ilustrasi penyebab pemanasan global (unsplash.com/Kouji Tsuru)
Ketika atmosfer bumi bersih dari polutan, sinar dan radiasi matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi akan lolos ke ruang angkasa. Namun, berabad-abad aktivitas manusia menyebabkan penumpukan karbon dioksida (CO2) dan polutan udara lainnya. Hasilnya, panas matahari yang seharusnya lolos ke ruang angkasa ini justru berkumpul dan mengelilingi bumi.
Polutan yang memerangkap panas matahari umumnya terdiri dari karbon dioksida, metana, dinitrogen oksida, uap air, dan gas berfluorinasi sintetis. Senyawa-senyawa ini kemudian dikenal sebagai gas rumah kaca dan dampaknya disebut sebagai efek rumah kaca.
Pada dasarnya, iklim bumi terus berubah-ubah selama 800.000 tahun terakhir. Dahulu, penyebab utamanya adalah siklus alam dan fluktuasi. Namun, pada era pemanasan global saat ini secara langsung disebabkan oleh aktivitas manusia.
Terlebih oleh pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, bensin, dan gas yang mengakibatkan efek rumah kaca parah. Natural Resource Defence Council menyebutkan, penyumbang terbesar efek rumah kaca adalah sarana transportasi sebanyak 29 persen, produksi listrik 28 persen, dan aktivitas industri 22 persen.