5 Percobaan Sains yang Pernah Dilakukan, tapi Gagal Total!

Ada yang berakhir tragis

Pada dasarnya, sebuah percobaan dan penelitian dalam bidang sains memang wajib dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan atau jawaban empiris tertentu. Biasanya, kebanyakan percobaan tersebut berhasil karena memang sudah dilakukan studi sebelumnya secara mendalam.

Namun, ada banyak percobaan sains yang pernah dilakukan dan berakhir dengan kegagalan. Bahkan, ada beberapa di antaranya yang berujung pada kejadian tragis. Penasaran dengan percobaan sains dunia yang gagal total? Ini dia!

1. Kloning antara babi dan monyet yang dianggap menyiksa hewan

5 Percobaan Sains yang Pernah Dilakukan, tapi Gagal Total!newscientist.com

Seperti dicatat dalam laman New Scientist, beberapa tahun yang lalu, Tiongkok pernah melakukan kloning dan menggabungkan dua spesies berbeda, yakni babi dan kera. Produk dari proyek kloning ini dinamakan Chimera, yang secara harfiah berarti spesies gabungan. Beberapa ilmuwan Tiongkok menamakan spesies baru tersebut sebagai babi primata.

Sepintas dua ekor anak babi yang dihasilkan melalui kloning tersebut tampak normal layaknya babi pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah beberapa sel dan organ dalam tubuhnya yang identik dengan sel tubuh kera. Percobaan sains tersebut dilakukan di Laboratorium Sel Punca dan Reproduksi Beijing, Tiongkok.

Sayangnya, meskipun sukses dilahirkan, pada dasarnya kloning tersebut telah gagal total. Dua ekor babi primata tersebut mati tepat seminggu setelah dilahirkan. Proses kematiannya pun sangat menyiksa dan ada banyak ilmuwan di dunia yang mengecam tindakan kloning tersebut. Ilmuwan Tiongkok berdalih bahwa apa yang dilakukan justru untuk menghasilkan organ manusia (transplantasi) pada hewan-hewan gabungan.

2. Kegagalan uji coba obat medis berujung pada kematian banyak anak

5 Percobaan Sains yang Pernah Dilakukan, tapi Gagal Total!Pexels.com/Pixabay

Pada 1996 lalu, sebuah perusahaan farmasi besar pernah melakukan uji coba dalam pemberian obat-obatan antibiotik di wilayah Kano, kota kecil di utara Nigeria. Ditulis dalam laman National Institute of Health, saat itu dilakukan pemberian obat antibiotik untuk meningitis pada dua ratus anak.

Sayangnya, sebelas dari anak-anak yang diberikan obat tersebut meninggal dunia. Ada kemungkinan terjadi reaksi alergi atau ketidakcocokan senyawa kimia obat itu terhadap tubuh beberapa anak di Nigeria. Beberapa tuduhan menyeruak ke publik dan menyatakan bahwa beberapa anak tidak ditangani dengan prosedur yang benar di saat kondisi mereka memburuk.

Klimaksnya, obat-obatan antibiotik tersebut dicabut peredarannya dari Eropa karena dinilai memiliki efek samping yang berbahaya dan bahkan menyebabkan kematian. Ada pihak-pihak yang menuding bahwa perusahaan farmasi tersebut tidak memiliki izin dan persetujuan resmi sebelum menguji coba antibiotik tersebut pada anak-anak di Nigeria.

Baca Juga: 5 Alasan Sains Mengapa Seseorang Bisa Takut Naik Pesawat Terbang

3. Percobaan eksekusi mati dengan cara minum kopi

5 Percobaan Sains yang Pernah Dilakukan, tapi Gagal Total!Pexels.com/Burst

Bagi penggemar kopi, minuman hitam dan pahit ini telah menjadi sebuah minuman yang membahagiakan, bahkan dapat meningkatkan produktivitas sehari-hari. Dalam jumlah yang terbatas, kopi memang memiliki banyak manfaat seperti mengurangi rasa kantuk berlebih, membantu membakar lemak, dan membantu menurunkan stres.

Namun, di zaman dulu, kopi pernah menjadi momok menakutkan di Swedia. Ditulis dalam laman History, para raja dan pemimpin Swedia pernah membatasi, bahkan melarang peredaran kopi karena dianggap dapat membunuh atau membuat peminumnya menjadi hilang kesadaran. Nah, uniknya, untuk membuktikan teorinya, seorang raja bernama Gustav III memberikan kopi pada narapidana sebagai hukuman matinya.

Terpidana mati tersebut diberikan kopi sebanyak tiga gelas kecil per hari. Lucunya, bukannya meninggal, terpidana tersebut justru berusia panjang. Bahkan, Raja Gustav III lebih dulu meninggal dunia dan dikabarkan bahwa mantan narapidana yang rutin dihukum "minum kopi" tersebut meninggal pada saat usianya mendekati 90 tahun.

4. Eksperimen sereal radioaktif yang berujung pada tuntutan hukum

5 Percobaan Sains yang Pernah Dilakukan, tapi Gagal Total!Pexels.com/Jeshoots

The Wall Street Journal memberitakan bahwa Massachusetts Institute of Technology atau MIT telah setuju membayar ganti rugi sebesar 1,85 juta dolar AS (Rp26,8 miliar) atas tuntutan hukum yang mereka dapatkan. Gugatan hukum tersebut merupakan ganti rugi dan pertanggungjawaban hukum terhadap anak-anak yang pernah diberikan sereal radioaktif pada 1940--1950-an.

Pemberian sereal atau makanan ringan tersebut didasari pada sebuah teori yang menganggap bahwa nutrisi dalam makanan lebih mudah diserap oleh tubuh jika ada campur tangan radioaktif. Nah, eksperimen gila dari MIT itu dilakukan terhadap banyak anak tanpa persetujuan resmi dari pihak-pihak yang berkompeten dalam hal medis.

Meskipun tidak didapatkan bukti kuat bahwa paparan radioaktif tersebut membahayakan tubuh anak-anak itu, MIT tetap dituntut karena melakukan uji coba tanpa pengawasan, izin, dan persetujuan resmi dari badan berwenang. Bahkan, kabarnya, MIT pun tidak mengantongi izin tertulis dari orangtua mereka. Yup, bukannya sukses, percobaan aneh ini pun justru gagal total dan berujung pada tuntutan hukum.

5. Eksperimen pengobatan sifilis dengan metode plasebo

5 Percobaan Sains yang Pernah Dilakukan, tapi Gagal Total!chicagotribune.com

Sifilis merupakan penyakit seksual menular yang biasanya ditandai dengan gejala luka pada alat kelamin. Penyakit akibat bakteri ini juga bisa menyebar ke area dubur, mulut, bahkan sekujur kulit jika tidak diobati dengan benar. Dampak terburuk dari sifilis adalah kerusakan otak, jantung, dan organ-organ penting lainnya.

Nah, ada sebuah eksperimen atau percobaan sains aneh untuk mengobati sifilis pada era 1930-an di wilayah perkampungan Afrika/Amerika di Alabama, Amerika Serikat. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa studi tersebut dimulai pada 1932 dengan nama Studi Tuskegee. Penelitian ini juga bermaksud untuk menyelidiki infeksi sifilis pada pria kulit hitam (Afrika) yang dinilai berbeda dengan sifilis pada umumnya.

Studi dan penelitian tersebut melibatkan 600 pria kulit hitam. Adapun, sebanyak 399 orang terindikasi sifilis. Sayangnya, semua orang yang dijadikan sampel tidak pernah diberitahu bahwa mereka terindikasi sifilis. Mereka hanya mendapat informasi bahwa studi tersebut berkaitan dengan program rutin untuk cek darah.

Eksperimen medis tersebut berujung pada kematian banyak pasien akibat sifilis dan komplikasinya. Penyelidikan menemukan fakta bahwa penelitian yang dilakukan ternyata tidak pernah betul-betul mengobati pasien sifilis dengan obat-obatan medis. Mereka justru diberikan pengobatan plasebo (obat kosong) yang tak berdampak apa-apa. Dengan kata lain, pihak ilmuwan sengaja melakukan studi berkenaan dengan metode baru dalam pengobatan sifilis dan berakhir dengan banyak kematian pasien.

Itulah beberapa eksperimen atau percobaan sains yang pernah dilakukan dan hasilnya gagal total. Semoga artikel kali ini dapat menambah ilmu pengetahuan buat kamu, ya!

Baca Juga: 5 Bukti Sains yang Menunjukkan bahwa Mengeluh Akan Memperburuk Hidupmu

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya