Karena belum ada pengobatan yang efektif, satu-satunya cara mengatasi virus ini adalah menghindari kontak langsung dengan semua hal yang diduga terpapar oleh virus nipah.

Virus ini juga sempat menjangkiti Singapura, India, Bangladesh, dan mungkin beberapa wilayah lainnya. Dalam banyak kasus, paparan virus Nipah bisa terjadi akibat kontak dengan kelelawar, babi, buah-buahan tidak higienis, dan jus atau buah kurma mentah. Biasanya, buah-buahan di perkebunan memang bisa terkontaminasi oleh urine dan liur dari kelelawar buah.

2. Tingkat kematian akibat infeksi mencapai lebih dari 70 persen

Sama Berbahayanya dengan COVID-19, Ini 5 Fakta Sains Virus Nipahscitechdaily.com

Mengapa virus nipah dianggap virus yang sangat berbahaya? Itu karena tingkat kematian akibat infeksi virus ini sangatlah tinggi. Sebuah laporan sains berjudul Transmission of Nipah Virus - 14 Years of Investigations in Bangladesh yang diterbitkan dalam jurnal Health and Human Services mengungkap bahwa tingkat kematian akibat infeksi virus nipah mencapai lebih dari 70 persen.

Angka ini diklasifikasikan sebagai angka yang sangat tinggi jika dihitung secara persentase dalam tingkat kematian akibat virus. Mengingat belum ada vaksin dan obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi virus nipah, perilaku dan pembatasan kontak masih menjadi satu-satunya jalan agar tidak tertular virus ini.

Virus yang masuk dalam famili Paramyxoviridae ini juga mudah menular dari hewan ke hewan, terutama pada hewan ternak. Ahli medis dan ilmuwan di dunia sudah menanggapi dan menyatakan bahwa keberadaan virus nipah bisa menjadi sangat berbahaya layaknya COVID-19. Oleh sebab itu, protokol dan pola hidup sehat wajib diterapkan oleh semua orang.

Baca Juga: Tiongkok Temukan Virus COVID-19 di Es Krim

3. Belum ada pengobatan dan vaksin yang efektif mengatasi virus nipah

Sama Berbahayanya dengan COVID-19, Ini 5 Fakta Sains Virus NipahUnsplash.com/This is Engineering

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, belum ada pengobatan dan vaksin yang benar-benar efektif untuk mengatasi virus nipah ini. Laman CDC menjelaskan bahwa perawatan yang bisa dilakukan hanya sebatas pada perawatan suportif atau penunjang, seperti istirahat, menjaga cairan tubuh, dan pengobatan untuk meminimalkan gejala.

Saat ini, hampir seluruh pusat medis di dunia tengah berfokus pada COVID-19 yang bahkan dianggap lebih ganas dibanding sebelumnya. Beberapa mutasi baru virus corona sudah mulai bermunculan di beberapa negara, seperti diberitakan dalam Sky News. Bahkan, mutasi baru dari COVID-19 ini diklaim lebih mematikan dibanding mutasi sebelumnya.

Tentu, kita berharap supaya penyebaran virus nipah dapat diatasi sedini mungkin agar tidak menjadi pandemi mematikan berikutnya. Dunia sudah cukup dibuat babak belur dengan wabah COVID-19 yang semakin masif. Tugas kita adalah menjaga dan melakukan protokol kesehatan dengan ketat semampu yang kita bisa.

4. Kelelawar bisa menjadi inang yang ideal bagi banyak virus, termasuk virus nipah

Sama Berbahayanya dengan COVID-19, Ini 5 Fakta Sains Virus NipahUnsplash.com/Geoff Brooks

Kelelawar atau Chiropetra adalah mamalia terbang yang memiliki kemampuan unik sekaligus mematikan. Dalam evolusinya, kelelawar terbentuk sebagai organisme liar yang sanggup menjadi inang bagi banyak bakteri dan virus berbahaya. Uniknya, virus dan bakteri tersebut tidak menginfeksi kelelawar dan hanya menjadikan hewan malam ini sebagai carrier.

Health Care in America dalam lamannya mencatat bahwa kelelawar memang sudah lama menjadi inang ideal bagi virus mematikan seperti ebola, corona, rabies, variola, virus nipah, dan lain sebagainya, termasuk parasit, kuman, maupun cacing yang bisa ditularkan ke organisme lainnya. Bahkan, menurut studi dan penelitian, seekor kelelawar mampu menampung lebih dari enam puluh jenis virus yang berbeda dalam siklus hidupnya.

Dalam kasus virus nipah, kelelawar akan memakan buah-buahan di malam hari dan itu menjadi penyebaran virus yang sangat potensial bagi organisme lainnya. Hewan ternak seperti babi yang mengonsumsi buah hutan akan terkontaminasi, begitu juga hewan lain seperti kera dan mungkin burung yang memakan buah yang sudah lebih dulu terkena liur kelelawar.

5. Menurut ilmuwan, virus nipah bisa menjadi pandemik selanjutnya

Sama Berbahayanya dengan COVID-19, Ini 5 Fakta Sains Virus NipahPexels.com/Anton Uniqueton

Medical Xpress melansir bahwa COVID-19 bukanlah pandemik terakhir yang akan dihadapi oleh umat manusia. Kemungkinan besar, masih ada pandemik lainnya yang berkenaan dengan virus atau bakteri. Untuk saat ini, mungkin tersangka utama yang bisa menjadi wabah global adalah virus nipah.

Menurut pakar virus dari Laboratorium Wabah dan Ekologi Bozeman Montana, ada banyak varian virus di alam yang sanggup membangun karakteristik Galdilocks. Apa itu karakteristik Galdilocks? Umumnya, istilah ini merujuk pada kesempurnaan varian virus yang mampu menularkan pada saat pragejala dengan tingkat kematian sangat tinggi.

COVID-19 dan virus nipah adalah contoh virus yang sanggup melakukan hal mematikan ini. Virus lainnya seperti ebola dan rabies juga memiliki dampak kematian yang nyaris 100 persen. Namun, rabies lebih mudah ditangani karena sudah ada vaksinnya. Ebola pun juga sudah ada vaksinnya dan virus ini melemah pada saat terpapar sinar UV dari panas Matahari, ditulis dalam laman CDC.

Itulah beberapa fakta sains mengenai virus nipah, virus yang dianggap berbahaya karena bisa menjadi pandemi global. Tetap jaga kesehatan dan terapkan protokol kesehatan secara ketat. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kamu, ya!

Baca Juga: Tim Peneliti WHO Siap Blusukan di Wuhan Cari Asal-usul Virus Corona

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya