Mengenal Tritium, Zat Radioaktif di Air Limbah Reaktor Nuklir Jepang

Apakah tritium berbahaya bagi tubuh?

Publik dihebohkan dengan rencana Jepang untuk melepaskan air olahan yang disimpan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke laut beberapa waktu lalu. Air olahan yang dilepaskan Jepang disebut telah melalui serangkaian proses penyaringan dan pengenceran sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan pembuangan.

Pelepasan air ke laut dikhawatirkan menyebabkan pencemaran lingkungan karena adanya zat radioaktif, seperti tritium. Lantas, apa itu tritium? Apakah tritium berbahaya bagi tubuh? Berikut penjelasannya. 

1. Apa itu tritium?

Mengenal Tritium, Zat Radioaktif di Air Limbah Reaktor Nuklir Jepangilustrasi struktur atom (freepik.com/pikisuperstar)

Tritium merupakan atom hidrogen yang memiliki dua neutron dan satu proton di inti atom. Selain dihasilkan oleh reaktor nuklir sebagai produk sampingan, tritium ternyata juga dihasilkan secara alami di atas atmosfer. Dilansir United States Environmental Protection Agency, tritium terbentuk ketika sinar kosmik (radiasi dari luar angkasa) menyinari molekul nitrogen di udara.

Tritium terjadi secara alami di lingkungan dalam konsentrasi yang sangat rendah. Meski dapat berupa gas, kebanyakan tritium dalam bentuk air. Ini terjadi karena tritium radioaktif bereaksi dengan oksigen dan menggantikan atom hidrogen dalam air (H2O) membentuk air bertritium (HTO). Mengutip laman Canadian Nuclear Safety Commission, air yang mengandung tritium memiliki sifat kimia yang sama dengan air pada umumnya, yaitu tidak berbau dan tidak berwarna.

2. Tritium memancarkan radiasi beta yang relatif lemah

Mengenal Tritium, Zat Radioaktif di Air Limbah Reaktor Nuklir Jepangilustrasi radioaktif (freepik.com/rawpixel.com)

Berbeda dengan atom hidrogen normal, tritium memiliki lebih dari dua neutron. Ini membuat inti atom tritium menjadi tidak stabil. Akibatnya, salah satu neutron melepaskan elektron sehingga tritium berubah menjadi helium.

Elektron yang dilepaskan merupakan radiasi sinar beta. Sinar beta tersebut merupakan jenis radiasi yang lemah. Karena radiasi beta yang relatif lemah membuatnya terlalu lemah untuk menembus kulit.

3. Dosis radiasi dari tritium sama seperti jenis lainnya

Mengenal Tritium, Zat Radioaktif di Air Limbah Reaktor Nuklir Jepangilustrasi radiasi alam (unsplash.com/Hendrik Cornelissen)

Efek dari radioaktivitas pada tubuh disebut dosis radiasi yang dinyatakan dalam satuan sievert (Sv) atau milisievert (mSv). Canadian Nuclear Safety Commission menjelaskan bahwa dosis radiasi dari tritium sama seperti dosis radiasi dari jenis radiasi lainnya, termasuk radiasi alam dan radiasi yang diterima ketika menjalani prosedur medis.

Misalnya, masyarakat di Kanada menerima dosis radiasi dari tritium sebesar 0,0001 sampai 0,013 mSv per tahun. Sementara dosis rata-rata yang diterima orang dewasa yang tinggal di dekat fasilitas nuklir sedikit lebih tinggi, yaitu sekitar 0,0015 mSv per tahun. Sebagai perbandingan, dosis rata-rata radiasi alam tahunan yang diterima penduduk Kanada sebesar 1,8 mSv. Penelitian belum menunjukkan dampak kesehatan pada paparan kronis di bawah 100 mSv.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Energi Nuklir, Bukan Hanya untuk Senjata

4. Manusia terpapar tritium dalam jumlah kecil

Mengenal Tritium, Zat Radioaktif di Air Limbah Reaktor Nuklir Jepangilustrasi air minum (unsplash.com/Manki Kim)

Menurut United States Environmental Protection Agency, manusia terpapar tritium setiap hari dalam jumlah kecil karena tritium tersebar di lingkungan dan rantai makanan. Molekul tritium dapat masuk ke tubuh melalui udara yang mengandung tritium atau ketika mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan tritium. Laman TEPCO menyebutkan bahwa tritium memiliki dampak yang kecil jika dibandingkan dengan zat radioaktif lainnya. Sebab, radiasi yang dilepaskan tritium sangat lemah, bahkan tidak dapat menembus kulit.

Tritium ada di lingkungan secara alami dan terdapat pada air minum. Air minum dapat mengandung tritium sekitar 0,1 sampai 1 becquerel per liter, mengutip penjelasan TEPCO. Sementara batas tritium yang aman dalam air minum menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 10.000 Bq per liter.

Menurut Canadian Nuclear Safety Commission, tritium dapat memengaruhi kesehatan secara langsung jika dikonsumsi dalam jumlah yang sangat besar. Seseorang perlu mengonsumsi miliaran becquerel sebelum menunjukkan dampak kesehatan.

5. Tritium tidak terakumulasi pada tubuh

Mengenal Tritium, Zat Radioaktif di Air Limbah Reaktor Nuklir Jepangilustrasi organ tubuh (pixabay.com/www_slon_pics)

Menurut laman United States Nuclear Regulatory Comission, tritium merupakan salah satu radionuklida yang paling tidak berbahaya karena memancarkan radiasi yang sangat lemah. Selain itu, tritium dapat meninggalkan tubuh relatif cepat.

Meski tritium tertelan saat meminum air, tubuh dapat memetabolisme dan mengeluarkannya sehingga tidak terakumulasi di dalam tubuh. Tritium dapat dikeluarkan dengan cara yang sama seperti air melalui urine, uap air, dan keringat.

Jika tritium masuk ke dalam tubuh dalam bentuk air bertritium, tritium akan dimetabolisme sekitar 10 hari. Jika tritium berikatan dengan zat organik, misalnya protein kemudian masuk ke dalam tubuh sebagai tritium yang terikat secara organik, maka sebagian besar tritium tersebut akan keluar dalam waktu sekitar 40 hari.

Tritium merupakan zat radioaktif yang ada secara alami maupun hasil produk samping dari PLTN. Setiap hari manusia terpapar tritium dalam jumlah kecil karena tritium ada di lingkungan dan rantai makanan. Meski masuk ke dalam tubuh, tritium dapat dimetabolisme sehingga tidak terakumulasi di dalam tubuh. 

Baca Juga: 5 Fakta Minuteman III, Rudal Nuklir Berbasis Darat Milik Militer AS

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya