Dilanda Krisis Kemanusiaan, Inilah 5 Fakta Menarik Negara Burundi

World Happiness Report (WHR) merupakan sebuah publikasi atau laporan yang menunjukkan seberapa bahagia penduduk di suatu negara. Beberapa alat ukur dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Bruto (PDB), bantuan sosial, tingkat kesehatan, kebebasan memilih pilihan hidup, indeks persepsi korupsi, dan generosity.

Nantinya, terdapat suatu indeks yang berasal dari komponen-komponen yang telah disebutkan sebelumnya dan dapat menggambarkan tingkat kebahagiaan masyarakat suatu negara.

Dilansir laporan WHR pada tahun 2020, Burundi menempati tingkat kebahagiaan dengan urutan ke-140 dari 153 negara yang diteliti. Urutan 3 terbawah ditempati oleh Afghanistan, Sudan Selatan, dan Zimbabwe. Sedangkan urutan 3 teratas dimiliki oleh Finlandia, Denmark, dan Swiss. 

Pertanian merupakan sektor yang paling vital di negara Burundi. Menurut data Bank Dunia, hampir 80 persen dari penduduk Burundi bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian sendiri memberikan konstribusi sebesar 40 persen bagi PDB di sana.

Meski begitu, akses terhadap air dan sanitasi yang layak di Burundi masih sangat rendah. Dapat dikatakan proses bertani di Burundi masih menggunakan cara yang sangat tradisional. Fakta menarik lainnya adalah hanya 5 persen penduduk di sana yang memiliki akses air dan sanitasi yang layak.

Dilansir Global Finance Magazine, 82,1 persen masyarakat di Burundi hidup dengan 1,25 dolar AS atau sekitar Rp17.500 per harinya. Hal ini membuat Burundi menjadi salah satu negara termiskin di dunia.

Tak hanya itu, negara ini juga mengalami permasalahan kelangkaan makanan, inflasi yang tinggi, dan keterbatasan ekspor yang pastinya menghambat pertumbuhan ekonomi.

Adanya pandemi COVID-19 juga memperburuk kondisi perekonomian yang ada di Burundi. Meskipun begitu, dilansir Worldometer, total kasus positif COVID-19 di negara Burundi tergolong sangat rendah, yaitu sebesar 5.482 kasus per 2 Juli 2021 

Krisis Burundi bermula pada April 2015, ketika presiden Pierre Nkurunziza mencoba untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden untuk ketiga kalinya.

Langkah ini jelas melanggar konstitusi Burundi yang mengatakan, bahwa presiden hanya bisa menjabat 2 kali dalam jangka periode 5 tahun. Namun, protes penolakan ini ditanggapi pemerintah dengan pembunuhan berdarah dingin yang menewaskan ratusan orang.

Dilansir UNHCR, setidaknya ada lebih dari 300 ribu penduduk di Burundi yang mengungsi ke beberapa negara tetangga, seperti Tanzania, Rwanda, Republik Kongo, dan Uganda.

Meskipun sang presiden telah menyatakan situasi sudah aman pada tahun 2017, para pengungsi tetap tidak percaya dan belum mau kembali ke negara asal mereka.

Presiden Pierre Nkurunziza berhasil terpilih untuk ketiga kalinya dalam pemilu resmi di Burundi. Walaupun kemenangannya menyebabkan krisis kemanusiaan pada tahun 2015, meninggalnya sang presiden pada tahun 2021 ini menyebabkan kesedihan yang mendalam bagi sebagian masyarakat di sana.

Dilansir The Guardian, Presiden Pierre Nkurunziza terkena serangan jantung walaupun sebelumnya diduga terjangkit virus COVID-19. Pemerintah setempat mengatakan, jika sang presiden jatuh sakit saat menghadiri suatu pertandingan voli.

Saat itu juga Pierre Nkurunziza langsung dibawa ke rumah sakit. Sayangnya, tim medis di sana tak mampu menolong dan ia dinyatakan meninggal pada 8 Juni 2020.

Nah, itu dia 5 fakta yang tak banyak orang tahu tentang negara Burundi. Semoga krisis kemanusiaan yang ada di Burundi segera terselesaikan.